samouthAvatar border
TS
samouth
Mengintip Mimika Saat Ini


Berandai-andai Freeport tak pernah ada di Papua, tepatnya di Kabupaten Mimika, kira-kira seperti apakah kondisi kabupaten tersebut?. Saya mencoba membandingkan dengan wilayah lain di Papua, yaitu Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Raja Ampat yang pernah saya kunjungi beberapa tahun lalu.

Selain ketiganya tipikal wilayah timur, yaitu penduduknya jarang dan berada di daerah terpencil, ketiga kabupaten tersebut memiliki beberapa kesamaan, antara lain merupakan kabupaten baru yang terbentuk setelah bergulirnya kebijakan otonomi daerah dan jaraknya relatif jauh dari pusat pemerintahan Papua yang berada di Jayapura.

Kabupaten Mimika dengan keberadaan PT. Freeport Indonesia nya, kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan di Kawasan Timur Indonesia. Mimika juga disebut sebagai gula, daerah ini menjadi tujuan banyak orang untuk mencari penghidupan. Pertumbuhan penduduknya lebih dari 10% pertahun yang sebagian besar merupakan migrasi. Kabupaten Mimika saat ini merupakan kabupaten dengan PDRB terbesar, yang menyumbang sekitar 40% PDRB Propinsi yang semuanya berjumlah 23 Kabupaten tersebut.

Mengenai infrastruktur, Kabupaten Mimika tergolong paling lengkap dibanding kabupaten lain termasuk jika dibandingkan dengan pusat pertumbuhan lain yang ada sebelum kabupaten ini berdiri, seperti Sorong, Biak maupun Jayapura. Bandara Internasional Mozes Kilangin, Pelabuhan Amamapare adalah fasilitas-fasilitas pembangunan yang hampir tidak dimiliki oleh kabupaten-kabupaten baru di Papua. Di Mimika juga terdapat hotel bintang 4 dan pulihan hotel melati yang melengkapi sarana akomodasi wilayah tersebut.

Spoiler for Waisai:

Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2005, di ibukota kabupaten hanya terdapat jalan tanah dan listrik diesel hanya menyala antara jam 6 sore sampai jam 11 malam saja. Tidak ada kendaraan umum di sana karena jalanpun hanya beberapa kilometer saja yang kesemuanya merupakan jalan tanah. Tidak ada pasar, tidak ada toko, tidak ada pasar, apalagi hotel. Untuk keluar masuk wilayah tersebut, saat itu hanya mengandalkan kapal perintis Kieraha 1 dan 2, yang bisa menghubungkannya dengan Sorong atau Halmahera.

Spoiler for Wondama:

Kondisi serupa juga terlihat di Kabupaten Teluk Wondama, yang ber-ibukota di Rasie. Pusat keramaian kabupaten yang terletak di punggung Pulau Kepala burung Papua ini sebenarnya ada di Wasior yang beberapa tahun lalu terkena banjir bandang. Meski sama-sama terpencil, Wasior lebih lumayan dibanding dengan Waisai. Wasior masih memiliki pelabuhan laut yang disinggahi kapal Pelni, bandara perintis dengan penerbangan 2 kali seminggu, beberapa losmen dan pasar.

Kembali kepada andai-andai tadi, saya memperkirakan bahwa tanpa Freeport, Kabupaten Mimika tidak akan jauh lebih baik dari Kabupaten Raja Ampat dan Kabupaten teluk Wondama.Mungkin saat ini belum ada hotel di sana, jalan raya di pusat kota mungkin belum perlu dilengkapi traffic light seperti sekarang ini, karena kendaraan yang adapun masih dalam hitungan jari.

Mengapa? Pertumbuhan sepesat sekarang tidak lain karena Freeport. Lebih jauh lagi, seandinya Freeport tak pernah ada, puluhan ribu orang dalam puluhan tahun harus berebut matapencaharian dengan jutaan orang Indonesia lain di tengah keterbatasan lapangan kerja.

Spoiler for Pekerja Freeport:


Jika melihat fakta itu, Freeport sebenarnya hadir sebagai pembawa berkah bagi masyarakat suku Komoro dan Amugme yang menghuni kabupaten tersebut.Di sana, malaria-pun dapat teratasi karena adanya PHMC (Public Health and Malaria Control) yang dibiayai Freeport.

Masalahnya adalah :

(1) sebagian besar tenaga kerja yang terlibat adalah bukan penduduk asli, sehingga tingkat kemanfaatan perusahaan tambang tersebut kurang dinikmati masyarakat setempat, kondisi ini merupakan kecemburan sosial yang luar biasa antara warga pribumi dan pendatang. Karena itu, masalah sedikit saja bisa memicu konflik horizontal dan vertikal yang besar.

(2) Freeport akan meninggalkan kubangan besar dan dalam di Pegunungan Gresberg, Dengan pengambilan tanah 300 kilo kubik perhari, lubang tersebut akan bertambah besar 100 juta kubik setiap tahun. Ketika pertambangan berakhir bisa menjadi danau besar di atas gunung yang sewaktu-waktu bisa bobol dan meluluhlantakan sebagian besar penduduk Kabupaten Mimika sebagaimana yang terjadi di Wasior beberapa tahun lalu.

(3) masyarakat kehilangan lahan ulayatnya di empat DAS yaitu Komoro, Aykwa, Minajerwi dan Mawati, yang saat inidigunakan oleh Freeport untuk mengalirkan tailing. Lahan seluas 85 ribu hektar tersebut kini menjadi padang pasir yang dialiri air kotor sisa pengolahan tambang yang berada 78 mil dari garis pantai.

(4) Sebagai konsekuensi dari poin 2 dan 3, Freeport terlalu kecil membagi keuntungannya terhadap masyarakat setempat sehingga banyak yang mengibaratkan Freeport adalah maling di siang bolong.

Dengan demikian, masalah yang terkait dengan Freeport bukan pada harus segera perginya perusahaan tambang tersebut dari bumi Papua, tetapi pada bagaimana agar perusahaan tersebut memberikan bagi hasil yang baik dan manfaat ekonomi yang maksimal agar kehidupan pasca tambang di Kabupaten Mimika tetap berkembang.
0
1.9K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan