Presiden Ukraina mengatakan operasi besar-besaran dengan melibatkan angkatan bersenjata akan dilakukan di bagian timur karena milisi pro-Rusia menduduki sejumlah gedung pemerintah.

Presiden sementara Oleksandr Turchynov mengatakan dia tidak akan membiarkan apa yang terjadi di Krimea terulang.

"Kami tidak akan membiarkan Rusia mengulang skenario Krimea di Ukraina bagian timur," kata Presiden Turchynov.

Turchynov mengatakan tidak akan menghukum milisi yang menyerahkan senjata pada hari Senin (7 April).

Pidato langsung di televisi dari parlemen dilakukan karena kekuatan pendukung Rusia menargetkan beberapa kota.

Moskow sangat menentang rencana Kiev menggunakan angkatan bersenjatanya.

Sebelumnya sekretaris jenderal NATO menyampaikan kekhawatiran tentang perkembangan keadaan di kawasan.

Duta besar Amerika Serikat untuk PBB mengatakan serangan akhir minggu ini memperlihatkan "tanda-tanda keterlibatan Moskow".

Tetapi Kremlin menyangkal terlibat dalam berbagai peristiwa di Ukraina timur.

Ukraina timur memiliki penduduk berbahasa Rusia dalam jumlah besar dan telah terjadi serangkaian unjuk rasa di sana sejak diturunkannya Presiden Ukraina pendukung Rusia Viktor Yanukovych pada bulan Februari.

(bbc/bbc)

Rusia Desak PBB Turun Tangan Atasi Krisis Ukraina





NEW YORK – Rusia meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan pertemuan membahas krisis yang terjadi Ukrania Timur. Berdasarkan informasi, Ukrania akan mengerahkan pasukan bersenjata untuk menahan para demonstran pendukung Rusia.

“Sudah ada pertumpahan darah dan eskalasi lebih lanjut harus cepat dihentikan,” ungkap Duta Besar Rusia Vitaly Churkin, seperti dikutip The Guardian, Senin (14/4/2014).

Berdasarkan informasi, pasukan khusus Ukrania terlibat baku tembak dengan para demonstran di kota Slaviansk pada Minggu 13 April 2014 pagi waktu setempat. Baku tembak tersebut menyebabkan sekira satu petugas keamanan tewas dan lima warga terluka.

Insiden tersebut berlangsung setelah para demonstran mengenakan perlengkapan perang berpakaian militer pada Sabtu 12 April 2014. Para demonstran tersebut membangun penghalang jalan di kota sekira 150 kilometer (km) dari perbatasan Rusia. Aksi tersebut juga diikuti di beberapa kota lain di timur Ukrania.

“Masyarakat Internasional harus meminta Kiev untuk berhenti dan melaksanakan semua komitmen,” lanjut Churkin.

Sebelumnya, krisis yang terjadi di Ukrania Timur disebabkan keinginan masyarakat untuk bisa bergabung dengan Rusia seperti yang terjadi dengan Crimea. Kini makin banyak daerah di Ukraina yang ingin melepaskan diri. (faj)

Eropa Ragu Dukung AS Kenakan Sanksi ke Rusia





INILAHCOM, Washington – Amerika Serikat tengah bekerja keras untuk meyakinkan sekutunya di Eropa agar bersedia menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Associated Press mengabarkan Sabtu (12/4/2014), para menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu Senin (14/4/2014) guna membahas penalti tambahan bagi Rusia. Pertemuan itu dilakukan menanggapi permintaan Presiden Obama yang hendak menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap sejumlah industri dan pejabat tinggi Rusia.

Bulan lalu Uni Eropa telah memberi sanksi kepada 33 pejabat Rusia, sedangkan AS menetapkan 31 orang. Sejumlah perusahaan AS juga dilarang melakukan transaksi perdagangan dengan Bank Rossiya yang asetnya sebesar $ 10 milyar dimiliki para kroni Presiden Vladimir Putin.

Namun langkah Obama itu terganjal dengan sikap Eropa yang ragu-ragu. Sikap itu bisa dimengerti mengingat Uni Eropa punya hubungan dagang cukup erat dengan Rusia. Tanpa lewat Ukraina, Uni Eropa membeli tiga perempat ekspor minyak mental dan gas alam langsung dari Rusia.

Bila perusahaan AS dilarang berdagang dengan Rusia, niscaya perusahaan dunia lainnya dengan gembira menggantikan mereka dan berdagang langsung dengan Moskow. Akibatnya, sanksi ekonomi AS itu didukung pula oleh Eropa. ‘’Kenyataannya sanksi AS tidak banyak berdampak bagi ekonomi Rusia,’’ kata Eswar Prasad, profesor Cornell University yang pernah bekerja di Dana Moneter Internasional/IMF.[bah]

Makin panas aja nih suasananya
Semoga tetep damai aja deh, jangan sampai jadi pemicu WW III :

Tambahan dari kaskuser lain: