arimansonAvatar border
TS
arimanson
Peran Agen Pemain Dalam Sepakbola ( Bgn. 1)




Sebelum komersialisasi melanda dunia sepak bola, perputaran uang yang terjadi di klub, liga, federasi maupun pemain tidaklah sebesar sekarang. Kini, nilai kontrak seorang pemain selama lima tahun bisa setara besarnya dengan harga sebuah proyek perbaikan transportasi massal di Jakarta.

Besarnya nilai kontrak pemain tidak lepas dari pesatnya kemajuan industri sepak bola yang dipicu oleh revolusi penyiaran. Revolusi penyiaran secara signifikan menambah pemasukan klub. Dengan peningkatan tersebut, klub dapat
membeli pemain dengan harga mahal. Gaji pesepakbola berlabel bintang kini setara dengan bayaran pemain industri hiburan maupun kalangan top management dari perusahaan.

Satu hal lagi yang berpengaruh dalam mengerek industri sepak bola jelas kasus Bosman. Seperti sering dituangkan dalam tulisan terdahulu, kasus Bosman yang terjadi pada tahun 1995 berbarengan dengan economic bonanza yang
melanda klub-klub Eropa. Hal ini membuka pintu bagi globalisasi sepak bola dalam bentuk hilangnya batasan pemain-pemain asing dalam ‘keluarga’ Uni Eropa.

Imbasnya, perpindahan pemain menjadi semakin sering terjadi, dan skemanya pun bermacam-macam. Terjadinya kasus Bosman ini pula yang menjadikan posisi pemain menjadi sangat superior dalam hal negosiasi kontrak. Tidak
mengherankan harga pemain terus melambung.

Peran Agen Bagi Pemain
Di tengah melambungnya harga dan pendapatan yang terlalu besar inilah pemain membutuhkan bantuan profesional. Bantuan ini menyangkut negosiasi dengan klub, perencanaan karir, penasihat keuangan dan pajak. Karena minimnya pengetahuan dari pemain mengenai hal-hal penting di luar lapangan ini, mereka jelas membutuhkan bantuan. Beruntung, segala bantuan ini bisa didapatkan dari agen pemain.

Sederhananya, tugas agen adalah memaksimalkan potensi pendapatan dari pemain dan melindungi hak-hak pemain. Mereka melakukan ini agar si pemain mendapatkan kemapanan finansial dan terlindungi dari kesewenangan klub. Dalam banyak situasi, agen juga tidak sekadar menjembatani kerja sama pemain dengan klub, namun juga dengan pihak- pihak lain yang ingin memakai jasanya untuk kebutuhan marketing.

Saat ini, terdapat lebih dari 5000 orang agen pemain berlisensi FIFA yang tersebar di seluruh dunia. Dalam jurnalnya, Daniel S. Mason mengemukakan bahwa penggunaan agen pemain sebenarnya sudah terjadi sejak lama, yaitu tahun 1920an di Amerika Serikat. Kala itu C.C. Cash dan Carry Pyle mewakili berbagai atlet American Football. Namun profesi ini baru berkembang pesat tahun 1960an saat liga-liga rival di luar Amerika Serikat bermunculan. Fenomena ini kemudian membuat permintaan akan agen pemain meningkat pesat.

Dalam sepak bola kekinian, profesi agen memegang peranan yang sangat penting. Di samping perannya yang vital untuk pemain, agen juga berperan besar untuk klub. Para direktur klub harus menjalin hubungan mesra dengan para agen
pemain agar kesempatan untuk mempertahankan pemain maupun mendapatkan pemain incaran lebih terbuka lebar. Gagal melakukan ini, keutuhan skuat bisa terancam.

Direktur klub juga harus menguasai ancaman single sourcing agent alias hanya mengandalkan relasi dengan satu atau dua orang agen dalam timnya. Jika suatu saat terdapat permasalahan, sang agen dapat mengompori pemain-pemain
yang berada di bawah naungannya untuk hengkang dari klub itu. Karena alasan itulah urusan jual beli pemain menjadi lebih rumit dan membutuhkan analisa yang lebih dalam, tidak semudah saat kita bermain Football Manager.

Pemain pada umumnya memilih agen yang sudah ia kenal dan percayai. Tidak sedikit pemain mempercayakan perkara tetek- bengek di luar lapangan tersebut pada anggota keluarganya. Misalnya Ronaldinho yang mempercayakan Roberto Assis, sang kakak sebagai agen dan juga Jorge Messi sebagai ayah dari Lionel Messi bertindak sebagai agen dari si superstar.

Namun ada pula agen-agen terkenal yang memiliki banyak klien yang juga pemain terkenal seperti Jorge Mendes yang merupakan agen dari Cristiano Ronaldo, Angel Di Maria, Fabio Coentrao dan Jose Mourinho. Ada pula Mino Raiola yang banyak menangani pemain-pemain asal Italia, juga tidak ketinggalan sang super agent , Pini Zahavi. Baik Mendes, Raiola maupun Zahavi telah menekuni profesi sebagai agen sejak lama, dan mengambil manfaat yang amat besar dari pekerjaannya ini.

Sukses yang mereka dapati kini adalah hasil kerja keras mereka membangun relasi yang baik dengan para pemain dan klub. Tidak hanya relasi, pengetahuan luas mereka perihal detail kontrak dan industri sepak bola secara menyeluruh
dapat membantu pemain dalam menentukan arah karir, bahkan termasuk perencanaan hidup pasca gantung sepatu.

Agen Untuk Pemain Indonesia
Eropa adalah episentrum industri sepak bola dunia. Di wilayah ini, industri sepak bola sudah tertata dengan baik. Tertatanya industri sepak bola ini dapat dilihat dari berbagai indikator seperti transparansi keuangan, tingginya kualitas infrastruktur dan tergalinya potensi pendapatan klub.

Pemain-pemain asal benua Asia, Amerika Latin maupun Afrika yang tidak dinaungi industri sepak bola sebaik Eropa tentu menjadikan benua ini sebagai tujuan bermain. Dengan bermain di kompetisi yang ketat dan berisi pemain-pemain terbaik, reputasi akan meningkat berbanding lurus dengan pendapatan. Namun untuk dapat menuju ke sana bukanlah hal mudah.

Pemain-pemain asal benua Afrika maupun Amerika Latin sudah relatif terpantau oleh para pemandu bakat klub-klub Eropa yang tersebar di wilayah mereka. Faktor historis bekas negara jajahan juga kerap digunakan pemain-pemain Brasil
untuk hijrah ke kompetisi liga Portugal, atau pemain-pemain Aljazair untuk hijrah ke Prancis, misalnya.

Di samping faktor-faktor ini, para pemain asal benua Amerika dan Afrika juga memiliki kondisi fisik dan kemampuan teknis yang sesuai dengan tuntutan keras kompetisi sepak bola Eropa. Mereka juga pada umumnya tidak terlalu bermasalah dengan adaptasi di lingkungan baru lantaran faktor historis
dan kultural tadi.

Lain halnya jika pemain-pemain asal Indonesia ingin bermain
di Eropa. Jalan terjal siap menghadang. Indonesia tidak memiliki akses selebar negara-negara Amerika Latin maupun Afrika tadi untuk bisa bermain di Eropa. Indonesia juga bukanlah negara tujuan yang ramai didatangi oleh para
pencari bakat klub-klub Eropa untuk mencari pemain. Sebaliknya, pemain-pemain inilah yang harus proaktif mencariklub. Inilah realita yang terjadi.

Jika ingin merasakan pembinaan dan kompetisi maju ala Eropa, sebetulnya ada dua jalan yaitu menetap dan mengandalkan agen pemain. Dengan menetap, sang calon pemain dapat meresapi langsung kultur sepak bola negara yang dituju tanpa harus memikirkan kapan pulang ke tanah air. Tidak harus menanggalkan kewarganegaraan Indonesia memang, cara ini bisa didapat jika orang tuanya
menggunakan izin menetap karena pekerjaan. Persoalan “harus ditemani keluarga” ini sebetulnya dapat diatasi andai sang calon pemain memiliki kemampuan adaptasi yang baik, mampu berbaur dengan lingkungan, dan tidak sering mengalami homesick.

Cara lain adalah mengandalkan agen pemain. Sang pemain dapat menyewa agen pesepakbola berbasis negara Eropa agar sang agen dapat memperkenalkannya kepada klub-klub. Dengan mengandalkan agen juga, pemain-pemain akan
mendapatkan sebanyak mungkin informasi tentang industri sepak bola dan bagaimana caranya agar dapat bertahan dalam kerasnya industri tersebut.

Untuk menyewa jasa agen tersebut tentu tidaklah mudah. Selain biayanya mahal, akses untuk menuju kepada mereka pun sulit dicapai jika tidak memiliki relasi. Karena itulah mereka membutuhkan sponsor lokal. Sponsor lokal inilah yang
dapat membawa pemain pada agen yang tepat, sehingga si pemain dapat dicarikan klub yang membutuhkan jasanya, atau setidaknya menghubungi klub untuk melakukan trial.

Yang menjadi sedikit hambatan adalah kepentingan yang dimiliki sang agen dalam menyalurkan si pemain. Jika motif yang mendasari penyaluran pemain adalah komisi semata, maka ia hanya akan memilihkan klub yang mau membayar komisi lebih besar tanpa memperhatikan kecocokan pemain
dengan calon klubnya. Hal inilah yang belakangan kerap terjadi.

Kita kerap mendengar berita ketertarikan klub luar negeri terhadap pemain Indonesia, namun pihak-pihak di sekeliling pemain malah menghambat kepindahan ini. Di sinilah terlihat bagaimana pemain yang tidak mampu menentukan nasibnya sendiri. Jika memiliki agen profesional sejak awal, maka
kemungkinan intervensi dari pihak-pihak (yang merasa) berkepentingan setidaknya dapat diminimalkan.

sembef bolatotal
0
7.4K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan