Cek IDOTT...




SICOM Tidak semua PSK lokalisasi Kedung Banteng (KB) Ponorogo hanya mengandalkan kepiawiannya menjamu tamu lelaki hidung belang di ranjang. Ternyata ada juga PSK yang pandai dan gesit dalam bercocok tanam. Sehingga mereka tidak hanya mengandalkan uang dari para tamu yang membokingnya akan tetapi ia rajin mencangkul menggarap lahan di tengah hutan Jati dan pohon Mahuni yang berada di depan lokalisasi KB tersebut.

Seperti yang dilakukan Wanda (30) warga Probolinggo, Jamilah (31) warga Jombang, dan Siti Fatimah (39) warga Wonogiri. Jika siang, mereka jarang dijumpai di lokalisasi, namun bila malam mereka siap melayani tamu yang membokingnya.

Pasalnya, saat siang mereka berada di tengah hutan layaknya seorang lelaki perkasa. Mereka angkat cangkul dan menggarap lahan milik perhutani untuk di buka sebagai kebun ketela, jagung, padi serta kacang-kacangan dan juga sayur-sayuran.

Wanda mengaku kalau dirinya tinggal di kontrakan di luar lokalisasi di bangunan ruko yang mengelilingi lokalisasi Kedung banteng itu. Ia kontrak ruko untuk tempat tinggal bersama suaminya. Namun karena suaminya sudah membangun gubuk di tengah hutan dan jarang pulang ke lokalisasi maka ruko ditempatinya sendiri. Ia mengaku kalau siang menggarap lahan kebun di tanah perhutani dan malamnya di gunakan melayani tamunya.

“Saya niat pergi dari rumah mencari uang untuk keluarga di kampung dan saya tidak hanya mengandalkan dari uang hasil di ranjang, akan tetapi karena ada kesempatan buka lahan di tanah milik perhutani itu saya ambil lahan dan saya kerjakan sama suami saya, biasa saya siang nyangkul, saya berkebun polowijo, dan sayuran, “ uajrnya.

Begitu juga Fatimah yang juga tidak gengsi dengan kehidupan para teman-teman PSK lainya. Ia juga lakukan hal yang sama dengan Wanda. Siang berkebun di tengah hutan, malamnya mencari uang di ranjang para tamu hidung belang.

“Saya kan dari desa jadi biasa bekerja tani, yang penting kita bisa dapat uang dari bertani juga, kalau hanya mengadalkan tubuh saya kalau sakit bagaimana pasti gak laku,” ungkap Fatimah.

Hal tersebut dibenarkan Ketua RW, Nyoto (60) yang juga sama-sama buka lahan di tanah milik perhutani yang berada di depan lokaalisasi itu.

“Kalau sampean melihat Wanda, Fatimah, Jamila dan satunya lagi siapa ya saya lupa namanya pokoknya di lokalisasi ini ada empat PSK yang juga berkebun di tengah hutan, semuanya kuat seperti orang laki-laki kalau sudah mencangkul di tengah hutan sana, mereka berempat itu tanam jagung, padi, ketela, sayuran, kacang-kacangan, cabe, kunyit dan lainya,” terang orang yang dituakan di lokalisasi itu.

Masih menurut Ketua RW lokalisasi KB, bahwa apa yang dilakukan mereka berempat tersebut menakjubkan. Karena mereka bisa panen jagung hingga 9 ton sekali musim panen.

“Coba bayangkan mas, mereka berempat itu sekali panen jagung dibawa keluar dari dalam hutan itu hingga 9 ton, itu dikerjakan sendiri, kalau lagi punya duit ya dicarikan tenaga untuk membantu penggarapannya,” imbuh Nyoto.

Nyoto juga menegaskan kalau persoalan ketertiban dan keamanan di lokalisasi KB terjamin pasalnya sudah ada kesepakatan dari semua unsur. “Kalau persoalan kemanan dan ketertiban terjamin jangan kawatir, kalau di lokalisasi ini dijaga ketat jadi tidak mungkin ada operasi PSK di bulan suci ini, karena mulai masuknya saja sudah diteliti benar jadi tidak bisa orang luar bawa dan sewa kamar di sini,” ungkapnya.

Nyoto menambahkan, dulu pernah ada kejadian anak di bawah umur menjadi PSK di sini dan itu pun anaknya pejabat Ponorogo. “Saya sempat dipanggil setiap hari untuk penyelesaianya, jadi kita gak ingin loklisasi ini dijadikan tempat pelarian istri orang, anak orang. Kalau dia ingin masuk sini dengan alasan janda harus bisa buktikan surat janda atau cerai kalau tidak kita tolak,” pungkas Nyoto.mal

sumber : http://www.siagaindonesia.com/2014/0...pemuas-syahwat