bolarenaAvatar border
TS
bolarena
Ferguson – Giggs: Like Father Like Son
Gan, Manchester United sekarang terpuruk di posisi 7. Ga ada harapan untuk masuk Liga Champions dan hampir pupus harapan untuk sekedar masuk Liga Eropa. emoticon-No Hope
David Moyes, yang dulu digadang-gadang sebagai The Chosen One, sudah keluar dari Man United dan digantikan oleh manager interim, Ryan Giggs.
Nih gan, ada artikel dari Bolarena tentang kemiripan Giggs dengan Sir Alex Ferguson. emoticon-Toast

Ditulis oleh Ibnu Sina Meliala - @ismeliala

Ferguson – Giggs: Like Father Like Son

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, itulah gambaran performa sang interim player-manager, Ryan Joseph Giggs. Pelatih sementara yang menggantikan David Moyes ini benar-benar menunjukan kemiripan dengan manager terdahulunya, Sir Alex Ferguson.
Memang terlalu dini untuk menilai bahwa Giggs adalah pelatih yang tepat untuk setan merah kedepannya. Namun, euphoria 4-0 tampaknya bisa membuat nama-nama pelatih kelas dunia seperti Luis Van Gaal, Jurgen Klopp, atau bahkan Diego Simeone perlahan pudar dari benak para pendukung Man United.
Selain melumat sang tamu Norwich City dengan empat gol tanpa balas, banyak kemiripan-kemiripan yang dimiliki pemain sekaligus pelatih asal Wales ini dengan pelatih terdahulunya, Ferguson. Kebersamaan mereka yang berumur 22 tahun, dirasa memiliki chemistry yang luar biasa dia antara kedua manusia tersebut.
Ungkapan “the devil is in the details” benar-benar dipertontonkan Giggsy dalam seminggu terakhir ini. Kesamaan yang dimiliki Giggs dengan Ferguson diantaranya:
Classic 4-4-2
Sebelum pertandingan kontra Norwich tadi, publik bertanya-tanya, siapa-siapa saja pemain yang akan menjadi starting XI Man United. Uniknya, susunan starting eleven pertama Giggs dihiasi oleh muka-muka lama. Tak ada nama Marouane Fellaini dan Juan Mata, yang menjadi pembelian the red devils musim ini.
Tanpa adanya Mata di squad Man United, Giggs mengandalkan dua gelandang murni, yaitu Michael Carrick dan Tom Cleverley. Shinji Kagawa dan Antonio Valencia diplot sebagai pemain sayap Man United. Ia pun menurunkan dua strikers sekaligus, Wayne Rooney dan Danny Welbeck.
Jelas ini merupakan formasi klasik Ferguson selama bertahun-tahun menangani Man United. Di era 90-an, Fergie mempercayakan dua gelandang murni, Paul Ince – Roy Keane dan juga Keane – Scholes dan menempatkan dua pemain di sisi sayap, seperti Andrei Kanchelskis, Giggs, David Beckham dan Chirstiano Ronaldo.
Changing Room Effect
Ketika Wayne Rooney mencetak gol di menit 41 melalui titik putih, terlihat jelas raut wajah Giggs yang sedikit frustasi akan penampilan timnya di awal babak pertama. Baru bisa mencetak gol di akhir paruh pertama ketika melawan tim kecil Norwich City di Old Trafford, merupakan sesuatu yang tak lazim bagi tim sekelas Man United.
Team talk yang dilakukan Giggsy di ruang ganti pun membuahkan hasil. Setan merah terlihat lebih agresif dan memulai permainan dengan tempo tinggi. Hasilnya, baru 3 menit babak kedua berjalan, Rooney berhasil menggandakan keunggulan Man United melalui tendangan dari luar kotak penalti, sesuatu yang jarang Man United lakukan di musim ini.
Pada tahun 2001, Man United menghadapi Tottenham Hotspurs di White Hart Lane dan sedang tertinggal 0-3. Namun seusai turun minum, mereka mampu membalikkan keadaan dengan skor yang cukup fantastis, 3-5! Efek ruang ganti yang dinikmati Giggs sekian lama tampaknya berhasil diterapkan dengan baik olehnya sehingga ia mampu merubah permainan Man United tadi malam.
Brilliant Subs
Pada saat ditangani Moyes, kegeraman kerap menghantui para pendukung Man United, salah satunya terkait pergantian pemain. Di awal musim, Moyes pernah mengganti Rooney dengan Smalling pada menit 86 ketika Man United menghadapi Southampton di Old Trafford. Ketika itu, Man United unggul 1-0 melalui gol Van Persie. Namun, kemenangan yang sudah didepan mata pun menguap begitu saja ketika Adam Lallana menyamakan kedudukan di menit 89.
Di rezim Ferguson, tak aneh bila ada pemain belakang yang diganti dengan pemain depan, walau dalam keadaan menang. Fergie lebih berkonsentrasi untuk memperlebar kemenangan dibanding harus deg-degan sepanjang pertandingan. Giggs pun demikian, ia berani mengganti Cleverley dengan Chicharito pada menit 70. Pemain asal Meksiko ini pun nyaris memperbesar kemenangan di detik-detik akhir pertandingan.
Selain berani mengambil keputusan dalam pergantian, Giggs pun jeli dalam melakukan pergantian. Dengan keluarnya Welbeck, Giggs memberi kebebasan penuh bagi Mata untuk bergerak di belakang Rooney. Dan hasilnya, dua gol dicetak pemain asal Spanyol ini di pertandingan tersebut.
Dan yang paling terakhir, yang benar-benar membuat Giggs menyerupai Ferguson adalah ini…

Giggsy time!

SUMBER

Spoiler for Bolarena:


Spoiler for Jadi Penulis Sepak Bola:


Gimana menurut agan-agan? Giggs bisa lanjut bawa MU kah? Atau MU masih harus mencari manager yang lebih profesional? emoticon-Matabelo
0
5K
94
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan