Pada tahun 1879, sebuah jurnal kesehatan mencatat bahwa anak-anak yang menyukai aktivitas mengisap berarti sedang memuaskan hasrat untuk terus menggerakkan rahang mereka. Dalam istilah bahasa kedokteran, hal ini disebut juga sebagai “masturbasi”untuk mencari kenyamanan. Empeng merupakan perlengkapan bayi yang terbuat dari bahan karet, plastik atau silikon untuk memuaskan keinginan bayi untuk mengunyah. Dot bayi pada umumnya berbentu lonjong dengan penahan di bagian tengah dan pegangan. Penahan di bagian tengah dibuat dengan ukuran lebih besar agar tidak tertelan oleh buah hati.

Pada tahun 1680-an di Inggris, dot bayi tidak terbuat dari plastik atau karet melainkan tongkol jagung.
Tongkol jagung memang memiliki bentuk yang sama seperti puting payudara ibu. Dot kuno ini bisa membuat si kecil tertidur lebih cepat. Pada abad ke-17 hingga 19, dot bayi tidak lagi terbuat dari tongkol jagung tetapi gading gajah, batu koral atau tulang. Tulang dari hewan dipercaya dapat memberikan energi ajaib sehingga membuat bayi tidur lebih cepat. Alternatif lain dari tulang hewan adalah dot bayi dengan gula. Dibuat dengan membungkus sesendok gula lalu diikat dan diberikan pada si kecil. Air liur si bayi akan secara perlahan melelehkan gula sampai habis. Selain gula, dot bayi juga bisa diberi irisan daging agar si kecil tidak bosan saat mengisap.

Empeng bayi baru dipatenkan pada abad 19 sebagai perlengkapan wajib bayi dan disebut sebagai alat yang bisa membuat nyaman si kecil. Pada tahun 1902, sebuah perusahaan di New York memproduksi dot baru dengan 2 sisi yang berbeda yaitu keras dan kenyal. Si kecil bisa memilih sisi mana yang ingin ia hisap. Meskipun dot bayi terlihat membuat si kecil nyaman, para dokter menganjurkan orang tua untuk memberikan benda ini pada tahun pertamanya saja.

https://id.she.yahoo.com/sejarah-dot-bayi-yang-memanjakan-rahang-si-kecil-115236603.html