Rusia mengirimkan jet-jet tempur Sukhoi Su-27 ke Belarus, terkait meningkatnya kekuatan NATO di negara-negara Baltik beks Uni Soviet.
Quote:
MOSKWA, KOMPAS.com— Rusia mengirimkan sejumlah jet tempurnya ke Belarus, Kamis (13/3/2014), merespons permintaan presiden negeri itu setelah NATO meningkatkan kekuatannya terkait krisis di Ukraina.
Sebanyak enam jet Sukhoi SU-27 dan tiga pesawat angkut militer dikirimkan ke pangkalan udara Bobruisk di wilayah timur Belarus. Demikian ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip kantor berita ITAR-TASS.
"Para kru jet Rusia akan memulai tugas militer bersama dengan kolega mereka dari Belarus untuk melakukan sejumlah pengintaian udara dan memastikan wilayah udara (Rusia dan Belarus) terlindungi," kata Juru Bicara Kemenhan Rusia.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Belarus membenarkan kedatangan pesawat-pesawat militer Rusia itu lewat situs resminya. Dikatakan, pesawat-pesawat Rusia itu akan mengambil bagian dalam sebuah latihan bersama.
Presiden Belarus Alexander Lukashenko sebelumnya mengatakan kepada dewan keamanan nasional bahwa dia akan meminta Rusia mengirimkan 15 jet tempur.
"Jika NATO memutuskan, bersama dengan AS, untuk meningkatkan keberadaan angkatan udara mereka di dekat perbatasan kami, apakah kami hanya boleh melihat mereka?" kata Lukashenko.
NATO meningkatkan langkah-langkah pengamanan di negara-negara bekas Uni Soviet yang berbatasan dengan Ukraina dan Rusia. Pekan lalu, AS mengirimkan enam jet tempur F-15 untuk memperkuat patroli udara NATO di negara-negara Baltik yang berbatasan dengan Rusia. Washington juga mengirim 12 jet tempur F-16 dan 300 marinir ke Polandia untuk melakukan apa yang disebut sebagai latihan militer bersama.
Spoiler for update berita:
Beberapa warga kota Sevastopol, Crimea berjalan melewati poster besar tentang jadwal referendum 16 Maret mendatang. Referendum itu nantinya akan menentukan apakah Semenanjung Crimea tetap menjadi bagian Ukraina atau bergabung dengan Rusia.
Quote:
WASHINGTON, KOMPAS.com— Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Kamis (13/3/2014), memperingatkan Rusia akan menghadapi serangkaian langkah sangat serius dari Amerika Serikat dan Eropa bila tetap menganeksasi Crimea dari Ukraina.
Kerry mengatakan kepada sebuah komite Senat bahwa Moskwa boleh bersiap menghadapi tindakan dari Amerika dan Uni Eropa pada Senin (17/3/2014) bila menerima hasil referendum Crimea. Pada Minggu (16/3/2014), Crimea akan menggelar referendum untuk meminta pendapat rakyat apakah mereka memilih bergabung ke Rusia.
Menurut Amerika dan Eropa, referendum tersebut melanggar konstitusi Ukraina dan hukum internasional. Sementara itu, Rusia menyatakan mereka hanya menghormati referendum Crimea."Akan ada beberapa jenis respons untuk referendum itu sendiri," kata Kerry.
"Jika ada tanda-tanda kompromi dari Rusia, akan ada rangkaian langkah yang serius dari Amerika Serikat dan Eropa pada Senin." Kerry berharap Rusia tahu bahwa masyarakat internasional bersatu menyikapi krisis Crimea dan Ukraina ini.
Rencananya, Kerry juga akan segera meninggalkan Washington untuk bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di London, Jumat (14/3/2014). Pertemuan ini merupakan upaya terakhir Amerika dalam mencegah krisis lebih lanjut di Ukraina akibat referendum Crimea.
Menurut Kerry, dia sudah berbicara dengan Lavrov sebelum pertemuan Jumat. Dia pun berharap argumentasinya bisa diterima Rusia sekalipun tak ada jaminan atas hal itu. Kerry dan Lavrov terus berkomunikasi hampir setiap hari terkait krisis Ukraina, tetapi belum juga mendapatkan titik temu.
================================================
ternyata, pihak NATO gak tinggal diam bgitu aja thd aksi rusia di ukraina....
Diubah oleh ojongonole 14-03-2014 04:00
zharki memberi reputasi
1
5.3K
Kutip
36
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru