Permisi sebelumnya para penduduk kaskus yang berbahagia maupun yang sedang kurang bahagia akibat Korupsi para wakil rakyat.
Ane gak pedulu ini thread repost ato kagak, yg jelas beginih nihh yang terjadi di negara kita yang "indah" ini.
Check it out ::
Korupsi sudah membudaya di negeri ini. Masyarakat pun belum menganggap budaya korup itu memalukan. Tapi, bagi orang2 yg mau berfikir panjang untuk generasi mendatang, budaya koruptif itu sesuatu hal yang menyedihkan !

Negeri ini gemah ripah loh jinawi, zamrud khatulistiwa, Tuhan menggelontorkan kekayaan alam yg begitu melimpah: tanah subur dg aneka hayati, laut luas dg aneka mineral & ikan, Ibu Pertiwi mengandung aneka tambang, tapi mengapa sebagian anak negeri masih miskin? Mengapa para tenaga kerja wanita harus pergi mencari sesuap nasi ke negri seberang dg meninggalkan anak & keluarganya? Mengapa belum semua dapat pendidikan yg layak? Mengapa kesehatan masih di-awang2 ?
Andai korupsi dapat diminimalkan, pertanyaan2 di atas tak harus ada.

1. Korupsi terjadi by need dan by greed. Kalau karena kebutuhan (by need), misal gaji pns golongan bawah memang secara matematik tak akan mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yang ini masih bisa di’maaf’kan. Tetapi kalau korupsi karena serakah (by greed) yang justru dilakukan oleh orang2 yg sudah mampu, inilah yang membangkrutkan Negara.
2. Pola pikir (mindset) masyarakat yg tidak menganggap tabu korupsi dan sifat permisif menyuburkan praktek korupsi di semua sendi-2 kehidupan.
3. Jati diri yang disandarkan pada tahta dan harta mendorong menghalalkan segala cara untuk mengeruk harta Negara.
4. Hukum belum benar-2 ditegakkan.
5. Tidak adanya budaya malu. Hal ini perlu dipertanyakan mengapa ajaran agama tidak mampu membuat malu untuk berbuat curang (korupsi = curang bukan?)
6. Mengatasi hal-hal tersebut di atas, beberapa hal perlu dilakukan secara sinergi dan mutual antara lain melalui:
a. Pendidikan IQ+EQ+AQ+SQ: untuk mengasah pola pikir, membentuk budi pekerti dan karakter anak bangsa yang ber-integritas (pendidikan tanpa integritas menghasilkan sarjana calon koruptor, pendidikan tanpa budi pekerti hasilkan sarjana yg tidak mampu ber-empati pada orang lain)
b. Penyesuaian gaji aparatur negara yang layak untuk hidup (minimal) sejahtera.
c. Hukum benar-2 ditegakkan dan sangsi maksimal bagi koruptor diterapkan.
d. Perlu kampanye ‘indahnya hidup sederhana’. (bukan berarti miskin loh!) dan kampanye kesalehan social.
Tentu saja, hal-hal tersebut di atas hanya garis besar saja, masih perlu diskusi menyangkut praktek-praktek korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Apa praktek-praktek korupsi itu? Dan bagaimana kiat-kita mengatasinya? Mengingat sampai hari ini korupsi yg sudah mendarah daging belum juga pergi dari bumi negeri ini, maka monggo mas-mas, mbak-mbak, bro n sist, bapak-bapak, ibu-ibu, om-om, tante-tante untuk membahas dan terus-menerus menggemakan anti korupsi.
Hampir tiap hari, kita dengar berita korupsi dari media, begitu menggurita, betulkah korupsi bagian dari budaya? Betulkah sifat-sifat budaya berikut yang menyuburkan korupsi?
1. Tidak jujur.
2. Tidak punya rasa malu
4. Rakus / serakah plus mudah iri
5. Numeric mindset (sukses diukur berdasar angka: uang/prestasi sekolah)
6. Hedonism & suka pamer (duniawi sbg lifestyle)
7. Egois
8. Berfikir pendek (aji mumpung)
10. Tidak disiplin
11. Tidak percaya diri (PD)
13. Suka jalan pintas
16. Permisif
17. Tidak mampu bersyukur
Apa betul begitu banyak sifat-sifat tidak terpuji di atas kita miliki ? Tidak bukan?
Peduli kah kita terhadap anak cucu yg akan mewarisi negeri ini ?
Mari kita diskusikan bagaimana supaya korupsi pergi dari negeri ini.
Buat Momod, klo isu korupsi sudah dibahas, ga apa kan dibahas lagi? Bukankah korupsi di negeri ini belum surut? Jd hrs dibahas berkali-kali bukan? Biar hafal kali ya Mod.

ane selalu menanti mu gan .