- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengintip Di Balik Layar Godzilla 2014


TS
sepatupreman
Mengintip Di Balik Layar Godzilla 2014

Quote:
ane mau share dikit nih gan.. langsung aja gan..

Quote:

Semangat terus membara jelang rilis film produksi Warner Bros, “Godzilla”, yang akan tayang di bioskop-bioskop pada Mei ini.
Film yang dibintangi Aaron Taylor-Johnson, Elizabeth Olsen dan Bryan Cranston ini sudah dinanti-nantikan oleh para penggemar film sejak pertama kali diumumkan. Namun baik studio maupun sutradaranya, Gareth Edwards, tetap merahasiakan film mereka.
Pada akhir tahun lalu, MSN mengunjungi beberapa lokasi syuting film tersebut yang berbasis di Vancouver, melihat secara lebih dekat pembuatan film “Godzilla”. Tapi apa saja yang kami ketahui mengenai film tersebut dan yang lebih penting lagi tentang makhluk buasnya?
Quote:

Hal pertama yang harus Anda perhatikan ketika masuk ke lokasi syuting film “Godzilla” adalah skala dari benda-benda yang digunakan. Ada beberapa tempat parkir yang dipadati mobil-mobil, bus dan kendaraan militer yang hancur. Logam yang bengkok, reruntuhan dan jendela yang hancur menunjukkan sekilas malapetaka yang ditimbulkan akibat monster yang akan muncul dalam film tersebut.
Pada hari kami berkunjung, para kru tengah mengambil adegan film di dek kapal induk, sebuah set raksasa yang dibangun oleh para kru, saat mereka tengah sibuk.
Quote:

Satu hal yang jelas adalah bahwa skala dari cerita untuk film “Godzilla” sangat besar. Kami diajak ke sebuah tempat bernama “The War Room”, sebuah kantor produksi tempat setiap adegan film disketsa secara cermat dalam bentuk konsep seni.
Ada beberapa adegan di kapal induk, jembatan dan beberapa reaktor nuklir. Latarnya mulai dari Jepang hingga San Francisco. Jelas bahwa film “Godzilla” akan menjadi film yang sangat besar dalam berbagai aspek.
Quote:

Desainer produksi Owen Paterson mengatakan bahwa film tersebut mengisahkan periode mulai 1954 hingga 1999 sebelum akhirnya sampai ke hari ini. “Kisahnya seperti sebuah roadshow. Kami melompat-lompat di antara negara-negara yang berbeda dan periode yang juga berbeda-beda, kemudian kami mengikuti Ford (yang dimainkan oleh Aaron Taylor-Johnson) dan keluarganya melalui sebagian besar film tersebut.
Bertahan dengan petualangannya yang terjadi secara paralel dengan apa yang terjadi dengan Godzilla, yang menjadi tokoh protagonis dalam cerita ini.”
Quote:

Masih ada gajah berbentuk Godzilla di dalam ruangan. Bahkan gambar monster raksasa tersebut terlalu mencolok dengan ketidakhadirannya di set tersebut. Aneh jika sebuah film monster tidak disertai dengan monsternya? Kami akan memberikan cuplikan tentang rupa monster raksasa tersebut, namun kami tidak akan menggambarkannya dari bagian depan.
“Konsep Gareth adalah bahwa ada realitas nyata yang menjadi dasar untuk pembuatan film tersebut,” kata Owen Paterson. “Kami memfilmkan banyak adegan dari perspektif manusia. Orang-orang terjebak dalam tindakan yang tidak selalu berada di tempat yang tepat untuk melihat banyak Godzilla tersebut, namun mereka bisa melihat apa yang dilakukannya dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kehidupan manusia.
Sama seperti ketika kita sebagai manusia bertindak saat melewati semut, Anda tahu kita bahkan tidak benar-benar menyadari keberadaan semut dan hal yang sama terjadi dengan Godzilla. Dia tidak sadar dengan kita sebagai manusia atau bangunan yang beriteraksi dengannya dan juga yang dihancurkannya.”
Quote:

Keputusan untuk memasukkan Godzilla ke dalam latar belakang tersebut mungkin tidak akan mengejutkan semua orang yang melihat film “Monster” garapan Gareth Edwards. Hal tersebut terjadi sebagian karena keterbatasan sutradara saat dia membuat filmnya sendiri dengan anggaran yang ketat.
Tapi meski tidak ada keterbatasan dalam proyek ini, adalah sebuah mentalitas yang dibawa sutradara pada Godzilla, dengan Edwards yang menawarkan penekanan segar pada kisah di atas pertunjukan besar. “Ini benar-benar mengejutkan saya ketika saya berbicara dengan Gareth bahwa Anda jangan mengharapkan kisah yang emosional melalui sebuah film dari jenis ini,” ujar Aaron Taylor-Johnson kepada kami. “Itu adalah tarikan nyata bagi saya dan saya pikir untuk para aktor lainnya yang bermain dalam film tersebut. Rasanya seperti mencoba melakukan sesuatu yang cerdas dalam sebuah film blockbuster.”
Quote:

Pendekatan Edward adalah menawarkan jenis yang sangat berbeda dari blokbuster Hollywood. Tapi jelas bahwa semua orang berada di atas kapal dengan visi yang sama. Ketika berada di lokasi kami bertemu dengan orang-orang paling berbakat di Hollywood mulai dari desainer produksi Owen Peterson (The Matrix Trilogy) hingga sinematografer Seamus McGarvey (The Avengers) dan Jim Rygiel (trilogi The Lord of the Rings) yang semuanya mengagumi pendekatan Edwards terhadap film tersebut.
“Ketika saya datang pertama kali saya sangat tertarik dengan film ‘Monster’ yang digarap Gareth,” ujar Owen paterson kepada kami. “Ini adalah gaya yang sama. Ada lebih banyak adegan action dan tentu saja film yang jauh lebih besar dari film yang satu itu tetapi akan ada kesamaan yang dikenali banyak orang.”
Quote:

Meski namanya dikenal lewat film pahlawan super “Kick Ass”, Aaron Taylor-Johson hanyalah remaja kurus yang kami lihat dalam film-film sebelumnya. Namun dia semakin mengembangkan perannya: “Saya bermain sebagai seorang letnan angkatan laut sehingga saya harus bisa mendalaminya. Dalam hal fisik, menuntut beberapa hal yang perlu saya lakukan.” Aaron mengatakan kepada kami bahwa dia membutuhkan waktu satu bulan untuk mempersiapkan perannya dalam film tersebut, berlatih dengan mantan Sersan Mayor Korps Marinir Jim Dever untuk mempersiapkan perannya.
Bukan hanya fisik yang harus dia latih. “Saya juga harus melatih emosi, lebih dari sebagian besar drama yang membuat saya tampil mengejutkan di dalamnya.”
“Saya letnan angkata laut,” ujar Aaron kepada kami. “Dia adalah seorang pengendali alat peledak yang berarti bahwa dia bisa menjinakkan bom, itulah keahliannya. Dia memliki seorang istri dan anak, dan melalui film ini dia berusaha untuk mendapatkan kembali mereka. Dia bertarung dalam film ini dengan mahkluk dan malapetaka yang terjadi di seluruh dunia dan misi utamanya adalah kembali kepada keluarganya dan membawa mereka bersama-sama. Kisahnya hampir seperti “Seberapa jauh Anda berjuang untuk orang yang Anda cintai’, semacam itu.”
Quote:

Semua orang mengatakan bahwa Gareth Edward adalah seorang sutradara yang ramah, murah hati dan jujur, dan tentu saja datang di saat Anda berbicara dengannya. Dia mengatakan kepada kami bahwa dia adalah “penggemar film monster raksasa” dan mengaku bahwa ia hampir meneteskan air mata dengan “reaksi berlebihan” dari banyak orang di San Diego Comic-Con, yang kagum setelah dia menunjukkan beberapa cuplikannya. “Mereka mulai mewujudkan film tersebut.”
Quote:

Jadi seperti apakah rupa dari Godzilla? “Film tersebut yang menjadi referensi ketika mulai menggarap “Godzilla” berasal dari film-film di era awal 80-an dan 70-an, film yang sedang tenar di masa kecil saya. Saya ingin membuat film yang semacam itu,” ujar Edward kepada kami. “Kami berusaha untuk membuat film yang bertahan sepanjang masa... ketika Anda menontonnya,saya berharap orang-orang merasakan kisah yang sangat saya rindukan dari film-film blockbuster modern yang hanya memikirkan bahwa para penonton akan merasa bosan jika tidak ada yang meledak dalam waktu tiga detik.
Kami berusaha untuk kembali pada akar dari jenis film-film tersebut untuk membuat film.”
Quote:

Semua orang di lokasi tersebut berbicara tentang jenis yang berbeda dari film blockbuster, salah satunya adalah kisah intim yang sesuai dengan skala epik. “Kita semua sangat tertarik dengan pendapat dari para produser film tersebut bahwa hal yang paling penting bagi kita adalah bahwa Anda mendapatkan sebuah tontonan, itu memang berisiko tapi Anda juga benar-benar merasakan hubungan dengan karakter dalam film tersebut, hingga Anda peduli dengan mereka dan yakin kepada mereka,” ujar Edward.
“Sangat penting bahwa film ini bekerja pada level karakter sebelum kita menambahkan lapisan dari aspek film monster... yang bukan hanya film monster Hollywood pada umumnya, tapi juga film yang memiliki jiwa.”
Quote:

Sebelum kami meninggalkan lokasi syuting, kami menonton beberapa cuplikan pra-visualisasi dari film itu sendiri. Bagi yang belum tahu, pra-visualisasi itu seperti sketsa animasi, sebuah ide tentang kisah yang menjadi akhir dari film tersebut dari komputer. Ini baru dibuat tapi cuplikannya sangat menakjubkan. Salah satu adegan yang kami lihat adalah ketika Aaron Tylor Johson melakukan lompatan HALO ke San Francisco yang diserbu monster tersebut.
Produk akhirnya masuk dalam cuplikan film yang baru-baru ini dirilis dan setelah menontonnya saya berani bilang bahwa meski setengah dari film ini berhasil memenuhi janjinya, “Godzilla” yang dulu akan meledak lagi.
Quote:
SEKIAN DARI ANE GAN, KALAU BERKENAN JANGAN
ANE. LEBIH BAIK BELIIN ANE
GAN, KASKUSER YG BAIK PASTI NINGGALIN JEJAK





SUMBER
Diubah oleh sepatupreman 26-04-2014 12:57
0
9.7K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan