Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

keenan12Avatar border
TS
keenan12
( OPINI AJA ) Jokowi lah yang mengubah peta persaingan pilpres
Menarik mengikuti sepak terjang Jokowi mulai dari kemunculannya di pentas nasional.Dimulai dari pemberitaan mobil esemka yang secara cerdas diolah dan ditunggangi oleh Jokowi sebagai pembuka bagi dirinya untuk masuk ke kancah politik nasional.Sejak saat itu mulailah simpati dan dukungan dari masyarakat luas mengalir, dan nampaknya rakyat sudah bisa menerima Jokowi yang memposisikan diri sebagai pemimpin yang rendah hati, nasionalis ( lewat jargon esemka mobil buatan dalam negeri ), pro rakyat kecil dan profesional ( sukses memimpin kota solo ) .

Dan euforia rakyat makin membesar ketika Jokowi memenangi pilkada DKI, dan setahun kepemimpinannya saya anggap juga sangat berhasil jika tolok ukurnya dibandingkan dengan foke.Sungguh sangat munafik orang yang berkata jakarta tidak berubah di tangan jokowi.tapi memang dengan kronisnya permasalahan jakarta tidak bisa setahun 2 tahun bisa diselesaikan.Tapi saya yakin 5 tahun di tangan jokowi jakarta akan menjadi lebih baik

KETIKA NEGARA API MULAI MENYERANG
Lalu tibalah tahun politik, ketika semua partai berlomba-lomba menarik simpati rakyat.Dan isu yang sangat santer saat itu terutama di PDIP adalah mengusung jokowi menjadi presiden yang memang sangat populer. Saya sempat tenang ketika jokowi dalam berbagai kesempatan menolak untuk di capreskan.Tapi nyatanya manusia tidak bisa dipisahkan dari nafsu berkuasa.Meskipun mengkhianati komitmen dengan gerindra yang setia sejak 2009.

PETA CAPRES SEBELUM DEKLARASI JOKOWI
Sebelum jokowi nyapres, sebenarnya ada dua kutub politik di indonesia koalisi dipimpin Demokrat vs PDIP+gerindra, dan kemungkinan capres yang diusung adalah Dahlan Iskan ( elektabilitas tertinggi konvensi demokrat ) vs Prabowo ( cawapresny Puan ).bagi PDIP ini sebenarnya ideal bagi partai berparadigma kuno yang masih mengandalkan nama trah sukarno, mega juga masih nyaman karena ada nama anak mega sebagai cawapres, kemungkinan menang pilpres juga besar.tapi sensasi jokowi merubah segalanya, ada elit PDIP yang berpikir untuk memanfaatkan jokowi effect dengan tujuan mengusung Jokowi-Puan, dengan mengusung kader sendiri akan lebih mudah dikendalikan partai daripada Prabowo-Puan.Tapi kenyataannya ini malah menjadi blunder, jokowi effect tidak mampu mendongkrak suara PDIP secara signifikan, yang mengharuskan PDIP berkaolisi denga partai lain.yang tentu saja kemungkinan puan cawapres tertutup.

Dari sinilah muncul bibit perpecahan di PDIP, disaat prabowo makin menguat, Mega mulai ragu kepada jokowi, mega tetap punya kepentingan untuk mendudukkan puan di posisi wapres sebagai penerus trah sukarno, tapi sudah salah langkah dengan pencapresan jokowi.menarik kita simak lanjutan sinetron politik ala PDIP

AH NGOMONG APA AKU INI, MBURUH LAGI AHHH
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
3K
15
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan