Ane mau tanya nih gan, agan suka pake kaos kan....secara modelnya yg simple dan update kaos atau t-shirt sangat nyaman digunakan di iklim tropis seperti negara kita ini.
Tapi tahukah agan-agan ada loh kaos unik buatan anak bangsa kita...
FYI....TS gak buka lapak so yg merasa terbantu dengan trit ini silahkeen 
JOGER
Joger lahir tidak langsung besar dan terkenal seperti sekarang ini. Dahulu Joger hanyalah sebuah toko sejenis galeri yang menjual berbagai barang-barang kerajinan seni dan batik. Joger dahulu bernama "Art & Batik Shop Joger". Seiring berjalannya waktu, Joger menjelma menjadi sebuah pusat oleh-oleh di Bali yang bisa disejajarkan dengan Krisna maupun Pasar Sukowati.
Kata Joger sendiri diambil dari perpaduan dari nama sang pemilik yaitu Joseph Theodorus Wulianadi dengan sahabat karibnya yang bernama Mr.Gerhard Seeger dimana yang huruf E-nya dibaca seperti kata "enak" atau pada kata "ekonomi".
Joger didirikan pada tanggal 19 Januari 1981 dengan bantuan dana dari si sahabat bulenya yang menghibahkan uang sebesar US$ 20.000 sebagai hadiah pernikahan si pemilik Joger sekarang yaitu Joseph Theodorus Wulianadi.
DAGADU DJOGJA
Pilihan nama Dagadu bermula dari salah seorang di antara mereka yang mengumpat dalam bahasa slang Djokdja : dagadu! (baca: matamu). Umpatan itulah yang memberi inspirasi nama merk dagang produk cinderamata mereka sesaat sebelum mereka berjualan.
Akhirnya, Dagadu resmi menjadi merk produk cinderamata alternatif yang dijual di Malioboro Mall ini. Untuk menunjukkan lokalitas dari mana cinderamata itu berasal, ditambahilah kata Djokdja setelah Dagadu. Sementara itu pemakaian ejaan lama pada kata Djokdja dimaksudkan untuk memberi muatan nilai historis kota Jogjakarta. Sejak awal kelahirannya, Dagadu Djokdja sudah memposisikan diri sebagai produk cinderamata alternatif dari Djokdja. Sebuah cinderamata, tentu saja akan mengeksplorasi semangat dan khasanah budaya lokal. Selain praktis dan ringan sebagai syarat fungsionalnya, cinderamata juga harus menjadi benda kenangan. Dengan kata lain, selalu ada cerita dibaliknya, ada keunikan yang dibawanya.
Djokdja selalu menjadi tema sentral produk Dagadu Djokdja. Everything about Djokdja. Ya tentang artefaknya, bahasanya, kultur kehidupannya, maupun peristiwa keseharian yang terjadi di dalamnya.
C-59
Tentu sebagian besar dari Anda pernah mendengar nama kaus bermerk C59. Kesuksesan C59 tidak lepas dari kepiawaian penggagasnya, Marius Widyarto atau yang akrab dipanggil Mas Wiwied. Bermula dari rasa gusarnya melihat teman-temannya yang memamerkan kaos bergambar kota mancanegara buah tangan dari orang tuanya usai bepergian dari luar negeri, Wiwied kemudian tertantang untuk membuat sendiri kaus bergambar patung Liberty dan kota New York dan sesumbar bahwa omnya juga baru datang dari luar negeri,sejak saat itulah ia semakin dikenal sebagai orang yang piawai membuat kaus, sampai-sampai, ketika ia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor, ia lebih sering didatangi orang untuk urusan pesanan kaus daripada untuk pekerjaannya.
Wiwied yang sejak kecil menyukai pekerjaan prakarya memulai usahanya dari rumahnya yang berukuran 60 m2 di Gang Caladi 59, yang akhirnya menjadi nama merk kausnya dengan modal awal dari hasil penjualan kado pernikahannya dengan Maria Goreti Murniati. Mental entrepreneur Wiwied banyak ditempa ketika ia ikut seorang pengusaha keturunan di Bandung yang memperlakukannya secara keras.Pada awalnya Wiwied menjalankan usahanya dari order kanan kiri, ia juga ikut mendesain,memilih bahan, memotong,menjahit, menyablon sampai finishing disamping juga mencari order.
Usahanya meningkat ketika mendapatkan order dari Nichimen-perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pestisida, kaus itu untuk dibagi-bagikan ke para petani.
Usahanya semakin terasa meningkat setelah mengikuti kegiatan Air Show 1986 di Jakarta yang diikuti pula oleh para peserta dari mancanegara.
Wiwied kemudian juga merambah bidang retail yang bermula dari menjual sisa order yang tidak memenuhi syarat yang ternyata juga diminati orang. Setelah usahanya meningkat, pada tahun 1992, ia kemudian pindah ke Jalan Tikukur no.10 yang kemudian memborong rumah di sekitarnya yakni no.4,7,8,9 yang kemudian ia jadikan kantor dan showroom produknya. Selain itu ia juga membuka showroom di daerah lain,seperti Balikpapan, Bali,Yogya dan kota lain sehingga kini ia memiliki sekitar 600 outlet di Indonesia dengan mempekerjakan sekitar 4000 karyawan.
Di mancanegara,Wiwied memiliki 60 showroom yang tersebar di Slowakia,Polandia, dan Czech dan bahkan kini ia juga sudah merambah jaringan Metro Dept.Store di Singapura. Keberhasilannya menembus mancanegara bermula dari beberapa stafnya yang bersekolah di luarnegeri yang biasanya membawa satu dua koper kaus C59 dan dijual pelan-pelan di sana, kemudian diadakan survey yang tenyata pasar di sana menguntungkan karena memiliki empat musim, sehingga tidak hanya bisa menjual t-shirt namun juga sweater atau jaket.
Wiwied juga memiliki sebuah pabrik di atas tanah seluas 4000m2 di daerah Cigadung, Bandung. Pabrik ini dibangun setelah mendapatkan kredit dari Robbie Djohan yang saat itu menjabat Dirut Bank Niaga pada tahun1993, ketika itu Bank Niaga memesan t-shirt ke C59. Di tahun yang sama pula ia mengubah bentuk usahanya menjadi PT. Caladi Lima Sembilan.
Keberhasilan Wiwied dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang telah ia terima, diantaranya Upakarti 1996, ASEAN Development Executive Award 2000-2001,Dan pemenang I Enterprise 50.
Salah satu kunci sukses Wiwied juga terletak pada penggalian ide desain yang tidak pernah berakhir, baginya riset desain sangatlah penting karena kekuatan produknya ada pada rancangan,apalagi industri t-shirt cepat berganti tren. Karyawannya pun mendapat kesempatan jalan-jalan untuk mencari ide-ide segar, bahkan ia membiarkan karyawannya untuk tidak masuk asalkan ketika ia masuk ia sudah membawa ide bagus.
Setiap desain yang akan dikeluarkan harus dipresentasikan lebih dulu, kemudian setelah terpilih, baru dilanjutkan dengan prosesi produksi, pemilihan bahan,teknik cetak,warna, dan sebagainya.
Wiwied juga terlihat sangat piawai membangun networking, ia selalu berusaha membangun hubungan baik dengan supplier, support, customer, dan government. Ia sangat percaya bahwa relationship adalah kunci kesuksesan dari bisnis. Wiwied mengaku kalau dia merupakan biangnya koperasi,untuk itu ia juga mendirikan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya, omset koperasinya saat ini sekitar Rp 600 juta. Ia bangga karena telah dapat mewujudkan impiannya untuk membuka lapangan kerja bagi banyak orang
itulah para pionir kaos unik asli Indonesia, jaman sekarang sudah banyak macam model kaos-kaos unik dari berbagai penjuru negeri yg semakin menambah semarak Indonesia.