- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
The Introvert #Chapter1


TS
anac.goenoenk
The Introvert #Chapter1
Spoiler for #27 Januari 2013 tengah malam:
Terang lampu kamar ruangan menerangi penglihatanku yang sempat terpejam. Aku merasa aneh dengan posisi tidurku, dan aku tidak tahu di mana ruangan ini. Ku coba menggerakan tanganku, tapi tak bias. Tangan dan kakiku ternyata dalam kondisi terikat. Kulihat sekeliling mencari jam dinding tapi aku tidak bisa menemukannya. Tapi aku melihat 4 orang terbaring di ranjang-ranjang yang tersusun rapi. Mereka mengenakan pakaian seperti pakaian tahanan, berwarna biru tua dengan celana yang hanya tiga per empat dari kaki. Aku berteriak memanggil orang yang tidur itu, tapi mereka tetap tidur, hanya sesekali bangun dan mengingatkanku agar jangan berisik.
Aku bingung kondisiku waktu itu, aku sungguh asing dengan semua nya yang ada disitu. Bahkan orang-orangnya, baru kali ini ku jumpai di tempat yang belum aku ketahui. Kondisiku terikat tangan dan kaki, posisiku tiduran di ranjang tapi hanya ranjang saja, tidak ada spring bed atau kasur. Sungguh aku tidak tahu apa salahku kenapa aku disini.
Spoiler for #beberapa jam sebelumnya:
“San, kamu lagi apa? Ikut Om yuks, sama bapakmu, masmu dan teman-teman bapakmu.”
“Main kemana om?”
“Udah ikut saja, nanti juga kamu tahu. Dah sana ganti pakaian yang paling bagus, biar tambah tampan”
Aku kemudian berganti pakaian di dalam kamar dimana tempat aku bekerja, di sebuah warnet kecil di Kota Semarang. Setelah berganti pakaian aku keluar dari warnet, di situ sudah ada Ayah, kakakku dan teman ayahku menanti di Mobil. Tanpa banyak aku langsung masuk mobil setelah aku menyalami ayah, kakak dan teman ayah.
Dalam hati saya merasa akan terkejut mengingat ini pertama kalinya aku pergi bersama Om Hanung, Ayah dan Kakak bersama-sama. Saya mengira saya akan diajak makan bersama di suatu tempat yang keren dan menyenangkan. Karena nggak tahu masih berapa lama perjalanan dan kemana tujuanya saya pun memilih tidur. Iya saya tidur di mobil, karena 3 hari sebelumnya saya tidak tidur. Saya sibuk dengan pekerjaan, teman-teman, dan hobi saya mendaki gunung.
Spoiler for #1 jam setelahnya:
“San, bangun. Dah sampai kita.” Kata kakakku membangunkanku.
“Loh, kita dimana kak?”
“Dah turun dulu, nanti juga tahu.”
Saya pun turun dari mobil dan melihat sekitar, dan saya tahu ini rumah sakit. Saya cemas dengan hal ini, karena sesekali aku melihat ayah sedih, teman ayahku beberapa kali meyakinkan aku bahwa ini semua baik-baik saja. Saya bingung dengan situasi ini, dan Om Hanung menghampiri saya.
“San kamu tahu ini dimana?” Tanya om dengan senyumnya yang penuh misteri.
“Rumah Saki tom, kenapa saya dibawa di sini om? Siapa yang sakit?”
“Udah… kamu tenang saja. Nggak akan terjadi apa-apa kok. Pokoknya habis ini kamu aku ajak masuk, kemudian kamu nurut aja sama dokternya.”
“Loh, emang saya sakit apa om? Saya nggak sakit kok om.”
Sayapun akhirnya masuk pada ruangan periksa, di dalam sudah menunggu dokter muda yang cantik dengan beberapa perawatnya kemudian mempersilahkan saya duduk pada suatu kursi yang sudah disediakan.
“Selamat malam, silahkan duduk. Sebelumnya saya perkenalkan saya Dokter Lysa yang praktek di Rumah Sakit ini. Maaf dengan siapa saya bicara?” sambutan dokter itu seraya memperkenalkan dirinya.
“Saya Sandy Dok.”
Kemudian dokter itu bertanya tentang biodataku, aku pun menjawabnya dengan apa adanya sampai pada saat pertanyaan dimana aku mulai menjawab dengan tidak jujur.
“Mas Sandy sekarang masih kuliah? Dah semester berapa?”
“Iya dok, Saya masih kuliah dan sekarang ini saya semester 7.”
“Ini libur apa masih masuk kuliah? Berarti dah skripsi ya?”
“Sekarang libura semester dok, iya saya tinggal ambil skripsi.” Jawab saya mulai tidak jujur, entah alas an apa saya tidak jujur. Semester 7 kalau kuliah pada umunya memang sudah ambil skripsi untuk semester 8 nya. Tapi saya pernah cuti 2 kali, jadi nggak mungkin saya bisa ambil skripsi. Tapi kenapa saya mesti berbohong? Saya tidak tahu.
“Owh, berarti dah mau lulus ya? Mas Sandy tahu, alasannya berada di sini?”
“Iya, setelah ini saya mau ngerjain skripsi biar saya lulus. Terus saya tidak tahu kenapa diajak di sini.”
“Mas sudah punya pacar? Hayoo..” Tanya dokter genit menggoda. Di pertanyaan inilah terlintas bayangan masa lalu, dimana aku memiliki pacar yang sangat ku sayangi, April namanya. Namun kisah percintaan kami kandas di tengah jalan.
“Loh, kita dimana kak?”
“Dah turun dulu, nanti juga tahu.”
Saya pun turun dari mobil dan melihat sekitar, dan saya tahu ini rumah sakit. Saya cemas dengan hal ini, karena sesekali aku melihat ayah sedih, teman ayahku beberapa kali meyakinkan aku bahwa ini semua baik-baik saja. Saya bingung dengan situasi ini, dan Om Hanung menghampiri saya.
“San kamu tahu ini dimana?” Tanya om dengan senyumnya yang penuh misteri.
“Rumah Saki tom, kenapa saya dibawa di sini om? Siapa yang sakit?”
“Udah… kamu tenang saja. Nggak akan terjadi apa-apa kok. Pokoknya habis ini kamu aku ajak masuk, kemudian kamu nurut aja sama dokternya.”
“Loh, emang saya sakit apa om? Saya nggak sakit kok om.”
Sayapun akhirnya masuk pada ruangan periksa, di dalam sudah menunggu dokter muda yang cantik dengan beberapa perawatnya kemudian mempersilahkan saya duduk pada suatu kursi yang sudah disediakan.
“Selamat malam, silahkan duduk. Sebelumnya saya perkenalkan saya Dokter Lysa yang praktek di Rumah Sakit ini. Maaf dengan siapa saya bicara?” sambutan dokter itu seraya memperkenalkan dirinya.
“Saya Sandy Dok.”
Kemudian dokter itu bertanya tentang biodataku, aku pun menjawabnya dengan apa adanya sampai pada saat pertanyaan dimana aku mulai menjawab dengan tidak jujur.
“Mas Sandy sekarang masih kuliah? Dah semester berapa?”
“Iya dok, Saya masih kuliah dan sekarang ini saya semester 7.”
“Ini libur apa masih masuk kuliah? Berarti dah skripsi ya?”
“Sekarang libura semester dok, iya saya tinggal ambil skripsi.” Jawab saya mulai tidak jujur, entah alas an apa saya tidak jujur. Semester 7 kalau kuliah pada umunya memang sudah ambil skripsi untuk semester 8 nya. Tapi saya pernah cuti 2 kali, jadi nggak mungkin saya bisa ambil skripsi. Tapi kenapa saya mesti berbohong? Saya tidak tahu.
“Owh, berarti dah mau lulus ya? Mas Sandy tahu, alasannya berada di sini?”
“Iya, setelah ini saya mau ngerjain skripsi biar saya lulus. Terus saya tidak tahu kenapa diajak di sini.”
“Mas sudah punya pacar? Hayoo..” Tanya dokter genit menggoda. Di pertanyaan inilah terlintas bayangan masa lalu, dimana aku memiliki pacar yang sangat ku sayangi, April namanya. Namun kisah percintaan kami kandas di tengah jalan.
Spoiler for #3 Tahun yang Lalu:
Kukenal dia di kala aku melamun sendiri di sebuah taman. Dia yang hobi melukis sedang melukis diriku yang duduk sendiri di bangku taman yang indah. Ketika aku sadar dari lamunanku aku memergoki dia yang tampak kaget melihat ekspresiku yang agak marah menghampiri dia.
“Heh, apa yang kamu lukis?”
“eh.. anu, saya melukis bangku taman itu yang terletak di depan bunga sepatu tapi tidak melukis dirimu.”
Aku tidak percaya dengan jawabanya, kemudian aq melihat hasil lukisanya. Benar, dia melukis diriku. Tapi, lukisanya begiitu indah dan tanpa ku sadari aku memuji lukisanya tentang diriku.
“Bagus, kamu melukis diriku dengan raut mukaku yang kosong tadi. Kamu berbakat sekali.”
“Makasih, tapi kamu nggak marah kan?”
“Awalnya marahlah. Tapi setelah melihat hasil lukisanmu, siapa sih yang tidak terpukau? Kamu berbakat ya? Kamu kerja apa kuliah?”
“Ah yang benar mas, habisnya mas ngelamun aja, dan kebetulan saya sedang melukis, ya iseng aja mask u lukis. Btw ngelamunin apa mas? Sampai bengong lama gitu? Oh ya.. Saya tidak kuliah mas, saya keluar kuliah semester2 saya berkeinginan jadi komikus atau paling nggak jadi pelukis character. Perkenalkan saya April mas siapa?”
“Oh gitu.. keren, keren cita2 lo. Oh ya saya Sandy. Iya nih bingung, bentar lagi saya mau kuliah, tapi di lain sisi saya kehilangan pekerjaan saya. Nggak tahu kalau nanti kuliah mau bayar pakai apa. Saya dari keluarga nggak mampu, tapi saya harus bisa sarjana.”
“ eh mas dah dulu ya. Saya harus pulang sebelum mama nyariin, ini mas no telp saya, saya berharap mas mengubungi saya kemudian. Dah dulu yam as,, byeeee.”
Begitulah awal perkenalan ku dengan gadis bernama April, sejak saat itu kami saling berkomunikasi lewat sms. Kami jarang ketemu karena April merupakan anak tunggal dari keluarga konglomerat, jadi sehari-hari dia habiskan di rumah karena ketatnya peraturan orang tuanya untuk keluar rumah. Hanya sesekali saja dia keluar rumah, itupun hanya sekedar membeli keperluan sehari-hari di minimarket terdekat.
Hari demi hari, minggu demi minggu hubungan kami semakin dekat walaupun kita hanya berkomunikasi dengan handphone dan menggunakan fasilitas sosmed. Tapi hubungan kami sangat terasa Indah, sampai pada akhirnya hubungan kami diketahui orang tuanya. Di sinilah semuanya harus berakhir. Secara mendadak Aprilpun harus pindah ke Singapura ikut ayahnya dan meninggalkanku sendiri.
Hari demi hari, minggu demi minggu aku menunggu kabar dari April, tapi tak kunjung ada kabar sampai pada suatu hari dia mengirim message face book kepadaku. Begini pesanya, “San, april kangen.. April pengen ketemu sandy. Di sini April tersiksa, April nggak bisa ngapa-ngapain. April sedih nggak bisa liat San lagi.. “ Lemas, cemas aku membaca pesanya.
Hari hari pun aku lewati dengan kecemasan terhadap April, aku tak bisa menghubungi dia , aku tak bisa menerima kabar dari dia kapan saja. Tadinya kulewati hari dengan penuh semangat kebahagian kini ku lewati hari-hariku dengan perasaan kecemasan dan ketakutan akan kondisi April. Nilai-nilai kuliahpun menurun drastic, yang semester lalu aku mendapat IPS 3,45 Kini aku hanya mendapat 2,6.
Sampai pada suatu hari aku menerima panggilan depanya +65xxxxxxxxxx. dalam hatiku ini nomer singapura, pasti ini April. Aku pun mengangkat telponya,
“ Halo..”
“Halo, ini gue yoyon tunangannya April, lu kenal April kan? Sekarang April lagi sakit keras, aku menghubungimu karena dia terus memanggil namamu, aku kasih ijin April ngobrol sama elu, kesempatan ini hanya sekali, jadi gunakanlah dengan baik.” Sahut seorang pria yeng bersama April, kemudian Hpnya diberikan ke April.
“Halo san.. Ini April.. April kangen San.. April pengen ketemu Sandy….hiks..hiks”
“April.. aku juga kangen kamu ap.. Kamu sakit apa ap?” tak terasa pun air mata ku berjatuhan setelah mendengar suara April.
“April nggak sakit kug San,, April hanya kangen Sandy… Sandy sabar yah.. Sandy tunggu April pulang… April…………..”
“Dah cukup! April baik-baik saja selama ada aku di sini, April akan lebih buruk jika bersama gembel sepertimu!”
“Heh ** SENSOR **!!! Maksud lu apa??? Tut…tut….” Diapun segera mematikan telponya.
Sejak saat itulah hubungan kami benar-benar berakhir.. tak ada April lagi. Yang ku tahu dia pergi dalam keadaan sakit yang parah.
Spoiler for #Kembali ke ruang periksa:
Aku merasa inilah waktunya aku bertemu April, seperti yang banyak orang katakana, rusuk pria di buat kurang satu, kare satu rusuk itu buat pasanganya. Saya merasa saya akan menjadi donor untuk penyakit April.
“Benar kamu tidak punya pacar? Jangan Bohong loh…”
“Punya dok, saya punya pacar, dia berada di Singapura.”
Dokter lysapun tersenyum penuh arti, aku bertambah yakin jika aku akan dpertemukan lagi dengan April.
“Mas Sandy hobi naik gunung ya? Dalam beberapa bulan Mas Sandy tidak bisa naik gunung gak apa-apa?”
“Emang saya mau dibawa kemana dok? Emang apa yang akan terjadi?”
“Udah, mas sekarang tiduran dulu di sana, nanti aku datangi ke sana.”
Kemudian aku diantar perawat-perawat untuk tidur di sebuah ranjang yang dipisahkan tirai-tirai sebagai penutupnya, ketika aku tiduran aku melihat cahaya lampu neon kamar periksa itupun menjadi matahari yang menyinari aku. Dan tirai-tirai berubah menjadi pohon-pohonan yang lebat. Ini semua seperti di Alaska, ya Alaska seperti di Film Dokumenter Chrsitopher Johnson Mc Candless yang berjudul “Into The Wild” Saya berada dalam posisi ketika MC Candless akan menemui ajalnya, saya berteriak dengan suara serak “Alaska… Alaska!”
Kemudian dokter yang memeriksa aku tadipun datang. Dengan tersenyum dia memegangi lengangku, kemudian menyuntikkan suntikkan ke lenganku. Sambil tetap menyebut “Alaska.. Alaska.” SInar lampu neon yang Nampak seperti matahari berubah menjadi gelap.. gelap…dan gelap…………………..
Diubah oleh anac.goenoenk 19-02-2014 02:55


anasabila memberi reputasi
1
2.1K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan