Quote:
Mobil listrik sekelas city car ini merupakan hasil rancangan dan produksi Dasep Ahmadi. Saat masih berbentuk purwarupa, Dahlan pernah mencoba mobil listrik ini dari pabriknya di Depok menuju Jakarta.
Dasep memberikan 3 pilihan mobil listrik Evina yaitu Standart (S) mencapai 800 kg, untuk seri Grand(G) dan Deluxe (L) berbobot 900 kg. Sementara dimensinya memiliki panjang 345 cm, lebar 149 cm, dan tinggi 160 cm.
Mobil listrik Dasep rencananya bakal dibanderol Rp 200-300 juta on the road Jakarta. Akan lebih murah jika dapat subsidi dari pemerintah.
Mengenai mobil, mobil listrik made in Depok buatan Dasep Ahmadi ini diperkuat baterai lithium ion sebanyak 36 buah dengan kapasitas baterai yang mencapai 21 kWh yang mampu berjalan hingga sejauh 130 kilometer dengan sekali isi.
Mobil listrik nasional tersebut sangat fleksibel dan bisa melakukan pengisian di rumah dengan tegangan 220 V dan hanya membutuhkan waktu 4-5 jam hingga baterai tersisi penuh. Sementara dengan cara sistem cepat hanya membutuhkan waktu 30 menit pada tegangan 220 V.
Quote:
Mobil listrik bernama 'Si Lumba-lumba' alias Tucuxi ini merupakan hasil rancangan dan produksi Danet Suryatama. Mobil ini dirancang menjadi sekelas mobil sport bahkan pernah mendapat julukan 'Ferrari' listrik Indonesia.
Mobil listrik bernuansa merah ini resmi diperkenalkan oleh Dahlan kepada publik di depan kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Minggu 23 Desember 2012 silam. Mobil ini diklaim punya kemampuan yang sama dengan mobil bermesin 3.500 cc.
Danet yang lulusan ITS ini punya perusahaan Electrikcar di Amerika. Untuk membuat bodi mobil, Danet mempercayakan rumah modifikasi Kupu-kupu Malam di Yogyakarta.
Mobil Tucuxi memiliki lebar 1.995 mm tinggi 1.200 mm, jarak sumbu roda 3.110 mm, ground clerance 150.9 mm dengan bobot 1.112,1 Kg.
Kelistrikan:
Baterai : Lithium Iron Phosphate or Nano-Lithium
Jarak jelajah: 321-482 km sekali isi baterai penuh
Motor : 200KW (268HP) Permanent Magnet AC
Waktu pengisian: tergantung sistem, bisa 4 jam
Kapasitas: 2 (+2) or 4 passengers
Kecepatan maksimum: 193 km per jam
Bodi: Aramid-Carbon Fiber Composite
Sayangnya, mobil ini hancur ketika diuji coba oleh Dahlan. Dahlan mengalami kecelakaan di Plaosan, Magetan pada Sabtu 5 Januari 2013. Ricky Elson yang juga perancang mobil listrik lain berada di samping Dahlan saat kecelakaan itu. Beruntung keduanya selamat tanpa mengalami luka parah.
Quote:
Dua bulan berselang setelah insiden tersebut, Dahlan menugaskan Ricky yang merupakan salah satu 'Putra Petir' untuk mengembangkan mobil listrik sport bernama Selo.
Untuk desain, Dahlan menyerahkan semuanya rancangan mobil kepada Ricky. Untuk harga, mantan bos PLN ini menuturkan harga mobil Selo lebih murah daripada Tucuxi. Selo sendiri, diambil dari nama dari bahasa Jawa yang memiliki arti batu.
Sepintas, kendaraan listrik ini mirip dengan mobil super asal Eropa, namun terciptanya mobil berbalur warna kuning ini cuma lewat tangan anak bangsa di rumah modifikasi Kupu-kupu Malam Yogyakarta.
Mobil listrik kebanggan masyarakat Indonesia ini menggunakan baterai 360 Volt, 140 ampere buatan Nippres. Motor listriknya berdaya 150 kW setara tenaga 190 Hp yang masih didatangkan dari Amerika lewat produk EV drive.
Jika terisi penuh bisa berjalan sejauh 200 km. Pengisian dari kosong membutuhkan waktu 4 jam dengan quick charger yang menggunakan listrik 3 phase. Kalau menggunakan charger kecil yang hanya 1 phase butuh waktu 8 jam dari kosong hingga terisi penuh.
Total pembuatan mobil listrik Selo ini membutuhkan waktu 8 bulan, 2 bulan sketsa dan 6 bulan produksi. Dana yang dikucurkan senilai Rp 1,5 miliar yang terbagi Rp 400 juta untuk baterai, Rp 300 untuk motor listrik dan sisanya untuk bodi dan kaki-kaki.
Quote:
Selain Selo, Ricky bersama timnya sempat mengerjakan mobil listrik kelas MPV bernama Gendhis. Bersama Selo, mobil berukuran cukup besar ini dipamerkan di KTT APEC yang digelar di Bali pada 5-7 Oktober 2013 lalu.
Gendhis pernah mengalami insiden kecil, yaitu baterainya terbakar. Salah satu petugas yang melakukan pengisian baterai lupa mematikan charger sehingga isi baterainya terlalu penuh.
Quote:
Kementerian Riset dan Tekonologi (Ristek) meluncurkan prototipe minibus listrik berkapasitas 15 orang penumpang pada acara Hari Kebangkitan Taknologi Nasional ke-17
Menurut Kepala Penelitian bidang Transportasi LIPI Abdul Hafidz pembuatan prototipe minibus listrik tersebut telah menelan biaya mencapai Rp 1,5 miliar.
Sudah ada Industri otomotif yang tertarik terhadap prototipe minibus listrik tersebut. Paling lambat 5 tahun ke depan bis listrik berkapasitas 15 penumpang ini siap diproduksi massal.
Quote:
Bus listrik Dasep dikembangkan PT Sarimas Ahmadi Pratama di Depok, Jawa Barat. Bus ini mampu mengangkut 18 orang termasuk pengemudi. Bus listrik yang dibiayai oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ini juga dilengkapi fasilitas 2 pintu otomatis untuk ke luar masuk penumpang.
Di dalam kabin penumpang, kursi dibuat dalam kondisi berhadap-hadapan. Penumpang pun dimanjakan dengan fasilitas pendingin udara dan audio. Bus listrik ini pun tidak mengeluarkan suara yang bising saat melaju seperti bus berbahan bakar minyak (BBM).