- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tidak Ada jalan buntu, mereka buktinya !


TS
kiePR
Tidak Ada jalan buntu, mereka buktinya !

Banyak Hal Yang membuat kita lupa bagaimana caranya untuk bersyukur atas apa yang kita dapatkan dari TUHAN , kita terlalu sibuk atas MENGELUH dari cobaan yang kita dapatkan
Berikut ane akan menyajikan untuk agan lebih bersyukur (harusnya), mudah-mudahan dibaca sampe kelar ya gans,sis buat nambah ingpo juga

Spoiler for Model Tunarungu :
Quote:
Lathifah, Penyandang Tunarungu yang Menjadi Model Cantik dan Peraih Beasiswa

KOMPAS.com — Keterbatasan pendengaran karena menyandang tunarungu tak membuat Siti Nur Lathifah patah semangat mengejar mimpi. Dengan penuh kerja keras, ia melewati masa-masa kritis akibat minder dengan pendengarannya itu, sampai akhirnya meraih beasiswa Bidikmisi. Berkat prestasinya, ia bisa bertemu langsung menteri dan presiden.
Siti Nur Lathifah adalah satu dari sekian banyak kisah menarik dan inspiratif yang diceritakan dalam buku Kebangkitan Kaum Duafa pada acara silaturahim Bidikmisi di Jakarta, Kamis (27/2/2014) lalu. Buku itu diserahkan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sepintas, penampilan gadis setinggi 166 cm yang berkerudung itu tak berbeda dengan perempuan lainnya. Wajahnya terlihat tak kurang satu apa pun. Perbedaan baru terlihat ketika dia berbicara. Tidak hanya bibirnya yang bergerak, kedua tangannya pun ikut serta menerjemahkan tiap detail kata-katanya.
Mahasiswi Jurusan Seni Rupa di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, itu memang mengalami keterbatasan dalam pendengaran. Tetapi, keterbatasan fisik tersebut tak lantas membuat mahasiswi angkatan 2011 ini berhenti berprestasi.
Perempuan asal Semarang yang lahir dari pasangan Mulyono dan Munawaroh ini sangat menggemari dunia model. Dari dunia inilah ia banyak mendulang prestasi.
Ia sebenarnya lahir seperti bayi normal pada umumnya. Pendengarannya mengalami gangguan ketika berumur tujuh tahun. Dia mengalami kecelakaan ketika bermain sepeda.
"Akibatnya, saya tidak bisa mendengar," ujar Lathifah, panggilan akrab mahasiswi ini.
Saat kecil, Lathifah sering ditinggal orangtuanya untuk mencari nafkah. Bapaknya bekerja sebagai tukang bangunan, sementara ibunya menjadi buruh toko sablon. Praktis, ia bermain tanpa pengawasan.
Sejak kecelakaan dan akibatnya itu, Lathifah selalu berupaya menerima keterbatasan dirinya. Hanya saja, dia mengungkapkan, pernah pada suatu masa dirinya sangat merasa minder. Puncaknya terjadi ketika dia menginjak kelas X.
"Saya sangat minder, tidak percaya diri, karena sering diejek teman-teman yang normal,” tutur Lathifah.
Lantaran sering mendapat ejekan, Lathifah mengaku sempat marah dan kecewa kepada Tuhan. Tetapi, banyak orang di sekelilingnya yang menguatkan dan memotivasinya. Kepala sekolahnya pun sering mengajaknya mengikuti berbagai seminar motivasi.
Sampai akhirnya, sejak kelas XI, Lathifah lambat laun sadar dan bisa menerima keadaan. Dia tak lagi fokus pada keterbatasan dirinya, tetapi mulai menyibukkan diri dengan hobi, yaitu fesyen dan tata rias.
Lathifah mulai banyak mengikuti dan memenangi lomba-lomba. Satu demi satu prestasi diraihnya. Secara bertahap, kepercayaan dirinya bahkan kian menguat.
"Saya semakin mensyukuri anugerah Tuhan yang dititipkan kepada diri saya. Meskipun saya memiliki keterbatasan, tapi saya bisa berprestasi," tuturnya.
Kuliah normal
Lulus dari SMA, Lathifah merasa harus menghadapi perjuangan berat lainnya. Ia harus bisa meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi.
"Saya anak terakhir dari empat bersaudara. Ketiga kakak laki-laki saya sudah menikah dan tidak ada yang kuliah," ungkapnya.
Lathifah mengaku maklum akan hal itu. Penghasilan orangtuanya tak mencukupi untuk menyekolahkan keempat anaknya di perguruan tinggi. Karena itulah, sejak awal, Lathifah menabung hadiah yang diperolehnya setelah memenangi sejumlah lomba fesyen.
"Dari uang tabungan itulah saya bisa mendaftar kuliah, dan alhamdulillah, saya mendapat bantuan Bidikmisi. Itu sangat membantu dan meringankan beban orangtua saya," ucapnya.
Lathifah lalu memilih Jurusan Seni Rupa di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Tak salah pilih, karena memang itulah jurusan yang diinginkannya.
Ia juga mengaku bersykur karena kakaknya tinggal di kota itu. Lathifah pun lolos mengikuti setiap seleksi dan diterima di kampus impiannya itu.
"Sebenarnya orangtua melarang saya untuk pergi jauh dari Semarang," tuturnya.
Jalan hidup Lathifah pun berubah. Ia terus memenangi beragam lomba fesyen yang diikuti orang-orang "normal". Ia mengaku, hanya dirinya peserta yang menderita tunarungu. Ia akui, semua itu mengokohkan kepercayaan dirinya.
Namun, Lathifah berkisah, pencapaian terbesarnya saat ini adalah bisa kuliah bersama mahasiswa yang normal. Sejak SD, Lathifah selalu ditolak ketika ingin masuk sekolah umum. Akibatnya, ia selalu masuk sekolah berkebutuhan khusus.
"Sekarang, saya bisa kuliah di dengan orang-orang normal. Saya senang sekali," ucapnya.
Lathifah mengaku beruntung kuliah di kampus tersebut. Pasalnya, ada sejumlah sukarelawan kerap membantu Lathifah bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Sukarelawan itu datang dari Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD).
"Tapi, selama ini, seperti di kelas, saya dibantu oleh teman-teman di sekeliling saya," ucapnya.
Misalnya, ketua kelasnya banyak membantu Lathifah dengan cara berbicara oral secara perlahan-lahan agar Lathifah bisa membaca gerak bibirnya. Sebaliknya, teman-teman Lathifah belajar bahasa isyarat.
"Jadi, kami sama-sama belajar dan sama-sama mengerti," tuturnya.
Berangkat dari saling pengertian itulah, Lathifah mengaku tidak banyak menemui kesulitan saat menuntut ilmu. Para dosennya kebanyakan sudah tahu keadaan dirinya sehingga mereka bisa menyesuaikan diri dengan dirinya. Ada dosen yang baik dan mau menerangkan dengan berbicara pelan-pelan sehingga Lathifah bisa mengerti. Ketika ada hal atau kata yang tidak dimengertinya, Lathifah langsung bertanya, baik kepada teman maupun langsung kepada dosen.
"Saya sering berdiskusi dengan dosen terkait hal-hal yang tidak saya mengerti di perkuliahan. Alhamdulillah, dosen-dosen banyak membantu," tuturnya.

Hobi dan ilmu
Pencapaian Lathifah dengan segala keterbatasannya itu menarik program salah satu televisi swasta. Lathifah didapuk menjadi narasumber di program Kick Andy. Ia mengaku tak menyangka dijadikan narasumber dan duduk di kursi depan (Kick Andy edisi 13 Desember 2013).
Pada acara bertema "Keterbatasan Bukan Halangan" itu hadir lima narasumber lain yang semuanya memiliki keterbatasan fisik. Mereka antara lain Gede Ade Putra Herawan (tunarungu wicara), Noni Kartika (SDLB/C, tunagrahita), dan Dwi Erwanti (penyandang cacat kaki). Lathifah mengakui, sejak tayangan itulah banyak orang yang mengenal dirinya dan mengaku termotivasi.
"Saya senang jika kehadiran saya dapat menginspirasi orang lain," ucapnya.
Kini, Lathifah mulai merancang masa depan. Setelah lulus kuliah, dia ingin menggabungkan hobi dan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah. Ia ingin menjadi desainer dan memiliki butik muslimah.
Lathifah berterima kasih kepada pemerintah yang sudah membuat program Bidikmisi. Beasiswa ini membantu dirinya mewujudkan cita-citanya. Dia berharap banyak rekannya, khususnya yang punya keterbatasan ekonomi, tidak menyerah.
"Kalau orang yang tidak bisa mendengar saja bisa, mengapa mereka tidak bisa. Kalau orang yang tidak bisa melihat saja bisa, tentunya mereka juga lebih bisa," katanya.
Ihwal cara mengatasi keterbatasan, Lathifah mengaku hal itu memang sulit, tetapi bukan sesuatu yang mustahil dilakukan.
"Jangan fokus pada kelemahan atau keterbatasan, tapi percayalah pada kekuatan diri, bahwa itu kelebihan yang diberikan Tuhan," ujar Lathifah.
Lathifah juga mengaku, orang dengan keterbatasan seperti dirinya tidak boleh malas.
"Ingatlah orangtua kita ketika malas datang. Ingat jerih payah mereka, keringat mereka untuk membiayai kita. Itulah yang akan membuat kita kembali bersemangat dan tidak lagi malas. Buatlah mereka bangga!" ucapnya.
Spoiler for Zikriyati Berprestasi meskipun cacat fisik:
Quote:

CACAT tidak menjadi halangan untuk meraih prestasi. Buktinya, Zikriyati, murid kelas V SDLB Negeri Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) ini tampil menjadi uara III mata pelajaran MIPA Tingkat Provinsi Aceh tahun 2011.
Meskipun kondisi fisik mengalami cacat fisik atau tuna daksa, gadis kecil kelahiran Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh, 12 Maret 2000 tampil penuh percaya diri dalam uji kemampuan dengan murid lain se-Aceh.
Putri pasangan Tgk M Yunus dan Khadijah tersebut, menurut dewan guru sekolah luar biasa sudah berprestasi sejak kelas I dalam mata pelajaran MIPA. Ditanya cita-cita, Zikriyati, tertunduk lesu. Dia tidak mamu menjawab seperti ada beban berat yang ditanggung.
Menurut Kepala SDLB Negeri Susoh, Murniati SPd, dari beberapa kesempatan bincang-bincang dengan Zikriyati menyatakan sangat berkeinginan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) setelah menamatkan SDLB Susoh, tapi pesimis karena kondisi perkenomian kedua orangtuanya adalah keluarga tidak mampu.
Sang ayah, Tgk Yunus, juga penyandang tuna daksa, untuk kehidupan sehari-hari keluarga miskin ini beusaha kecil-kecilan pada sebuah kios di Desa Pulau Kayu.
Memberi semangat, Murniati mengaku sudah berbicara dari hati ke hati dengan muridnya, Zikriyati dan orangtuanya. Kepada orang tuanya disampaikan bahwa ciata-cita melanjutkan pendidikan ke jenjang SMPLB tidak ada masalah karena dapat mengikuti pendidikan secara gratis dari bantuan pemerintah. “Mendengar kabar seperti itu Zukriyati cukup bersemangat,” ungkap Murniati.
Semangat belajar terpacu sehingga meraih juara III mata pelajar MIPA Tingkat Provinsi Aceh tahun 2011.
Kecuali Zykriyati, tercatat tiga murid SDLB Negeri Susoh yang meraih prestasi Tingkat Provinsi Aceh tahun 2011. Miftahul Jannah meraih juara I olah raga catur dan Miftahun Jannah juga berhasil menempati juara II cerdas cermat. Harnizar meraih juara II melukis, dan M Najir meraih juara II kursi roda. Ketiga murid tersebut baru saja menyelesaikan pendidikan di SDLB Negeri Susoh. (zainun yusuf)
Spoiler for Kisah seorang kaka Kepada Adiknya :
Quote:

Roy Angel adalah ustadz miskin yang memiliki kakak seorang milyuner. Pada tahun 2009, ketika bisnis minyak bumi sedang mengalami puncak, kakaknya menjual padang rumput di Texas pada waktu yang tepat dengan harga yang sangat tinggi. Seketika itu kakak Roy Angel menjadi kaya raya.
Setelah itu kakak Roy Angel menanam saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal di apartemen mewah di Jakarta dan memiliki kantor di Di sana. Seminggu sebelum Hari raya, kakaknya menghadiahi Roy Angel sebuah mobil baru yang mewah dan mengkilap.
Suatu pagi seorang anak gelandangan menatap mobilnya dengan penuh kekaguman.
"Hai.. nak" sapa Roy Anak itu melihat pada Roy dan bertanya "Apakah ini mobil Tuan?" "Ya," jawab Roy singkat.
"Berapa harganya Tuan?"
"Sesungguhnya saya tidak tahu harganya berapa".
"Mengapa Tuan tidak tahu harganya, bukankan Tuan yang punya mobil ini?" Gelandangan kecil itu bertanya penuh heran.
"Saya tidak tahu karena mobil ini hadiah dari kakak saya"
Mendengar jawaban itu mata anak itu melebar dan bergumam, "Seandainya. ...seandainya. ..." Roy mengira ia tahu persis apa yang didambakan anak kecil itu. "Anak ini pasti berharap memiliki kakak yang sama seperti kakakku."
Ternyata Roy salah menduga, saat anak itu melanjutkan kata-katanya: "Seandainya. .. seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu....." Dengan masih terheran-heran Roy mengajak anak itu berkeliling dengan mobilnya.
Anak itu tak henti-henti memuji keindahan mobilnya. Sampai satu kali anak itu berkata, "Tuan bersediakah mampir ke rumah saya ? Letaknya hanya beberapa blok dari sini". Sekali lagi Roy mengira dia tahu apa yang ingin dilakukan anak ini. "Pasti anak ini ingin memperlihatkan pada teman-temannya bahwa ia telah naik mobil mewah." pikir Roy . "OK, mengapa tidak", kata Roy sambil menuju arah rumah anak itu.
Tiba di sudut jalan si anak gelandangan memohon pada Roy untuk berhenti sejenak, "Tuan, bersediakah Tuan menunggu sebentar? Saya akan segera kembali". Anak itu berlari menuju rumah gubuknya yang sudah reot. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Roy mulai penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, menatap rumah reot itu.
Pada waktu itu ia mendengar suara kaki yang perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian anak gelandangan itu keluar sambil menggendong adiknya yang lumpuh. Setelah tiba di dekat mobil anak gelandangan itu berkata pada adiknya: "Lihat... seperti yang kakak bilang padamu. Ini mobil terbaru. Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini. Suatu saat nanti kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu".
Bukan karena keinginan seorang anak gelandangan yang hendak menghadiahkan mobil mewah untuk adiknya yang membuat Roy tak dapat menahan haru pada saat itu juga, tetapi karena ketulusan kasih seorang kakak yang selalu ingin memberi yang terbaik bagi adiknya. Seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu.
Kisah ini diambil dari sebuah kisah nyata yang ditulis dalam sebuah buku "Stories for the family's heart" by Alice Gray.
Kalo memang sudah ada yang pernah posting kisah ini, ane pribadi minta maaf.. berarti ini ane share kembali...
miris ketika banyak orang bunuh diri akan masalah yg sebener nya sepele, putus cintalah, terlilit hutang dll
Quote:
Kesimpulan ane :
Banyak yang orang lain bisa lebih dari diri kita mendapatkan cobaanya tapi mereka lebih bisa banyak tersenyum
Banyak orang lebih bersedih tapi mereka bisa tertawa lebar dalam kesedihannya
Banyak yang menemui kebuntuan dalam pemecahan masalahnya, tapi mereka tetap tegar dalam setiap kebuntuannya
Banyak yang orang lain bisa lebih dari diri kita mendapatkan cobaanya tapi mereka lebih bisa banyak tersenyum

Banyak orang lebih bersedih tapi mereka bisa tertawa lebar dalam kesedihannya

Banyak yang menemui kebuntuan dalam pemecahan masalahnya, tapi mereka tetap tegar dalam setiap kebuntuannya

Quote:
Original Posted By picenella►Kisah nyata yang sangat menarik dan terharu, semoga semua orang akan selalu tetap peduli kepada siapa saja walaupun seorang itu gelandangan/pengemis.
Derajat manusia itu sama di mata Allah SWT jadi gak perlu kita menyombongkan diri atas kekayaan yang kita miliki


Derajat manusia itu sama di mata Allah SWT jadi gak perlu kita menyombongkan diri atas kekayaan yang kita miliki



Quote:
Quote:
Kisah diatas hanya sebagian kecil dari realita yang ada disekitar kita, Mudah-Mudahan bermanfaat Buat ane dan buat agan/sista
Boleh agan/sista Traktir ane
Boleh agan/sista Bantu ane
Boleh agan/sista Traktir ane

Boleh agan/sista Bantu ane

Diubah oleh kiePR 06-03-2014 11:49
0
10.6K
Kutip
103
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan