putroephangAvatar border
TS
putroephang
Ada Fenomena Ganjil, Simeulue Butuh Laboratorium Gempa dan Tsunami
SIMEULUE - Gempa tektonik yang diakibatkan pergeseran lempengan bumi, dalam beberapa waktu ini kerap terjadi di wilayah Simeulue Provinsi Aceh, yang diantaranya adalah gempa kembar berkekuatan di atas 8 Skala Richter (SR) yang terjadi pada April 2012 silam, serta beberapa gempa kecil yang sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini.

Kepala Divisi Riset TDMRC Unsyiah, Syamsidik, kepada aceonline.info, Minggu (9/2/2014) mengatakan, gempa kembar yang terjadi di Simeulue tersebut menimbulkan perhatian dari sejumlah peneliti dan pakar gempa di dunia. Hal itu dikarenakan gempa kembar tersebut terjadi bukan dengan pola gempa dorongan seperti yang terjadi pada 2004 silam yang berpusat di Meulaboh, melainkan dengan pola geser. Selain itu, dua gempa besar yang berpusat di satu titik tersebut tidak menimbulkan Tsunami besar, melainkan hanya Tsunami kecil dengan ketinggian 100-120 centimeter.

"Gempa yang terjadi itu juga berada di luar zona subduksi atau zona pertemuan lempeng Indo-Australia. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang mendalam untuk mengetahui mekanisme terjadinya gempa tersebut," ujarnya.

Menurutnya, panjang bidang fokal gempa terssebut diperkirakan mencapai 600-700 Kilometer, dimana arah patahan berada pada diagonal sumbu Timur Laut-Barat Daya Simeulue.

"Arahnya memotong garis subduksi Indo-Australia ke dasar lempeng, sehingga gempa terjadi di luar zona pertemuan dua lempeng. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang ganjil," ungkapnya.

Gempa tersebut, Syam menambahkan, juga berpotensi menambah energi pada lempeng yang berdekatan, termasuk menambah potensi gempa dan tsunami di sepanjang subduksi Indo-Australia, yang dimulai dari Aceh hingga Pulau Jawa.

"Gempa tersebut juga mempunyai pola yang berbeda, yaitu pola bergeser bukan pola dorongan seperti tahun 2004, sehingga tidak memindahkan massa air (Tsunami) dalam jumlah yang banyak secara vertikal ke permukaan," jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Dr.Armidin mengatakan persoalan gempa di Simeulue harus diteliti lebih mendalam, agar adanya ilmu pengetahuan yang dihasilkan sehingga dapat mengantisipasi bahaya dan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar selalu sigap menghadapi bencana gempa.

"Untuk itu diharapkan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Aceh agar dapat memikirkan persoalan ini, dengan membangun laboratorium gempa dan tsunami yang komprehensif di Pantai Barat Aceh, khususnya Simeulue, yang merupakan wilayah yang berada di kawasan lempengan (kerak) bumi), demi untuk pengembangan ilmu pengetahuan kegempaan dan tsunami yang akan berkontribusi dalam perbaikan penanganan bencana," imbuhnya. sumber: http://acehonline.info/detail.php?no_berita=6880
0
1.5K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan