“Bu, ngerjainnya pakai pensil atau pulpen?”
“Boleh pakai pensil nggak bu?” Hmm, cukup sering rasanya denger pertanyaan begitu..
Quote:
Awalnya, ane kira pertanyaan itu cuma ada waktu saya masih sekolah di bangku SD doeloe lho..
Ternyata sampai saat saya mengajar pun masih sering juga ada pertanyaan itu. Lebih tepatnya hari ini, saat saya ngawas Ujian Praktek di salah satu ruang kelas IX ( setara kelas 3 SMP). Ketika beberapa menit lagi bel ujian mau selesai, salah seorang siswa saya agak panik waktu sadar ternyata semua teman-temannya ngerjain tugasnya pakai pulpen. Anak itu pun akhirnya bertanya ke saya “boleh pakai pensil nggak sih bu? karna saya ngerjainnya pakai pensil, nggak keburu kalau harus dihapus dan disalin pulpen.” Oalaaaah, trus apa jawaban saya kira-kira?
Quote:
inti kita menulis pakai pensil atau pun pulpen ya sama aja, yang penting adalah isi tulisannya. Mengapa sampai seolah-olah “dibakukan” menulis yang baik adalah yang dengan menggunakan pena/ pulpen. Rasanya ya karena faktor kepantasan / kesopanan saja. Memang terkesan jika kita menulis menggunakan pulpen adalah bahwa kita sudah yakin dengan apa yang kita tulis. Dengan kata lain, kesimpulan sementara dari sebagian orang: “Menulis dengan Pulpen terkesan Formal & Yakin, Menulis dengan Pensil terkesan belum yakin & agak santai/ kurang resmi” Nah, tentang boleh atau tidak boleh, ya tergantung konteksnya, tinggal disesuaikan menulisnya untuk apa; latihan soal, isian-isian resmi atau hal-hal yang lain. Tapi sekali lagi, itu adalah “kesan” yang muncul karena kita yang membuatnya. Kalau mungkin, kita keluar dari aturan baku tersebut, boleh tidak? Hayoo… hayoo..
Spoiler for :
Nah, setiap ada soal dan siswa-siswa saya tanya “boleh pakai pensil atau tidak” Jawaban saya adalah silahkan pakai pensil atau pulpen , yang penting hasil jawabannya yang terbaik dari mereka dan hasil isian mereka sendiri (dengan kata lain, bukan hasil nyontek yaaa). Ada 2 hal yang saya rasain setiap ditanya pertanyaan seperti itu, yaitu: Dengan bertanya dan adanya kekhawatiran sebenarnya menunjukan adanya sikap kepatuhan dari mereka. Nah ada juga sisi yang disayangkan, kenapa juga harus bertanya ya? Mau pakai pensil atau pulpen sebenarnya kan hak mereka.
Apa yang bisa kita pelajari dari PENSIL dan PULPEN?
Quote:
Quote:
1.Pensil tidak bisa dipakai kalau tidak diraut. (selain pensil mekanik ^_^ )
Demikian halnya kita, kita harus senantiasa mempertajam dan mengasah diri kita.
Quote:
2.Pensil & Pulpen dipakai untuk menulis, bisa menulis hal-hal baik, bisa juga yang buruk.
Tindakan baik atau buruk itu tergantung pada diri kita sebagai pelakunya.
Quote:
3.Kalau salah menulis dengan Pensil bisa dihapus. Pulpen bisa di tipe-x.
Kalau kita membuat kesalahan, insya Allah masih diberi kesempatan untuk menghapusnya (dengan pertobatan) dan segera kita ganti dengan berbuat yang lebih baik lagi.
Quote:
4.Esensi Pensil & Pulpen tidak dilihat dari luarnya yang beragam rupa, tapi isinya yang menentukan.
Demikian pula dengan kita, tidak dilihat dan dinilai dari penampakan luarnya namun dinilai karena hati dan prilakunya.
Quote:
5.Pensil & Pulpen bisa dipakai menulis karena ada yang menggerakkan.
Demikian halnya dengan kita, kita bergerak dan berbuat kebaikan karena ada Allah yang menggerakkan hati kita.
Jadi, apa isi tempat pensilmu. Lebih banyak pulpennya atau pensilnya?