- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
KISAH JULAYBIB SAHABAT RASULULLAH SAW(INSPIRASI),,CEKIBROT


TS
zayzar
KISAH JULAYBIB SAHABAT RASULULLAH SAW(INSPIRASI),,CEKIBROT
KISAH SI PENDEK YANG DI KEJAR BIADADARI SURGA
Alllah swt emang tuhan yang maha kuasa dan selalu memberikan kelebihan di balik kekurangan makhluknya

Tolong Di simak dan di jadikan motivasi gan

Spoiler for Cerita:
Julaybib adalah sosok yang tidak diketahui garis keturunannya. Satu-satunya yang diketahui tentang dirinya adalah bahwa ia orang Arab dan termasuk golongan kaum Anshar.
Julaybib mungkin tidak banyak dikenal, tetapi ia adalah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam. Yang mendapat hadiah langsung dari Allah Ta’ala berupa bidadari surga. Dan dialah yang memperoleh julukan khusus dari Rasulullah sebagai bagian dari hidupnya.
Orang yang melihat Julaybib sebagai sosok miskin dan damim (buruk rupa). Namanya berasal dari kata jalbab-keci ayau kontet. Ia juga sering mendapat cemoohan dan dijauhi banyak orang akibat kondisinya itu. Terkecuali, Rasulullah , rasanya mustahil bagi Julaybib untuk mengharapkan belas kasihan dan bantuan orang lain.
Namun sungguh luar biasa, meskipun Julaybib minder dengan kondisinya, tidak sekalipun ia surut untuk berbuat baik. Ia selalu yang terdepat dalam berbuat kebaikan. Kondisi yang dialaminya juga tidak menyebabkan ia terjerumus dalam lubang kenistaan.
Ia tidak mengedepankan hawa nafsunya ketika ia memiliki hasrat duniawi. Sikap rendah hatinya ini membuat Rasulullah menyukai Julaybib. “Kalau begitu, nikahkanlah saya dengan wanita yang tidak laku,” begitu jawaban Julaybib ketika Rasulullah menawarkannya untuk menikah.
Apapun jawaban Julaybib tadi, Rasulullah lebih mengetahui keadaan yang dialami Julaybib sebenarnya. Dia tentunya ingin memenuhi hasrat biologisnya sebagaimana kebanyakan para lelaki.
Rasulullah mengetahui kondisi Julaybib bahkan mengetahui semua keadaan para sahabat waktu itu. Untuk maksud tersebut, Nabi pergi menemui salah satu dari Kaum Anshar lalu berkata, “Aku ingin melamar putrimu.”
“Alangkah membahagiakan dan dirahmati, wahai utusan Allah, dan betapa (ini akan) indah dipandang mata,” jawab pria Anshar itu dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan yang begitu nyata. “Aku tidak melamarnya untuk diriku sendiri,” kata Nabi. “Lalu untuk siapa?, wahai utusan Allah..” tanya lelaki itu. Ia terlihat kecewa, “Untuk Julaybib.” jawab Nabi.
Pria Anshar itu terlalu kaget untuk bereaksi dan hanya berkata, “Saya akan berunding dengan ibunya dulu.” Dan pergilah dia menemui istrinya. “Utusan Allah ingin melamar putrimu,” katanya kepada istrinya. Istrinya pun kegirangan.”Sungguh sebuah rencana yang menakjubkan dan betapa (ini akan) indah dipandang mata,” kata istrinya. “Beliau tidak melamar untuk dinikahi sendiri, tapi beliau ingin menikahkannya dengan Julaybib.” kata lelaki itu. Istrinya luar biasa kaget. “Untuk Julaybib??!! Tidak, tak sudi kalau untuk Julaybib!, Demi Allah tidak!, kita tidak akan pernah menikahkan anak kita dengan Julaybib,” protes sang istri.
Ketika pria Anshar itu kembali hendak menemui Nabi untuk memberitahukan hasil percakapan dengan istrinya, putrinya yang mendengar ketidaksetujuan ibunya itu bertanya, “Siapa yang menemui ayah untuk melamarku?” Sang ibu memberitahukan kepadanya tentang permintaan Nabi untuk menikahkannya dengan Julaybib.
Ketika ia mendengar bahwa permintaan itu datang dari Nabi dan bahwa ibunya benar-benar menentang gagasan itu, ia pun tersinggung dan berkata, “Kalian berani menolak utusan Allah? Berikan aku kepada beliau karena beliau tak akan pernah membawa kesengsaraan untukku.”
Nabi mendengar jawabannya dan berdoa untuknya, “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan untuknya dan hindarkanlah hidupnya dari kesusahan dan kesengsaraan.” Inilah sesungguhnya jwaban dan sikap sang Muslimah sejati.
Allah Ta’ala juga telah berjanji akan menghadiahi Julaybib dengan para bidadari surga. Ini sebagai hadiah atas pengorbanan Julaybib menegakkan agama Allah. Dikisahkan, dalam sebuah ekspedisi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam terjadi pertempuran dengan kaum musyrik.
Setelah pertempuran itu usai, Rasulullah bertanya kepada para sahabat. “Apakah kalian kehilangan seseorang?” merekapun menjawab dengan memberikan nama-nama kerabat atau sahabat mereka yang terbunuh. Nabi lalu memberikan pertanyaan yang sama kepada sahabat-sahabat lain dan mereka pun memberikan nama-nama orang yang tewas dalam pertempuran itu. Salah satu kelompok sahabat menjawab bahwa mereka tidak kehilangan seorang kerabat pun dan saat mendengar itu Nabi berkata, “Tapi aku kehilangan Julaybib. Carikan dia di medan pertempuran.”
Mereka pun mencari dan menemukan Julaybib di samping tujuh orang musyrik yang dibunuhnya sebelum ia menemui ajalnya. Nabi lalu berdiri dan pergi menuju tempat di mana Julaybib, sahabatnya itu terbaring.
Belia berdiri didekatnya dan berkata, “Ia membunuh tujuh orang lalu ia terbunuh? Lelaki ini adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darinya.” Beliau mengulang kata-kata itu dua atau tiga kali. Nabi kemudian membopongnya dan konon Julaybib tak pernah memiliki tempat berbaring yang lebih baik dari lengan utusan Allah.
Nabi kemudian menggali kubur untuknya dan beliau sendiri yang meletakkan Julaybib ke dalamnya. Bahkan, Allah Ta’ala pun berjanji, dalam sebuah riwayat, tidak akan menikahkan Julaybib melainkan dengan para bidadari surga. Subhanallah, betapa mulianya Julaybib dihadapan Allah dan Rasul-Nya.
Julaybib mungkin tidak banyak dikenal, tetapi ia adalah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam. Yang mendapat hadiah langsung dari Allah Ta’ala berupa bidadari surga. Dan dialah yang memperoleh julukan khusus dari Rasulullah sebagai bagian dari hidupnya.
Orang yang melihat Julaybib sebagai sosok miskin dan damim (buruk rupa). Namanya berasal dari kata jalbab-keci ayau kontet. Ia juga sering mendapat cemoohan dan dijauhi banyak orang akibat kondisinya itu. Terkecuali, Rasulullah , rasanya mustahil bagi Julaybib untuk mengharapkan belas kasihan dan bantuan orang lain.
Namun sungguh luar biasa, meskipun Julaybib minder dengan kondisinya, tidak sekalipun ia surut untuk berbuat baik. Ia selalu yang terdepat dalam berbuat kebaikan. Kondisi yang dialaminya juga tidak menyebabkan ia terjerumus dalam lubang kenistaan.
Ia tidak mengedepankan hawa nafsunya ketika ia memiliki hasrat duniawi. Sikap rendah hatinya ini membuat Rasulullah menyukai Julaybib. “Kalau begitu, nikahkanlah saya dengan wanita yang tidak laku,” begitu jawaban Julaybib ketika Rasulullah menawarkannya untuk menikah.
Apapun jawaban Julaybib tadi, Rasulullah lebih mengetahui keadaan yang dialami Julaybib sebenarnya. Dia tentunya ingin memenuhi hasrat biologisnya sebagaimana kebanyakan para lelaki.
Rasulullah mengetahui kondisi Julaybib bahkan mengetahui semua keadaan para sahabat waktu itu. Untuk maksud tersebut, Nabi pergi menemui salah satu dari Kaum Anshar lalu berkata, “Aku ingin melamar putrimu.”
“Alangkah membahagiakan dan dirahmati, wahai utusan Allah, dan betapa (ini akan) indah dipandang mata,” jawab pria Anshar itu dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan yang begitu nyata. “Aku tidak melamarnya untuk diriku sendiri,” kata Nabi. “Lalu untuk siapa?, wahai utusan Allah..” tanya lelaki itu. Ia terlihat kecewa, “Untuk Julaybib.” jawab Nabi.
Pria Anshar itu terlalu kaget untuk bereaksi dan hanya berkata, “Saya akan berunding dengan ibunya dulu.” Dan pergilah dia menemui istrinya. “Utusan Allah ingin melamar putrimu,” katanya kepada istrinya. Istrinya pun kegirangan.”Sungguh sebuah rencana yang menakjubkan dan betapa (ini akan) indah dipandang mata,” kata istrinya. “Beliau tidak melamar untuk dinikahi sendiri, tapi beliau ingin menikahkannya dengan Julaybib.” kata lelaki itu. Istrinya luar biasa kaget. “Untuk Julaybib??!! Tidak, tak sudi kalau untuk Julaybib!, Demi Allah tidak!, kita tidak akan pernah menikahkan anak kita dengan Julaybib,” protes sang istri.
Ketika pria Anshar itu kembali hendak menemui Nabi untuk memberitahukan hasil percakapan dengan istrinya, putrinya yang mendengar ketidaksetujuan ibunya itu bertanya, “Siapa yang menemui ayah untuk melamarku?” Sang ibu memberitahukan kepadanya tentang permintaan Nabi untuk menikahkannya dengan Julaybib.
Ketika ia mendengar bahwa permintaan itu datang dari Nabi dan bahwa ibunya benar-benar menentang gagasan itu, ia pun tersinggung dan berkata, “Kalian berani menolak utusan Allah? Berikan aku kepada beliau karena beliau tak akan pernah membawa kesengsaraan untukku.”
Nabi mendengar jawabannya dan berdoa untuknya, “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan untuknya dan hindarkanlah hidupnya dari kesusahan dan kesengsaraan.” Inilah sesungguhnya jwaban dan sikap sang Muslimah sejati.
Allah Ta’ala juga telah berjanji akan menghadiahi Julaybib dengan para bidadari surga. Ini sebagai hadiah atas pengorbanan Julaybib menegakkan agama Allah. Dikisahkan, dalam sebuah ekspedisi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam terjadi pertempuran dengan kaum musyrik.
Setelah pertempuran itu usai, Rasulullah bertanya kepada para sahabat. “Apakah kalian kehilangan seseorang?” merekapun menjawab dengan memberikan nama-nama kerabat atau sahabat mereka yang terbunuh. Nabi lalu memberikan pertanyaan yang sama kepada sahabat-sahabat lain dan mereka pun memberikan nama-nama orang yang tewas dalam pertempuran itu. Salah satu kelompok sahabat menjawab bahwa mereka tidak kehilangan seorang kerabat pun dan saat mendengar itu Nabi berkata, “Tapi aku kehilangan Julaybib. Carikan dia di medan pertempuran.”
Mereka pun mencari dan menemukan Julaybib di samping tujuh orang musyrik yang dibunuhnya sebelum ia menemui ajalnya. Nabi lalu berdiri dan pergi menuju tempat di mana Julaybib, sahabatnya itu terbaring.
Belia berdiri didekatnya dan berkata, “Ia membunuh tujuh orang lalu ia terbunuh? Lelaki ini adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darinya.” Beliau mengulang kata-kata itu dua atau tiga kali. Nabi kemudian membopongnya dan konon Julaybib tak pernah memiliki tempat berbaring yang lebih baik dari lengan utusan Allah.
Nabi kemudian menggali kubur untuknya dan beliau sendiri yang meletakkan Julaybib ke dalamnya. Bahkan, Allah Ta’ala pun berjanji, dalam sebuah riwayat, tidak akan menikahkan Julaybib melainkan dengan para bidadari surga. Subhanallah, betapa mulianya Julaybib dihadapan Allah dan Rasul-Nya.
Spoiler for Sumber:
http://b-zahra.com/2012/05/17/julaybib-yang-dihadiahi-bidadari-surga/
Mudah-mudahan jadi inspirasi agan/aganwati

Tolong Jangan Di

Beri ane








0
3.4K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan