- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[INFO] SALAH KAPRAH Awam tentang GILA
TS
darahkotor
[INFO] SALAH KAPRAH Awam tentang GILA
Spoiler for hai :
Selamat datang Gan / sis
Kalo berkenan tolong di
dan juga Reply Posting saya
VVVV
apa bedanya antara Gila ,gangguan jiwa dan Gila (gangguan Syaraf)?
masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak bisa membedakan pengertian istilah Gila , gangguan jiwa dan Gila (gangguan Syaraf)? . Ketiga istilah itu dianggap sama artinya dan sering tak mampu membedakannya.
Disini akan saya paparkan perbedaan nya
Spoiler for w:
Spoiler for Gila /Sakit Gila:
Merupakan perilaku yang berlebihan dan seringkali tak terkontrol oleh pemikiran-pemikiran dan tidak bisa dipahami secara rasional. Misalnya, tertawa sendiri, menyanyi sendiri, berpidato sendiri dengan kata-kata yang tak sistematis, berpakaian aneh ataupun berperilaku aneh. Sakit gila merupakan kelanjutan dari penyakit jiwa yang akut dan untuk menjadi gila membutuhkan waktu lama, tidak bisa seketika.
Spoiler for 2:
Spoiler for Gangguan Jiwa:
Gangguan Jiwa apa sih?
Gangguan Jiwa menurut PPDGJ atau Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (yang mengacu pada The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) ialah sindrom atau pola perilaku atau psikologi seseorang yang secara klinis cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan atau hendaya di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Fungsi yang penting itu antara lain dalam segi perilaku, psikologis, biologis, dan gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan antara orang itu dengan masyarakat.
Gangguan Jiwa atau Gangguan Mental dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Mental Disorder. Istilah ini ialah istilah resmi yang digunakan di dalam ilmu kedokteran jiwa dan psikologi klinis. Jadi, penyebutan “penyakit jiwa”, “sakit jiwa”, mental desease/mental illness tidak digunakan.
Jika ada pertanyaan apakah Gangguan Jiwa ini sama dengan Gila atau Sakit Jiwa, psikiater dan psikolog klinis yang bekerja di seting kesehatan jiwa tentunya akan mengatakan bahwa kata-kata tersebut mengandung makna yang berbeda. Gila atau Sakit Jiwa yang sering disebut-sebut oleh masyarakat merupakan sebutan bagi kondisi orang yang tidak menyadari realitas; lupa ingatan, ketawa sendiri, bicara sendiri, tidak mengenakan busana (meski di tempat umum). Nah, bagi kami (psikiater dan psikolog klinis) istilah ‘gila’ atau ‘sakit jiwa’ yang dimaksud itu merupakan Gangguan Jiwa, jenisnya skizofrenia.
Banyak pasien dan/atau keluarga pasien yang terkejut ketika seorang psikolog klinis mengatakan bahwa ybs atau keluarganya mengalami Gangguan Jiwa. Bayangannya langsung mengarah ke arah “Gila”. Padahal Gangguan Jiwa yang dialaminya berupa depresi ringan karena kehilangan orang tua (meninggal). Sebetulnya kita tidak perlu kaget/takut/tersinggung/merasa malu dengan keberadaan anggota keluarga yang memiliki Gangguan Jiwa. Tentunya tidak ada seorang pun yang ingin memiliki permasalahan atau sakit.
Penjelasan singkat tentang Gangguan Jiwa digambarkan secara singkat sebagai berikut ini:
manusia mengalami 2 masalah, yaitu secara FISIK dan PSIKIS. Masalah FISIK biasanya kita sebut sakit fisik/sakit badan. Contohnya; badan meriang, badan demam, sesak nafas (astma), kolesterol naik, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, stroke, jantung, dll. Nah, masalah PSIKIS para ahli menyebutnya GANGGUAN JIWA. Contohnya; skizofrenia, depresi, gangguan kecemasan, gangguan anxietas phobik (kaitannya dengan phobia), retardasi mental, autisma, retardasi mental, hiperaktif, demensia, dll.
Jenis-jenis Gangguan Jiwa
Seperti yang telah disinggung pada poin sebelumnya, jenis-jenis gangguan jiwa atau gangguan mental antara lain:
• Gangguan mental organik
• Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
• Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham
• Gangguan suasana perasaan
• Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stres
• Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik
• Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
• Retardasi mental
• Gangguan perkembangan psikologis
• Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada mada kanak dan remaja
Ciri-ciri Gangguan Jiwa
Secara umum ciri-ciri seseorang yang mengalami gangguan jiwa ialah:
• Ada perubahan perilaku dari yang positif menjadi negatif, rajin menjadi malas, aktif dan banyak bergerak menjadi pasif dan diam saja, mau bicara menjadi sedikit bicara bahkan diam membisu
• Ada perubahan pikiran, yang awalnya logis menjadi tidak logis, bicara yang awalnya runtut menjadi melompat lompat
• Ada perubahan fungsi. Misalnya yang awalnya mau bersosialisasi menjadi tidak mau bersosialisasi, yang awalnya mau menjalankan tugasnya bekerja menjadi uring-uringan dan malam bekerja, yang awalnya mau melakukan pekerjaan rumah dan merawat diri menjadi malas dan mengabaikan rawat diri.
• Ada perubahan-perubahan lainnya yang tampak “tidak biasa”, “tidak normal”.
Ciri-ciri gangguan jiwa secara spesifik tentu berbeda-beda, tergantung jenis gangguan jiwanya. Misalnya, ciri-ciri orang yang mengalami Depresi tidak sama dengan ciri skizofrenia. Orang yang mengalami Depresi ciri-cirinya:
• Perasaannya cenderung sedih dalam waktu yang lama
• Nafsu makan berkurang
• Kualitas dan kuantitas tidur berkurang
Sedangkan, ciri-ciri orang yang mengalami skizofrenia:
• Cara berpikirnya mulai tidak logis
• Tertawa dan bicara sendiri
• Mendengar suara bisikan-bisikan yang sesungguhnya tidak ada
Cara mengobati Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa disembuhkan melalui terapi obat (farmakoterapi) dan terapi psikologi (psikoterapi). Namun tidak semua pasien dengan gangguan jiwa perlu diberikan obat. Pemberian obat tergantung kondisi dan jenis gangguan si pasien. Sebagai contoh; orang-orang dengan gangguan skizofrenia perlu diberikan obat terutama ketika halusinasi mereka masih aktif. Ketika halusinasi itu aktif, mereka akan (seakan-akan) berbicara dengan seseorang dan tertawa, akibatnya perilakunya jadi aneh bahkan ditakuti oleh orang lain. Nah, peran obat disini ialah untuk mengontrol supaya halusinasinya hilang, sehingga kemudian perilakunya menjadi “normal” (karena tidak bicara dan tertawa sendiri lagi). Berbeda dengan orang-orang yang mengalami skizofrenia, orang-orang dengan Gangguan Jiwa jenis retardasi mental tidak lah memerlukan terapi obat. Orang dengan retardasi mental cenderung mendapat penguatan pada fungsi-fungsinya, misalnya fungsi sosialnya ditingkatkan dengan cara memberikan pelatihan untuk melakukan interaksi sosial yang baik.
Apakah Gangguan Jiwa menular?
Tentu tidak! Jika kamu membayangkan Gangguan Jiwa seperti Flu, kamu keliru. Gangguan jiwa tidak menular seperti virus. Namun, orang dengan Gangguan Jiwa dapat mempengaruhi suasana hati dan pikiran orang-orang yang ada disekitarnya. Contohnya, kita merawat saudara yang mengalami Gangguan Jiwa. Kita akan menjadi kesal, tertekan, sedih, kecewa, cemas apabila perkembangan kesembuhan saudara yang kita rawat tidak sesuai harapan, tidak mengalami perubahan yang mencolok, dan tidak sembuh-sembuh dari sakitnya. Nah, jika kualitas mental kita kurang baik, tentunya hal ini dapat berakibat negatif pada diri kita.
Gangguan Jiwa menurut PPDGJ atau Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (yang mengacu pada The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) ialah sindrom atau pola perilaku atau psikologi seseorang yang secara klinis cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan atau hendaya di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Fungsi yang penting itu antara lain dalam segi perilaku, psikologis, biologis, dan gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan antara orang itu dengan masyarakat.
Gangguan Jiwa atau Gangguan Mental dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Mental Disorder. Istilah ini ialah istilah resmi yang digunakan di dalam ilmu kedokteran jiwa dan psikologi klinis. Jadi, penyebutan “penyakit jiwa”, “sakit jiwa”, mental desease/mental illness tidak digunakan.
Jika ada pertanyaan apakah Gangguan Jiwa ini sama dengan Gila atau Sakit Jiwa, psikiater dan psikolog klinis yang bekerja di seting kesehatan jiwa tentunya akan mengatakan bahwa kata-kata tersebut mengandung makna yang berbeda. Gila atau Sakit Jiwa yang sering disebut-sebut oleh masyarakat merupakan sebutan bagi kondisi orang yang tidak menyadari realitas; lupa ingatan, ketawa sendiri, bicara sendiri, tidak mengenakan busana (meski di tempat umum). Nah, bagi kami (psikiater dan psikolog klinis) istilah ‘gila’ atau ‘sakit jiwa’ yang dimaksud itu merupakan Gangguan Jiwa, jenisnya skizofrenia.
Banyak pasien dan/atau keluarga pasien yang terkejut ketika seorang psikolog klinis mengatakan bahwa ybs atau keluarganya mengalami Gangguan Jiwa. Bayangannya langsung mengarah ke arah “Gila”. Padahal Gangguan Jiwa yang dialaminya berupa depresi ringan karena kehilangan orang tua (meninggal). Sebetulnya kita tidak perlu kaget/takut/tersinggung/merasa malu dengan keberadaan anggota keluarga yang memiliki Gangguan Jiwa. Tentunya tidak ada seorang pun yang ingin memiliki permasalahan atau sakit.
Penjelasan singkat tentang Gangguan Jiwa digambarkan secara singkat sebagai berikut ini:
manusia mengalami 2 masalah, yaitu secara FISIK dan PSIKIS. Masalah FISIK biasanya kita sebut sakit fisik/sakit badan. Contohnya; badan meriang, badan demam, sesak nafas (astma), kolesterol naik, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, stroke, jantung, dll. Nah, masalah PSIKIS para ahli menyebutnya GANGGUAN JIWA. Contohnya; skizofrenia, depresi, gangguan kecemasan, gangguan anxietas phobik (kaitannya dengan phobia), retardasi mental, autisma, retardasi mental, hiperaktif, demensia, dll.
Jenis-jenis Gangguan Jiwa
Seperti yang telah disinggung pada poin sebelumnya, jenis-jenis gangguan jiwa atau gangguan mental antara lain:
• Gangguan mental organik
• Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
• Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham
• Gangguan suasana perasaan
• Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stres
• Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik
• Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
• Retardasi mental
• Gangguan perkembangan psikologis
• Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada mada kanak dan remaja
Ciri-ciri Gangguan Jiwa
Secara umum ciri-ciri seseorang yang mengalami gangguan jiwa ialah:
• Ada perubahan perilaku dari yang positif menjadi negatif, rajin menjadi malas, aktif dan banyak bergerak menjadi pasif dan diam saja, mau bicara menjadi sedikit bicara bahkan diam membisu
• Ada perubahan pikiran, yang awalnya logis menjadi tidak logis, bicara yang awalnya runtut menjadi melompat lompat
• Ada perubahan fungsi. Misalnya yang awalnya mau bersosialisasi menjadi tidak mau bersosialisasi, yang awalnya mau menjalankan tugasnya bekerja menjadi uring-uringan dan malam bekerja, yang awalnya mau melakukan pekerjaan rumah dan merawat diri menjadi malas dan mengabaikan rawat diri.
• Ada perubahan-perubahan lainnya yang tampak “tidak biasa”, “tidak normal”.
Ciri-ciri gangguan jiwa secara spesifik tentu berbeda-beda, tergantung jenis gangguan jiwanya. Misalnya, ciri-ciri orang yang mengalami Depresi tidak sama dengan ciri skizofrenia. Orang yang mengalami Depresi ciri-cirinya:
• Perasaannya cenderung sedih dalam waktu yang lama
• Nafsu makan berkurang
• Kualitas dan kuantitas tidur berkurang
Sedangkan, ciri-ciri orang yang mengalami skizofrenia:
• Cara berpikirnya mulai tidak logis
• Tertawa dan bicara sendiri
• Mendengar suara bisikan-bisikan yang sesungguhnya tidak ada
Cara mengobati Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa disembuhkan melalui terapi obat (farmakoterapi) dan terapi psikologi (psikoterapi). Namun tidak semua pasien dengan gangguan jiwa perlu diberikan obat. Pemberian obat tergantung kondisi dan jenis gangguan si pasien. Sebagai contoh; orang-orang dengan gangguan skizofrenia perlu diberikan obat terutama ketika halusinasi mereka masih aktif. Ketika halusinasi itu aktif, mereka akan (seakan-akan) berbicara dengan seseorang dan tertawa, akibatnya perilakunya jadi aneh bahkan ditakuti oleh orang lain. Nah, peran obat disini ialah untuk mengontrol supaya halusinasinya hilang, sehingga kemudian perilakunya menjadi “normal” (karena tidak bicara dan tertawa sendiri lagi). Berbeda dengan orang-orang yang mengalami skizofrenia, orang-orang dengan Gangguan Jiwa jenis retardasi mental tidak lah memerlukan terapi obat. Orang dengan retardasi mental cenderung mendapat penguatan pada fungsi-fungsinya, misalnya fungsi sosialnya ditingkatkan dengan cara memberikan pelatihan untuk melakukan interaksi sosial yang baik.
Apakah Gangguan Jiwa menular?
Tentu tidak! Jika kamu membayangkan Gangguan Jiwa seperti Flu, kamu keliru. Gangguan jiwa tidak menular seperti virus. Namun, orang dengan Gangguan Jiwa dapat mempengaruhi suasana hati dan pikiran orang-orang yang ada disekitarnya. Contohnya, kita merawat saudara yang mengalami Gangguan Jiwa. Kita akan menjadi kesal, tertekan, sedih, kecewa, cemas apabila perkembangan kesembuhan saudara yang kita rawat tidak sesuai harapan, tidak mengalami perubahan yang mencolok, dan tidak sembuh-sembuh dari sakitnya. Nah, jika kualitas mental kita kurang baik, tentunya hal ini dapat berakibat negatif pada diri kita.
Spoiler for g:
Spoiler for saraf:
Spoiler for Sakit saraf:
Penyakit Saraf dan Gangguan Jiwa adalah dua bidang yang berbeda; Saraf masuk dalam bidang Neurologi sedang Jiwa ke Psikiatri (kedokteran jiwa).
Gangguan saraf lebih bersifat ke fungsi anatomi, artinya terjadi gangguan organ anatomis sehingga menimbulkan abnormalis fungsi seperti gemetaran terus-menerus, lumpuh bahkan tidak sadar koma. Sedangkan gangguan kesadarannya secara kuantitas mulai dari sadar - apatis (cuek) - delirium - ngantuk sampai pingsan dan koma.
Contoh nya adalah Penyakit Alzheimer , yang mengakibatkan penderitanya kehilangan ingatan ,Tanda dan Gejala penyakit Alzheimer ini adalah Hilangnya Ingatan , Bingung & Disorientasi , gangguan berbicara , gangguan Keseimbangan dan Penurunan Intelejensi , bila sekilas Penderita Azheimer tampak sekali seperti orang Gila , namun jelas berbeda karena masalah Azheimer ada pada fisik (syaraf) bukan Jiwa
*Sedangkan gangguan Jiwa adalah gangguan kesadaran secara kualitas baik disertai kelainan anatomi saraf maupun tidak. Gangguan jiwa lebih mengarah kepada perubahan tingkah laku.
Dibagi atas (1) Neurosa dimana gangguan tersebut mempengaruhi sistem-sistem fisiologi tubuh, Sebagai contoh : orang cemas, gelisah, takut dsb akan merasa deg-degan, mual, pusing bahkan mungkin juga tekanan darahnya akan naik. (2) Psikosa dimana gangguan tersebut melibatkan status mental seseorang maka dia akan masuk dalam fase yang tidak dia sadari tetapi secara fisiologis dia tetap sadar (tidak pingsan); sebagai contoh : berbicara sendiri, mendengar suara-suara aneh, atau berjalan kaki berkilo-kilo meter tanpa sadar.
Gangguan perkembangan mental dan perilaku masuk ke dalam Psikiatri seperti perkembangan jiwa anak (hiperaktif, autis, cengeng dll), gangguan perilaku lain seperti penyalahgunaan/ketergantungan narkotika juga masuk dalam bidang Psikiatri.
Gangguan jiwa yang berat disebut Skizofrenia (awam menyebutnya Gila) dan gangguan-gangguan jiwa lainnya umumnya diawali oleh gangguan ringan berupa stress (konflik antara 2 atau lebih masalah di dalam pikiran) dimana orang yang mengalami tidak memiliki kekuatan mental dalam menghadapi stress ini akhirnya masuk ke fase yang lebih berat dengan kesadaran yang mengalami disorientasi.
*Buku referensi : Ilmu Kedokteran Jiwa (Maramis), Buku PPDGJ (pedoman penegakan diagnosis gangguan jiwa), Buku DSM IV (Diagnosis and Status Mentalis ke IV)
Gangguan saraf lebih bersifat ke fungsi anatomi, artinya terjadi gangguan organ anatomis sehingga menimbulkan abnormalis fungsi seperti gemetaran terus-menerus, lumpuh bahkan tidak sadar koma. Sedangkan gangguan kesadarannya secara kuantitas mulai dari sadar - apatis (cuek) - delirium - ngantuk sampai pingsan dan koma.
Contoh nya adalah Penyakit Alzheimer , yang mengakibatkan penderitanya kehilangan ingatan ,Tanda dan Gejala penyakit Alzheimer ini adalah Hilangnya Ingatan , Bingung & Disorientasi , gangguan berbicara , gangguan Keseimbangan dan Penurunan Intelejensi , bila sekilas Penderita Azheimer tampak sekali seperti orang Gila , namun jelas berbeda karena masalah Azheimer ada pada fisik (syaraf) bukan Jiwa
*Sedangkan gangguan Jiwa adalah gangguan kesadaran secara kualitas baik disertai kelainan anatomi saraf maupun tidak. Gangguan jiwa lebih mengarah kepada perubahan tingkah laku.
Dibagi atas (1) Neurosa dimana gangguan tersebut mempengaruhi sistem-sistem fisiologi tubuh, Sebagai contoh : orang cemas, gelisah, takut dsb akan merasa deg-degan, mual, pusing bahkan mungkin juga tekanan darahnya akan naik. (2) Psikosa dimana gangguan tersebut melibatkan status mental seseorang maka dia akan masuk dalam fase yang tidak dia sadari tetapi secara fisiologis dia tetap sadar (tidak pingsan); sebagai contoh : berbicara sendiri, mendengar suara-suara aneh, atau berjalan kaki berkilo-kilo meter tanpa sadar.
Gangguan perkembangan mental dan perilaku masuk ke dalam Psikiatri seperti perkembangan jiwa anak (hiperaktif, autis, cengeng dll), gangguan perilaku lain seperti penyalahgunaan/ketergantungan narkotika juga masuk dalam bidang Psikiatri.
Gangguan jiwa yang berat disebut Skizofrenia (awam menyebutnya Gila) dan gangguan-gangguan jiwa lainnya umumnya diawali oleh gangguan ringan berupa stress (konflik antara 2 atau lebih masalah di dalam pikiran) dimana orang yang mengalami tidak memiliki kekuatan mental dalam menghadapi stress ini akhirnya masuk ke fase yang lebih berat dengan kesadaran yang mengalami disorientasi.
*Buku referensi : Ilmu Kedokteran Jiwa (Maramis), Buku PPDGJ (pedoman penegakan diagnosis gangguan jiwa), Buku DSM IV (Diagnosis and Status Mentalis ke IV)
sekian , Semoga share saya Bermanfaat
Kalo suka , Boleh di
maaf tak terima IJO
Kunjungi Thread Info saya yg lain
Perbedaan Ilusi Halusinasi Fantasi dan Delusi
Diubah oleh darahkotor 05-02-2014 01:18
0
3.4K
Kutip
20
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan