Sebagai seorang fresh graduate atau lulusan baru, tanpa pengalaman pekerjaan sebelumnya. Jika anda dihadapkan pertanyaan : “berapa gaji yang anda minta?” dalam sebuah wawancara pekerjaan, mungkin anda akan tertegun sejenak dan berpikir berapa biaya hidup bulanan yang cukup untuk anda?

Dalam menentukan jumlah gaji yang diminta, sangatlah tidak bijak menggunakan standar gaya hidup pribadi, karena standar ini sangat personal dan berbeda-beda tiap orang. Jika anda terbiasa kuliah menggunakan mobil dan uang saku ratusan ribu rupiah pemberian orang tua anda, ketika anda akan mulai mencoba dunia kerja sebagai pemula di sebuah perusahaan, tentunya anda tidak mungkin menuntut perusahaan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup anda tanpa dasar yang kuat berdasarkan kualifikasi anda dan bagaimana kemampuan anda bekerja.

Pahamilah bahwa sebagai fresh graduate yang non-pengalaman, ketika anda diterima bekerja di suatu perusahaan, pada dasarnya anda masih belum tergolong investasi buat perusahaan, namun merupakan biaya semata. Karyawan yang sudah bekerja lebih lama relatif sudah bisa produktif dan menghasilkan sehingga gaji yang dibayarkan kepada mereka sudah terhitung investasi karena ada hasil yang nyata dari individu tersebut. Sementara bagi karyawan baru non pengalaman biasanya akan membutuhkan waktu penyesuaian atau orientasi pekerjaan dimana anda harus belajar mengenal apa yang harus anda kerjakan terlebih dahulu. Untuk itu penting agar anda mempertimbangkan masa percobaan ini dalam menentukan berapa gaji yang akan anda minta.

Meskipun berbeda-beda dalam menentukan standar gaji namun kebanyakan perusahaan menggunakan beberapa pedoman yang sama dalam menentukan besaran gaji bagi freshgraduate, seperti :

** Rata-rata gaji yang ditawarkan oleh perusahaan yang beroperasi di industri yang sama
** Rata-rata gaji berdasarkan tingkat pengalaman dan pendidikan
** Rata-rata gaji yang ditawarkan kepada para profesional di industri dalam kota / negara bagian / negara
** Atau dengan mengacu pada besaran Upah Minimum Regional (UMR)

Sebagai seorang fresh graduate memang belum banyak kekuatan yang dapat anda jadikan patokan untuk bernegosiasi gaji mengingat anda belum memiliki pengalaman pekerjaan. Minimal anda bisa menilai skill anda saat ini dibandingkan teman lainnya di bidang yang sama apakah anda memiliki kelebihan atau tidak? Jika anda tidak yakin, sebaiknya jangan mematok standar gaji yang terlalu tinggi.

Ada baiknya anda bernegosiasi dalam hal waktu, misalnya sebagai karyawan baru anda siap menerima gaji berapa saja yang diatawarkan, atau hanya sebesar UMR, namun dalam jangka waktu 3 bulan melewati masa percobaan apa yang harus anda buktikan selama masa itu? Dan berapa penyesuaian gaji yang akan anda dapatkan jika anda mampu membuktikan dan seterusnya.

Dengan sistim negosiasi seperti ini artinya anda cukup percaya diri bahwa anda memiliki potensi. Dan perusahaan juga tidak akan keberatan memberikan penghasilan yang lebih tinggi jika anda mampu mebuktikan dengan prestasi. Cara ini akan jauh lebih baik daripada anda meminta gaji senilai tertentu dengan alasan anda harus memenuhi kebutuhan anda serta rumah tangga anda.