onlysatuhari
TS
onlysatuhari
HIDUP JANGAN MENTANG-MENTANG
"Gw gak berpendidikan apa-apa..ke Jakarta gak bawa apa-apa..gw bisa buat lo begini...terus lo bisa apa???".

Itu sepenggal kalimat yang terucap seorang ayah kepada anaknya. Kisah nyata yang dialami teman saya, beberapa waktu lalu dia menceritakan beberapa pengalaman hidupnya kepada saya.

"SADIS" itu yang bisa saya katakan, namun dibalik kesadisan itu ada tujuan mulia. Saya minta ijin kepadanya, agar ceritanya saya tulis. Dia setuju dengan syarat jangan dicantumkan namanya, alesannya takut tenar katanya hehehe.

Bapaknya bekerja di perusahaan asing di Jakarta. Hingga umur 45 tahun, ia mengabdi di perusahaan itu meski tingkat jabatannya sekelas OB (Office Boy), namun beliau mensyukuri dan menikmati pekerjaannya.

Keinginan terbesar bapaknya yaitu menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi kemudian melepaskan anak-anaknya ke dunia nyata untuk berhasil meraih cita-cita.

Terkadang di malam hari bapaknya cari kerja sampingan untuk menambah penghasilan. Dia relakan waktunya bersama keluarga tersita untuk biaya menyekolahkan ketiga anaknya ke perguruan tinggi.

Selepas lulus kuliah, bapaknya menyuruh teman saya untuk keluar dari rumah untuk hidup mandiri, bekerja, menikah dan harus berhasil.

Dia hanya dibekali doa dari kedua orang tuanya serta ilmu selama ia sekolah hingga kuliah. Uang dan pekerjaan harus ia cari sendiri. Jangan dulu pulang sampai dia bisa berhasil.

Saya sempat bertanya padanya, "Apa kamu gak dendam sama bapakmu digituin?". Dia menjawab, "Justru saya makin sayang sama bapak, karena caranya mendidik dan kerja kerasnya membuat saya bisa memaknai kehidupan di luar sana".

Hasil kerja kerasnya meski sekelas OB, bapaknya bisa nabung hingga mempunyai kontrakan 8 pintu, 20 sertifikat tanah ribuan meter persegi.

Bapaknya bilang begini, "Gw punya semuanya ini gak bakalan gw warisin sama anak-anak gw, tapi semuanya buat cucu-cucu gw".

Terenyuh saya denger ceritanya, betapa pahit kehidupan yang dijalaninya. Gak bisa saya bayangkan, sejak kecil hingga SMA dia gak pernah nonton TV dirumahnya, bukan karena harga TV mahal atau tidak mampu beli, tapi bapaknya ingin mendidikan anak-anaknya untuk berhasil.

Bener-bener saya baru nemuin cerita dan cara mendidik anak seperti ini, yang gak abis pikir lagi kalo temen saya butuh peralatan untuk sekolah, semisal kalkulator, bapaknya bakalan beli-in kalkulator itu seharga TV Ck ck ck ck.

Masa-masa tersulitnya ketika dia baru bekerja di Jakarta. Dengan penghasilan sebulan 1jt, anak satu baru lahir dan dua adiknya yang baru lulus kuliah ikut numpang di rumah kontrakannya. Teman saya harus mengatur uangnya agar cukup untuk sehari-hari. Kejadian itu menyadarkannya bahwa "This is life".

Kini dia punya anak tiga lucu-lucu, belum lama ini dia kasih tahu saya bahwa dia sudah bisa beli rumah baru hasil keringatnya sendiri. Dia merasa didikan bapaknya sangat berarti, meski merasa belum bisa membanggakan orang tuanya, setidaknya usaha dan kerja kerasnya membuahkan hasil.
Dia tidak mengharapkan warisan berupa harta benda, namun ilmu dan pengalaman hidup pelajaran paling berharga yang bisa dia dapat dari bapaknya.

Cita-cita terbesarnya yaitu mengikuti jejak bapaknya untuk mendidik anak-anaknya kelak. Modifikasi dikit, dia bilang "Setelah anak-anak saya selesai kuliah, mereka harus bikin proposal untuk membuat usaha sendiri modal yang berasal dari uang pensiunku nanti".

"HIDUP JANGAN MENTANG-MENTANG", memberikan jalan hidup sederhana tapi penuh dengan tujuan yang sangat mulia.

Wujudkanlah cita-cita seorang bapak untuk mendidik anak-anaknya sesuai tujuan. Untuk seorang bapak yang cerdik pasti punya tujuan baik untuk anak-anaknya, meski pahit diawal perjalanannya.

Salut untuk teman saya yang satu ini "Q".
0
5K
70
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan