arimanson
TS
arimanson
(Penggemar Bola Masuk) Kakek Yang Tak Sempurna



Sir Alex Ferguson. Sosok yang sangat dikagumi dan sudah menjadi legenda hidup sepak bola dunia karena prestasi luar biasa. Mungkin sangat sedikit fans Manchester United di era sekarang yang melihat masa sulit Fergie pada musim
pertamanya. Kebanyakan fans datang saat Ferguson membawa Setan Merah ke puncak kehidupan sepak bola. 38 trofi diangkat, termasuk 13 gelar juara Premier League dan 2trofi Liga Champions yang jelas merupakan yang paling
istimewa.

Ferguson terlihat sempurna di mata fansnya. Dia yang membuat Man. United tak perlu memiliki banyak bintanguntuk juara. Pengukuhan mental, filosofi yang pasti, dan hairdryer treatment jadi andalannya. Namun, kembali ke filosofi tak ada yang sempurna di dunia, Fergie ternyata juga mampu membuat kesalahan. Bahkan beberapa terjadi karena kesombongan.

Fans Setan Merah tentu mengenal Eric Djemba-Djemba, Anderson, hingga Kleberson yang datang bersama Cristiano Ronaldo. Nama-nama yang dianggap mampu bersinar tapi malah gagal membuktikan diri. Itu belum termasuk David
Bellion dan Luke Chadwick. Fergie tak sempurna dalam bursa transfer, tapi mampu menutupi itu dengan trofi yang selalu diangkat.

Setelah pensiun, Ferguson merilis buku otobiografi yang langsung memecahkan rekor sebagai buku non-fiksi dengan penjualan tercepat di Inggris sejak 1998. Buku tersebut terjual 115,547 buah dalam dua hari saja, yang salah satunya
disebabkan oleh banyaknya pernyataan kontroversial Ferguson di dalam buku tersebut.

Beberapa yang menarik adalah saat sang manajer mengatakan bahwa Steven Gerrard bukanlah pemain top dan Brendan Rodgers membutuhkan delapan pemain anyar jika ingin juara musim ini. Itu belum termasuk pernyataannya yang tak jadi merekrut Jordan Henderson ke Man. United saat masih
melatih dengan alasan gaya berlari sang pemain aneh.

Tapi sebagai manusia yang tak sempurna, Fergie membuktikan ocehan dia di luar lapangan berbanding terbalik dengan performanya saat memimpin para pemain di lapangan hijau. Pikirkan dan telaah tiga pernyataan dia di atas, kemudian bayangkan apa yang terjadi saat ini. Fergie was the man .

Mari flashback sejenak dan Anda mungkin pernah membaca
atau mendengar pernyataan seperti ini.

"He has a grittiness and determination to deliver, no matter
what he is up against. He is a first class manager, who has
always produced a team that allows Everton to be in there
challenging all the time. He has done an amazing job and
always produced a team that represents that club very well."

Pernyataan yang laiknya sebuah firman Tuhan untuk mereka para pemuja. Pernyataan penuh harapan, bahwa dia si pengganti adalah The Chosen One . Tak ada yang berani menyanggahnya. Ferguson memuji David Moyes sebagai first
class manager . Moyes yang dipilih sebagai suksesornya. Anda semua juga pasti ingat dengan kalimat penutup pidato terakhir Fergie di Old Trafford, di mana dia meminta fans mendukung penuh manajer baru nantinya.

Sayangnya, kali ini pernyataan manajer fenomenal ini secara konsisten salah. Moyes tak mampu memimpin skuat kuno yang ditinggal oleh Fergie. Moyes menggelontorkan dana 70 juta pounds untuk dua pemain dan tetap berada di posisi ketujuh. Moyes terlalu "jenius" untuk membuat pernyataan- pernyataan di luar nalar setiap pasca pertandingan. Moyes bukan Fergie yang membuat para pemain bergidik. Yang ada, pemain malah dengan mudah mengeluarkan argumen pada Moyes.

“Welcome to modern football, Man. United!” barangkali jadi hal yang paling pas untuk disampaikan kepada Manchester United. Moyes, yang berhasil memastikan Setan Merah tak tampil di Liga Champions musim depan, serta memberikan
performa inkonsisten yang sangat konsisten, akhirnya digusur dari kursi manajerial klub.

Pada akhirnya, Fergie harus menelan mentah-mentah pernyataannya. Tak ada lagi yang berkata bahwa Man. United adalah tim klasik dengan tradisi selalu memberikan waktu untuk seorang manajer. Apalagi jika melihat statistik, Moyes sebetulnya lebih baik dari Fergie pada 31 laga pertama keduanya. Moyes mencatatkan 18 kali menang, 6 kali seri, dan 7 kali kalah sementara Ferguson
hanya meraih 12 kemenangan, 10 kali imbang, dan 9 kali kalah. Waktu menjadi sangat penting dan keluarga Glazer tak memiliki kesabaran untuk terus bermimpi buruk bersama Moyes.

Menjadi unik ketika Daily Mail mengatakan bahwa Ferguson ternyata menjadi salah satu sosok sentral dalam pemecatan Moyes. Sir Alex Ferguson menelan pernyataannya mentah- mentah. Bukti sahih bahwa dia tak agung-agung amat.
Lucunya, media kenamaan lain, The Guardian, mengabarkan bahwa Fergie akan kembali berandil dalam pencarian manajer anyar Setan Merah musim depan.
Akankah keputusannya nanti kembali berujung pada blunder layaknya kasus Moyes,atau sebaliknya?

Siapapun manajer Man. United, bayang-bayang Ferguson sudah terlalu melekat di semua fans. Sebagai contoh, Louis van Gaal dan Roy Keane dianggap sebagai calon paling kuat menempati kursi manajer dan asisten manajer Setan Merah
musim depan. Apa yang dicari? Ketegasan dan taktik yang jelas. Semua berakar kepada Ferguson. Jika ada sosok yang sedikit banyak mirip dengan Fergie, maka mereka dirasa tepat memimpin skuat Man. United.

Mungkin benar, mungkin tidak. Pada akhirnya tak ada yang sempurna di dunia ini. Yang pasti, kini masa kesempurnaan Setan Merah sedang rehat. Mereka membutuhkan image baru dan pergi dari bayang-bayang Fergie. Mungkin dari seorang manajer antah berantah, manajer mapan, atau salah satu dari
Class of 92.

Mungkin, 24 tahun lagi?
0
958
1
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan