Dari dulu, ane pengen banget punya mobil sendiri. Alasannya sederhana, ane pengen ngajakin seluruh keluarga ane berpetualang ke tempat-tempat seru pas liburan. Maklum, dari ane lahir sampai sekarang umur 21, kami sekeluarga belum pernah jalan bareng. Kendalanya cuma 1 menurut ane, kami nggak punya mobil buat bepergian. Selain itu, orangtua ane bisa dibilang pelit, atau hemat menurut mereka. Kalau memang nggak terlalu penting, mereka nggak akan mau mengeluarkan duit. Karena alasan itulah ane pengen punya mobil sendiri. Impian yang ane nggak tau kapan akan terwujud

Orangtua ane hanya PNS biasa yang punya 4 orang anak untuk dinafkahi. Ane yakin duit mereka tiap bulan habis buat kami berempat. Jangankan beli mobil, rumah aja sampai sekarang nggak pernah direnovasi.
Sekarang mereka berdua sudah pensiun. Kedua kakak ane pun udah berkeluarga. Itu artinya beban orangtua semakin berkurang. Rumah juga udah nggak serame dulu lagi. Tapi tetep aja orangtua nggak ada keinginan beli mobil dengan alasan keuangan. Lagipula, orangtua ane nggak pengen Banjarmasin tambah macet. Ngeles.

Ane juga nggak maksain mereka buat beli mobil hanya untuk pergi liburan bareng, sih. Ntar jadi beban. Biarlah mereka menikmati masa tua mereka. Saatnya kami, anak-anaknya, yang membalas budi orangtua.

Saat ini ane masih kuliah. Sambil ngumpulin duit juga biar bisa membuat mimpi ane nyata. Tabungan ane emang masih dikit. Tapi nanti, pas ane udah kerja dan berpenghasilan tetap, ane harap bisa ngajak orangtua liburan pakai duit dan mobil ane pribadi sebelum mereka “pergi”. Pergi? Yap. Soalnya mereka udah tua dan nggak ada yang bisa menjamin mereka akan hidup 100 tahun lagi. Ane pengen beliau melihat ane berhasil. Ane pengen kita seperti keluarga-keluarga lain yang kalau weekend jalan-jalan entah kemana. Yang penting bisa bersama-sama dan tertawa sepanjang hari.

Ane nggak tau kapan, tapi ane udah punya pilihan mau beli mobil yang mana. Ane jatuh cinta pada pandangan pertama pada mobil ini saat ke rumah pacar ane. Ane liat di halaman rumahnya ada mobil yang super keren. Ane tanya pacar ane.
“Itu mobil namanya apa?”
“Toyota Rush,” jawabnya singkat.
“Kan kemaren pake ‘mobil sejuta umat’?”
“Udah dijual. Norak. Mending ini,” ujarnya enteng.
Ane liat emang lebih keren yang “ini” daripada yang sebelumnya.

Saat itulah pilihan ane jatuh cinta pada Toyota Rush. Dan sampai saat ini, Rush masih jadi mobil “impian” ane.

Besoknya, ane langsung googling toyota Rush. Setelah dapat informasi tentang Toyota Rush, ane semakin yakin kalau ini mobil emang pas banget buat ane dan keluarga. Makin cinta, deh, ane ama Rush.

Kebetulan ane orangnya suka bertualang. Dari SMP sampai SMA ane ikutan pramuka. Jangan tanya dasa dharma pramuka, ane nggak apal. Tujuan ane ikut pramuka cuma buat bertualang. Dan kayaknya Toyota Rush pas banget buat jadi “pendamping” ane saat bertualang ke tempat-tempat seru. Soalnya dari informasi yang ane dapat, Rush emang diciptakan buat yang suka bertualang. Nggak nyangka ane. Padahal mobilnya terlihat mewah dan elegan dari luar. Ternyata tangguh dibawa ke segala medan. Belum lagi ukuran kabinnya yang luas, tentunya dapat memuat banyak bawaan. Kalau Agan mau bawa tenda, sepeda, atau barang besar lainnya, Agan bisa naruh barang-barang tersebut di Roof Rail pada bagian atap mobil. Pas banget, kan, buat Agan yang suka bertualang. Dan ane yakin ini mobil mampu mengantar ane dan keluarga kemanapun dengan nyaman dan tenang.

Nah, kalau ntar ane udah punya Toyota Rush, ane pengen banget ngajakin keluarga keliling tempat wisata alam yang ada di Kalimantan Selatan. Ada 3 tempat yang akan ane kunjungi nanti. Loksado, Angsana, dan pulau Samber Gelap.

Loksado merupakan salah satu tempat wisata alam yang ada di Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Ane udah pernah kesana pas SMA bareng temen-temen. Tapi keluarga ane belum pernah kesana. Makanya ane pengen bawa mereka kesana. Impian ane nggak muluk-muluk Gan. Ane hanya pengen Seru-seruan bareng keluarga. Itulah petualangan impian ane.
Disana, Agan akan menemukan pemandian air panas, air terjun, pemandangan alam yang indah, banyak, deh, pokoknya. Well, Perkiraan untuk liburan di Loksado yaitu selama 3 hari 2 malam.

Perjalanan dari Banjarmasin ke Loksado memakan waktu sekitar 4-5 jam. Sebaiknya berangkat pagi agar bisa sampai ke tempat tujuan pada siang atau sore hari. Loksado berada di daerah pegunungan Meratus. Untuk bisa kesana kita, harus melewati jalan menanjak dan menurun yang berlika-liku kaya jalan naga di Dragon Ball. Kalau baru bisa nyetir, ane ga yakin bisa ke tempat tujuan dengan selamat. Konon, denger cerita dari supir yang dulu pernah ngantar ane ama temen-temen, dalam perjalan menuju Loksado beberapa tahun silam, ada bus yang jatuh ke jurang karena nggak mampu melewati jalan naga tadi. Merinding ane pas denger cerita itu. Tambah merinding lagi ketika melewati jalan menanjak, si supir terus baca doa agar kami bisa selamat. Ane ingat banget wajah supir yang pucat dan keringatan waktu itu. Sontak, ane dan temen-temen jadi gugup dan ikutan berdoa meminta keselamatan. Mobil yang kami tumpangi memang sudah tua dan kayanya kelebihan muatan. Alhasil, pas tanjakan susah banget naiknya. Supir mengemudikan mobilnya dengan cara zig-zag untuk bisa sampai ke atas. Kata temen ane yang bisa nyetir, itu teknik biar bisa naik. Ane yang nggak tau apa-apa cuma bisa bengong. Ane ngebayangin kalau saat itu pakai Rush, pasti beda ceritanya.

Rush memang di desain untuk melewati jalanan yang sulit dilewati mobil-mobil pada umumnya. Jadi ane rasa jalan menanjak bukan hambatan bagi Rush. Selain tanjakan, untuk menuju loksado kita juga harus melewati jalan yang rusak dan berlubang akibat penggalian batu bara. Nah, untuk yang ini pakai mobil biasa aja nggak masalah apalagi pakai Rush.

Ane saranin kalau mau ke Loksado jangan pas musim hujan. Karena perjalanan kesana harus naik pegunungan, maka nggak heran kalau ada reruntuhan akibat longsor, jalanan licin karena becek, pandangan terganggu karena hujan, dan masalah lainnya. Tapi bagi Agan yang pake Rush nggak usah khawatir untuk masalah yang terakhir. Soalnya, lampu depan Rush udah pake Fog Lamp agar pengemudi tetap dapat melihat dalam cuaca yang ekstrim.

Setelah sampai di tempat wisata alam Loksado, kita bisa mampir dulu ke tempat pemandian air panas Tanuhi. Sekedar melepas penat dan lelah setelah 4 jam perjalanan. Bagi yang nggak suka mandi air panas, tenang. Disini juga ada kolam pemandian air biasa (dingin). Oh iya, panas disini bukan hangat, ya. Tapi benar-benar panas. Nggak mendidih, sih. Cuma panasnya bisa bikin kita menyerah padahal baru berendam 3 detik.

Kalau mandinya sudah selesai, kita bisa melanjutkan perjalanan ke perumahan warga yang tidak jauh dari pemandian air panas Tanuhi. Nah, disini ada sungai Amandit dengan bebatuan yang airnya turun dari gunung. Airnya mengalir cukup deras, jadi hati-hati jangan sampai terbawa arus. Air di sungai ini juga sangat dingin.

Untuk masalah penginapan, kita bisa menginap di rumah warga atau menginap di wisma yang ada disini. Kalau ingin murah, bisa menginap di perumahan warga saja. Apalagi yang bawa keluarga, kayanya pas banget nginap di rumah warga. Tinggal pilih, mau gabung ama yang punya rumah atau menginap di rumah kosong yang benar-benar di sediakan untuk wisatawan buat nginap.

Di perkampungan ini, suasana sudah sepi ketika malam hari. Dan dalam heningnya malam, kita bisa mendengar arus aliran sungai yang terdengar seperti hujan turun. Dijamin enak suasananya.

Besok paginya kita bisa melanjutkan perjalan ke air terjun Haratai yang letaknya cukup jauh dari perumahan warga. Konon, Haratai adalah air terjun tertinggi di antara air terjun lain di Loksado. Untuk bisa sampai kesana, kita bisa memilih 3 opsi. Jalan kaki, naik sepeda, atau naik ojek yang di sediakan warga sekitar. Ane saranin naik sepeda aja biar seru. Apalagi kalau Agan hobi bersepeda. Kalau jalan kaki takutnya capek ntar pas nyampe di atas. Soalnya lama perjalanan bisa sampai 2-3 jam. Kemaren ane dkk jalan kaki, sih. Karena becanda mulu, perjalanan yang panjang dan lama jadi nggak terasa. Untuk orangtua ane yang umurnya udah 60 lebih, kayanya lebih pas naik ojek aja biar cepat nyampe atas. Buat Agan juga yang takut capek, pilih ojek aja. Tapi nggak seru kayanya. Nah, karena hanya ada 3 opsi tadi, maka Toyota Rushnya parkir dulu aja di halaman rumah warga tempat kita menginap. Dijamin aman.

Di tengah perjalanan nanti kita akan ketemu warga dayak yang tinggal di daerah pegunungan ini. Mereka sopan-sopan. Jadi jangan lupa untuk memberi salam ketika melewati mereka. Selain itu ada anjing ama babi juga yang akan kita temui dalam perjalanan. Nggak gigit, kok.

Sesampainya di tempat tujuan, kita bisa mandi sepuasnya atau menikmati pemandangan alam disana. Akhirnya terbayar sudah capek dan lelah setelah melewati berpuluh-puluh kilo untuk bisa sampai ke tempat ini. Airnya segar dan dingin. Tapi kita nggak bisa mendekai air terjun karena arusnya yang sangat deras. Kita bisa terbawa arus dan menghantam bebatuan besar di sekitar air terjun kalau nekat menuju kesana. Bahaya banget. Nah, kata warga sini, di pegunungan Meratus ada beberapa air terjun. Setelah ane googling, ternyata ada 8 air terjun di Loksado. Sayangnya, ane Cuma sempat ke air terjun Haratai doang.

Bagi Agan yang suka tantangan. Bamboo rafting mungkin dapat memicu adrenalin Agan. Kita akan di ajak mengelilingi sungai Amandit dengan rakit sederhana. Walaupun arusnya cukup deras, Agan nggak usah khawatir soalnya ada pemandu yang akan mengendalikan rakit agar tidak menabrak bebatuan. Seru, deh, pokoknya!

Capek? Istirahat aja dulu. Nggak usah buru-buru pulang ntar malah kangen. Puas-puasin aja dulu di Loksado. Besok paginya baru lanjutkan lagi petualangannya. Hehe.

Oke, hari sudah pagi dan tujuan kita selanjutnya, masih di Kalimantan Selatan, pantai Angsana. Jalan-jalan ama keluarga kayanya emang paling cocok di pantai, ya, Gan. Apalagi setelah capek bertualang di Loksado. Pantai memang tempat yang pas buat nyantai menikmati angin sepoi dan melepas penat. Nah, pantai Angsana ini terletak di Kecamatan Sungai Danau Kabupaten Tanah Bumbu. Beberapa tahun terakhir pantai ini semakin populer karena keindahan terumbu karangnya. Dengan menyewa kapal dan peralatan snorkeling, kita bisa menikmati keindahan terumbu karang yang cukup rapat dan banyak dikerumuni berbagai macam ikan. Petualangan dalam air yang cukup seru menurut ane.

Dari Banjarmasin ke pantai Angsana diperlukan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 4-5 jam. Tapi dari Loksado ke Angsana, ane kurang tau. Tapi ane yakin tidak sampai 4 atau 5 jam perjalanan. Jauh juga, ya. Tapi tenang, nggak usah khawatir soal bahan bakar. Toyota Rush, kan, irit. Hehe.

Setelah asyik dengan snorkelingan (?), kita bisa beristirahat sejenak di bibir pantai Angsana sambil menikmati pemandangan laut. Pengen nginap sekalian juga bisa. Pasang aja tenda dimari. Atau kalau pengen lebih nyaman dan nggak repot, nginap aja di wisma dan hotel sekitar sini. Gampang, kan?
Kalau ane sama keluarga, sih, rasanya nggak perlu nginap. Kenapa? Soalnya ane udah nggak sabar pengen lanjut bertualang ke destinasi berikutnya. Ini dia, nih, tempatnya!


Keren, kan? Dimana, tuh? Raja Ampat? Karimun Jawa? Tenang sodara-sodara. Itu masih di Kalimantan Selatan, kok. Kaget? Ane juga baru tau di Kalsel ada tempat wisata kaya gitu. Hahaha.

Namanya Samber Gelap. Namanya kok nyeremin? Jangan takut, Gan, Ini bukan tempat wisata horor, kok. Samber Gelap adalah nama pulau yang terletak di Kabupaten Kotabaru, Kalsel. Dari Tanah Bumbu ke Kotabaru, jaraknya tidak terlalu jauh, namun harus melalu jalur laut. Pertama, kita ke Batulicin dulu, terus naik kapal Feri di pelabuhan Tanjung Serdang. Karena ane (pengennya) bawa Toyota Rush, jadi ane dikenai tarif 125.000 rupiah, plus 7.000 rupiah/orang. Nah, untuk bisa ke pulau Samber Gelap kita juga harus melakukan perjalanan laut dari Kotabaru. Hanya menempuh waktu 2 (dua) jam perjalanan menggunakan speedboat, dengan mempertimbangkan waktu keberangkatan pada pagi hari. Rushnya nggak bisa dibawa, ya , Gan, soalnya ke Samber Gelap musti pake speedboat.

Agar tidak terhambat gelombang tinggi dalam perjalanan, maka bulan-bulan yang disarankan untuk datang ke pulau ini yaitu bulan April, Mei, Oktober, November dan Desember dimana angin yang bertiup yaitu "angin Barat", sedangkan bulan yang tidak disarankan yaitu bulan Januari, Pebruari dan Maret saat angin yang bertiup "angin Utara" serta bulan Juni, Juli, Agustus, dan September saat angin yang bertiup "angin Tenggara".

Setelah sampai di Samber Gelap, mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan indah sekitar pulau. Pasir putih, pantai biru, langit cerah dan penyu. Penyu? Yap, penyu. Nanti kita bahas, ya. Hehe.

Bagi Agan yang hobi berenang, pantai ini pas banget buat Agan soalnya ombaknya tidak terlalu tinggi. Dan buat yang pengen menyendiri, jauh dari keramaian, tempat ini juga cocok. Karena masih belum terlalu populer, Samber Gelap bisa dibilang “perawan”. Agan akan merasa “fells like home” di tempat ini.

Selain berenang, kita juga bisa memancing. Di lokasi, banyak ditemukan spot-spot ikan terutama ikan tengiri dengan bobot yang cukup besar, sehingga dengan pengelolaan yang baik akan menjadi salah satu pilihan untuk wisata fishing.

Tidak sampai situ, pulau Samber Gelap juga menawarkan kecantikan baharinya. Ada beberapa spot menyelam dan snorkeling yang bisa Agan coba dimari. Namun karena pantai ini masih perawan, maka belum ada jasa pemandu snorkeling. Cukup menantang menurut ane, soalnya kita harus mencari sendiri spot-spot cantik tersebut sendiri. Semakin berasa, kan, petualangannya? Hehe. Jangan gigit jari dulu buat Agan yang nggak bisa berenang. Di pinggir pantai pun Agan sudah bisa menemukan terumbu karang yang cantik.



Sayangnya, karena disini tidak ada pemandu snorkeling, maka kita harus bawa sendiri peralatan selamnya. Saran ane, Agan beli dulu peralatan snorkeling sebelum nyampe di pulau Samber Gelap. Yang murah juga nggak masalah, asalkan bisa nyelam.