Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum memberi jatah 21 hari bagi seluruh partai politik untuk melakukan kampanye terbuka. Para petinggi Parpol pun turun langsung keliling Indonesia untuk menjadi juru kampanye.
Mereka memanfaatkan waktu yang singkat ini untuk pergi dari Sabang sampai Merauke mencoba menemui rakyat guna menjual parpol mereka. Jika mengandalkan penerbangan reguler, tentu jadwal tak akan terkejar.
Maka para petinggi Parpol pun khusus menggunakan pesawat khusus untuk kampanye. Ada yang menyewa khusus. Banyak juga yang sudah memiliki jet pribadi.
Jet para ketua parpol ini tentu berbeda dengan pesawat biasa. Dirancang khusus untuk VIP dengan segala kemewahannya. Jelas berbeda rasanya dengan naik pesawat kelas ekonomi.
Berikut jet mewah para petinggi Parpol tersebut :
Quote:
1. Prabowo Subianto (Gerindra)
Embraer Legacy 600
Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto punya jet pribadi Embraer Legacy 600. Pesawat yang didesain sangat mewah ini memang hanya diperuntukan untuk VIP.
Penumpang yang bisa diangkut hanya 13 orang. Pesawat buatan Brasil yang disebut-sebut harganya mencapai Rp 250 miliar ini bisa terbang dari Jakarta hingga Papua untuk mendukung pergerakan kampanye Gerindra.
Pada Kampanye tahun 2009, jika membawa kru pendukung lebih banyak seperti wartawan atau pengawal, biasanya Prabowo menggunakan pesawat carteran dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Mobilitas Prabowo memang tinggi, dia jarang menginap di kota tempat kampanye dan sering memilih kembali ke Jakarta.
Quote:
2. Megawati Soekarnoputri (PDIP)
Boeing 737-800 New Generation with 'Indonesia Hebat' tagline
PDI Perjuangan menyewa dua pesawat jenis Boeing 737-800 New Generation milik Lion Air selama masa kampanye tahun ini.
Pesawat tersebut didesain khusus untuk kampanye PDIP di seluruh penjuru Indonesia. Selain itu, pesawat tersebut juga sengaja dituliskan tagline PDI Perjuangan 'Indonesia Hebat' dengan latar belakang berwarna putih.
Berdasarkan informasi yang dihimpun merdeka.com , pesawat buatan Amerika Serikat tersebut dirombak secara khusus untuk kampanye PDIP serta permintaan khusus para petinggi PDIP .
Rombakan tersebut terbukti dengan adanya pengurangan kapasitas penumpang yang tadinya mencapai 189 penumpang menjadi 62 penumpang dengan rincian 20 kursi untuk kelas bisnis dan 42 tempat duduk kelas ekonomi.
Untuk kelas bisnis, kursi yang dibalut dengan kulit berwarna merah yang melambangkan warna kebesaran partai. Sedangkan untuk kelas ekonomi, tempat duduk berwarna biru dengan satu baris berisi tiga penumpang.
PDIP mengaku pesawat ini sumbangan para pengusaha yang simpati pada perjuangan partai.
Quote:
3. Surya Paloh (Nasdem)
Jet Embreaer Lineage 1000
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam kampanyenya keliling Indonesia menggunakan dua pesawat pribadi miliknya. Satu pesawat Jet Embreaer Lineage 1000 digunakan untuk dirinya dan pejabat partai, sementara satu pesawat jet lainnya untuk rombongan wartawan.
"Agar lebih mudah dalam mobilitasnya," ujar Wasekjen Partai NasDem Willy Aditya di Surakarta, Kamis (26/3).
Surya Paloh telah berkampanye di beberapa daerah seperti Bandung, Palangkaraya, Medan dan Padang. Dia selalu menggunakan jet pribadinya untuk pindah dari satu kota ke kota lain.
Selain itu, rombongan wartawan juga difasilitasi satu pesawat jet pribadi miliknya yang selalu mengikuti Surya Paloh kampanye.
Quote:
4. Abu Rizal Bakrie (Golkar)
Jet Embreaer Legacy 500
Helikopter
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya menyewa pesawat untuk mengejar waktu berkampanye yang dinilai sangat sempit, yakni selama 21 hari. Ical memang memiliki pesawat jet, tapi kampanye kali ini dia memilih menyewa pesawat yang kapasitasnya lebih besar.
Selain pesawat jet, Ical juga menyewa helikopter. Pesawat berbaling-baling itu digunakan jika kampanye di satu pulau.
Ical mengaku kampanye dengan naik pesawat untuk menghemat waktu. Jalan darat yang bisa makan waktu 4 jam, bisa ditempuh dalam 20 menit.
Total dana kampanye Partai Golkar yang dilaporkan kepada KPU, yakni mencapai Rp99 miliar yang berasal dari sumbangan caleg.
Dari total dana Rp 99 miliar tersebut, disebutkan ada seorang caleg yang menyumbang hingga Rp 500 juta dan terendah Rp20 juta.
Quote:
5. Jokowi (PDIP)
Garuda Indonesia Economy Class
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) malam ini menyambangi Provinsi Lampung guna berkampanye untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) besok. Jokowi beserta rombongan menaiki pesawat Garuda Indonesia GA 76 kelas ekonomi.
Pantauan merdeka.com, Jumat (21/3), Jokowi tiba di bandara Soekarno-Hatta pada pukul 15.20 WIB. Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam tersebut langsung berbaur dengan penumpang tujuan yang sama. Bahkan, para penumpang pun menyapa Jokowi .
"Halo Pak Jokowi , mau ke Lampung juga ya Pak," sapa salah seorang penumpang.
Jokowi juga didampingi caleg PDI Perjuangan Hendri Yosodiningrat yang juga merupakan Ketua Gerakan Anti Narkoba (Granat) dan pengamat intelijen Andi Widjayanto. Di dalam pesawat, Jokowi duduk di kursi kelas ekonomi urutan 43 H bersama dengan Andi. Sedangkan, Hendri duduk di kursi kelas eksekutif yang berada di kursi terdepan.
Pesawat Garuda tersebut rupanya ditunda, yang seharusnya terbang pada pukul 15.05 menjadi 16.50 WIB lantaran padatnya arus lalu lintas di Bandara Soekarno Hatta. Akhirnya, Jokowi dan para penumpang lainnya harus menunggu. Jokowi pun terlihat lelah usai aktivitasnya di Balaikota, Jakarta Pusat.
Setelah menempuh perjalanan selama 25 menit, pesawat pun akhirnya mendarat mulus di Bandara Raden Inten II kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun merdeka.com, Jokowi akan berkampanye di dua lokasi di wilayah Lampung. Pertama, mantan wali kota Solo ini akan kampanye di Seputih Raman, Lampung Tengah dan Kampung Tua Benggalang, Tulang Bawang. Setelah itu, Jokowi langsung bertolak ke Bali untuk kampanye bersama Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Jokowi Cuma Berani Pakai Kelas Ekonomi
JAKARTA, KOMPAS.com — "Is he Jokowi (Joko Widodo)?" tanya salah satu warga negara asing yang menumpang pesawat Garuda Indonesia rute Solo-Jakarta, Minggu (14/4/2013) malam. Penumpang itu bertanya kepada rekannya ketika suasana kelas ekonomi sedikit riuh setelah Jokowi melintas bersama ibundanya, Sujiatmi Notomiharjo.
Orang asing lain yang duduk di barisan tengah lalu berdiri untuk melihat Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Jokowi duduk di bangku nomor 28 atau di deretan belakang. "I can't see. Where is he?" kata penumpang lain sambil celingak-celinguk mencari celah.
Malam itu, Jokowi usai menghadiri rangkaian acara deklarasi pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko yang diusung PDI Perjuangan sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/4/2013). Jokowi datang ke kampung halamannya pada Sabtu (13/4/2013) sore.
Ketika tiba di Bandara Adi Sumarmo, mantan Wali Kota Surakarta itu sudah disambut masyarakat Solo. Begitu pula selama acara deklarasi di Stadion Manahan. Masyarakat berebut untuk berjabat tangan atau foto bersama.
Ketika berbincang-bincang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jokowi mengaku masih suka kembali ke Solo. Biasanya, ia kembali untuk menghadiri acara nikahan kerabat di akhir pekan. "Anak-anak kan juga di sana (Solo)," kata Jokowi.
Lalu, mengapa Anda duduk di kelas ekonomi? Jokowi bercerita, jika bepergian ke luar kota ketika masih menjadi pengusaha dulu, ia memang biasa duduk di kelas bisnis Garuda. Namun, ia memilih turun kelas setelah menjadi orang nomor satu di Surakarta. Kebiasaan itu diteruskannya ketika menjadi DKI 1. "Kalau dulu beli tiket bisnis kan pakai duit saya. Kalau sekarang kan duitnya masyarakat (dari gaji). Enggak berani saya (duduk di kelas bisnis)," kata Jokowi sambil menarik satu kopernya.