- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
[CATPER] Surga di Timur Jauh, Dari Asam di Gunung Hingga Garam di Laut
TS
LAN.
[CATPER] Surga di Timur Jauh, Dari Asam di Gunung Hingga Garam di Laut
Quote:
Alam Indonesia dari dulu memang menyimpan pesonanya tersendiri yang bahkan banyak orang yang tidak menyadari keberadaannya. Kali ini TS mau share sebuah perjalanan yang bukan sekedar mengunjungi tapi mencari pesona-pesonya tersembunyi yang dimiliki negeri ini.
Berawal dari libur kuliah dan kegalauan akan nilai semester, TS bersama dua orang rekan merencanakan sebuah perjalanan ke timur jauh pulau jawa: Jember, Bondowoso, Banyuwangi.
Berawal dari libur kuliah dan kegalauan akan nilai semester, TS bersama dua orang rekan merencanakan sebuah perjalanan ke timur jauh pulau jawa: Jember, Bondowoso, Banyuwangi.
Spoiler for Personilnya:
Quote:
Rambo a.k.a TS
Quote:
Manggala
Quote:
Jun
Spoiler for Full Team:
Ready gan!!
The Journal
Minggu, 12 Januari 2014
Quote:
Kami memulai perjalanan dari kota kami, Gresik, pukul 18.00 WIB menggunakan motor menuju Jember. Perjalanan darat ini memakan waktu kurang lebih 5 jam melalui 7 kota: Gresik-Surabaya-Sidoarjo-Pasuruan-Probolinggo-Lumajang-Jember. Kami tiba di kota jember tepat pukul 00.00 WIB karena kami sempat beristirahat kurang lebih sejam di tengah perjalanan. Segera kami menuju tempat singgah kami malam itu berupa kos-kosan teman untuk beristirahat.
Senin, 13 Januari 2014
Quote:
Tempat pertama yang akan kami kunjungi adalah Kawah Ijen. Tentu saja yang kami incar adalah Blue Fire nya. Pamor Blue Fire Kawah Ijen sebagai destinasi wisata kelas dunia memang sangat bagus, karena fenomena seperi ini hanya ada 2 di seluruh dunia! Dan salah satunya ada di negeri kita.Setelah membeli beberapa perlengkapan logistik berupa makanan, dan melakukan packing, kami kemudian segera berangkat dari kota Jember.
Ada 2 rute tempuh menuju Kawah Ijen, pertama lewat Bondowoso dan yang kedua lewat Banyuwangi. Jika lewat Bondowoso, jaraknya lebih dekat dari Jember, sekitar 3-4 jam perjalanan darat. Tetapi akses jalannya sempit dan berada di tepi jurang. Sedangkan via Banyuwangi bisa memakan waktu hingga 5-6 jam dari Jember dengan akses jalan yang lebih mudah dan aman. Kami sepakat mengambil rute Bondowoso karena tidak punya banyak waktu.
Pukul 16.30 WIB kami memulai perjalanan dan tiba di perizinan Kawah Ijen pukul 20.00. benar saja, jalan yang kami lalui tergolong berbahaya dan gelap, apalagi pada musim hujan jalanan bisa jadi sangat licin. Sesampainya di perizinan, kami segera melapor ke Pos Perizinan dan membayar dengan rincian sebagai berikut:
Suasana di pos perizinan cukup ramai, ada beberapa rombongan dengan beberapa tenda, semakin larut malam semakin bertambah rombongan yang baru datang. Kami segera mendirikan tenda kami dan beristirahat. Kami berencana memulai perjalanan ke kawah pada pukul 01.00 dini hari karena pendakian hanya diizinkan setelah pukul 00.00 WIB.
Ada 2 rute tempuh menuju Kawah Ijen, pertama lewat Bondowoso dan yang kedua lewat Banyuwangi. Jika lewat Bondowoso, jaraknya lebih dekat dari Jember, sekitar 3-4 jam perjalanan darat. Tetapi akses jalannya sempit dan berada di tepi jurang. Sedangkan via Banyuwangi bisa memakan waktu hingga 5-6 jam dari Jember dengan akses jalan yang lebih mudah dan aman. Kami sepakat mengambil rute Bondowoso karena tidak punya banyak waktu.
Pukul 16.30 WIB kami memulai perjalanan dan tiba di perizinan Kawah Ijen pukul 20.00. benar saja, jalan yang kami lalui tergolong berbahaya dan gelap, apalagi pada musim hujan jalanan bisa jadi sangat licin. Sesampainya di perizinan, kami segera melapor ke Pos Perizinan dan membayar dengan rincian sebagai berikut:
Quote:
Tiket masuk: @ Rp 2000,- x 3 orang = Rp 6000,-
Karcis parkir: @ Rp 1000,- x 2 motor = Rp 2000,-
Retribusi tenda: @ Rp 15000,- x 1 tenda = Rp 15000,-
Total = Rp 23000,-
*Jika kita membawa tenda, maka akan dikenakan biaya
tambahan
Karcis parkir: @ Rp 1000,- x 2 motor = Rp 2000,-
Retribusi tenda: @ Rp 15000,- x 1 tenda = Rp 15000,-
Total = Rp 23000,-
*Jika kita membawa tenda, maka akan dikenakan biaya
tambahan
Suasana di pos perizinan cukup ramai, ada beberapa rombongan dengan beberapa tenda, semakin larut malam semakin bertambah rombongan yang baru datang. Kami segera mendirikan tenda kami dan beristirahat. Kami berencana memulai perjalanan ke kawah pada pukul 01.00 dini hari karena pendakian hanya diizinkan setelah pukul 00.00 WIB.
Spoiler for Suasana Pos Perizinan di Siang Hari:
Spoiler for Suasana Pos Perizinan di Siang Hari:
Selasa, 14 Januari 2014
Quote:
Kami memasang alarm di tenda kami pukul 00.30 WIB, karena harus melakukan beberapa persiapan dahulu, saat itu sudah ada beberapa rombongan yang berangkat menuju kawah. Sesuai rencana, kami memulai perjalanan pukul 01.00 WIB.
Malam itu sedang bulan purnama, jadi kami tidak menggunakan senter karena jalannya sudah jelas terlihat. (faktor hemat baterai juga ). Trek menuju kawah terdiri dari makadam dan jalan setapak yang cukup lebar, cukup untuk dilalui sebuah mobil jip. Jalannya terus menanjak secara konsisten, hampir tidak ada jalan datar, hanya ada beberapa pos-pos peristirahatan di tengah trek.
Dalam petunjuk di pos perizinan, jarak menuju kawah kurang lebih 3 KM yang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam. Di tengah perjalanan terdapat pos penimbangan hasil belerang oleh penambang yang juga menjual beberapa makanan dan minuman. Di titik ini, ketinggian sudah mencapai kurang lebih 2200 mdpl.
Dengan pergerakan yang konstan, kami tiba di bibir kawah tepat pukul 03.00 WIB. Sudah ada beberapa rombongan yang tiba di bibir kawah, kami kemudian memutuskan untuk langsung menuruni kawah untuk segera melihat Blue Fire.
Perjalanan menuruni kawah memakan waktu 15 menit, dan yang perlu diperhatikan adalah jalanan menuruni kawah tidak pasti, jadi jangan sampai anda memilih jalan yang menyulitkan diri anda sendiri, ikutilah jalur penambang, biasanya ditandari dengan adanya keranjang belerang.
Dan setelah sampai di bawah, terlihat dengan jelas Blue Fire nya..
Setelah puas mengambil gambar, kami langsung kembali naik ke bibir kawah, karena pada pagi hari, asap belerang semakin banyak keluar dan beresiko pagi para pengunjung. Kami menikmati pemandangan dari bibir kawah sampai langit cukup terang, kemudian kami memutuskan kembali ke perizinan pada pukul 06.00 WIB.
Sesampainya di perizinan kami beristirahat sebentar untuk makan dan packing segala macam. Hingga pada pukul 08.00 WIB diputuskan kami harus segera kembali ke Jember untuk menuju lokasi berikutnya.
Sampai di basecamp (baca:kos-kosan teman) tak sempat beristirahat lama, kami segera menuju lokasi berikutnya yang sebenarnya tujuan utama dari perjalanan ini. Yaitu: Pantai!
Jember sebagai daerah pesisir pantai selatan memiliki beberapa pantai pasir putih yang sudah punya nama, sebut saja: Pantai Papuma dan Pantai Watu Ulo. Tapi bukan itu tujuan kami, kami mendengar dari kawan bahwa ada satu pantai di kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang masih perawan alias belum terjamah gan!
Kita sebut saja namanya pantai X. Katanya dibutuhkan 3 jam perjalanan dengan motor dan satu jam perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri taman nasional. Maklum saja, jarak antara pantai ini dengan pemukiman terdekat cukup jauh dan harus melewati bukit untuk mencapainya.
Kami berangkat dari Jember pukul 01.00 menuju selatan dengan harapan bisa tiba di tempat penitipan motor yang berupa gubug warga pada pukul 04.00. Namun apadaya kami tersasar karena minimnya orang yang tahu tentang pantai ini.
Akhirnya setelah tersasar melewati perkebunan yang luasnya berhektar-hektar kami sampai di pemukiman terakhir dan bertemu seorang warga setempat bernama mbah Ponariman yang gubugnya biasa digunakan sebagai penitipan motor para petualang.
Pukul 04.45 kami memulai perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri hutan belantara TN. Meru Betiri. Kami berjalan agak tergesa-gesa karena ingin mengejar sunset di pantai X. setalah melewati sebuah tanjakan terjal dan turunan yang licin, akhirnya kami sampai di pantai dan kedatangan kami tepat disambut oleh jingga warna senja yang menghiasi pantai selatan pada waktu itu.
Segera kami mendirikan tenda dan beristirahat setelah menikmati pesona sunset dari pantai selaatan itu.
Malam itu sedang bulan purnama, jadi kami tidak menggunakan senter karena jalannya sudah jelas terlihat. (faktor hemat baterai juga ). Trek menuju kawah terdiri dari makadam dan jalan setapak yang cukup lebar, cukup untuk dilalui sebuah mobil jip. Jalannya terus menanjak secara konsisten, hampir tidak ada jalan datar, hanya ada beberapa pos-pos peristirahatan di tengah trek.
Spoiler for Bulan Purnama:
Spoiler for View Kota:
Dalam petunjuk di pos perizinan, jarak menuju kawah kurang lebih 3 KM yang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam. Di tengah perjalanan terdapat pos penimbangan hasil belerang oleh penambang yang juga menjual beberapa makanan dan minuman. Di titik ini, ketinggian sudah mencapai kurang lebih 2200 mdpl.
Dengan pergerakan yang konstan, kami tiba di bibir kawah tepat pukul 03.00 WIB. Sudah ada beberapa rombongan yang tiba di bibir kawah, kami kemudian memutuskan untuk langsung menuruni kawah untuk segera melihat Blue Fire.
Perjalanan menuruni kawah memakan waktu 15 menit, dan yang perlu diperhatikan adalah jalanan menuruni kawah tidak pasti, jadi jangan sampai anda memilih jalan yang menyulitkan diri anda sendiri, ikutilah jalur penambang, biasanya ditandari dengan adanya keranjang belerang.
Dan setelah sampai di bawah, terlihat dengan jelas Blue Fire nya..
Spoiler for Jauh..:
Spoiler for Makin Dekat..:
Spoiler for Jelass..:
Spoiler for Blue Fire:
Spoiler for Blue Fire:
Spoiler for Full Team @ Blue Fire:
Yeaaahhh!!!
Setelah puas mengambil gambar, kami langsung kembali naik ke bibir kawah, karena pada pagi hari, asap belerang semakin banyak keluar dan beresiko pagi para pengunjung. Kami menikmati pemandangan dari bibir kawah sampai langit cukup terang, kemudian kami memutuskan kembali ke perizinan pada pukul 06.00 WIB.
Spoiler for Kawah Purba:
Spoiler for Ijo-Ijo:
Spoiler for Jalurnya:
Spoiler for Full Team @ Kawah Ijen:
Yeaaahhh!!
Sesampainya di perizinan kami beristirahat sebentar untuk makan dan packing segala macam. Hingga pada pukul 08.00 WIB diputuskan kami harus segera kembali ke Jember untuk menuju lokasi berikutnya.
~~~
Sampai di basecamp (baca:kos-kosan teman) tak sempat beristirahat lama, kami segera menuju lokasi berikutnya yang sebenarnya tujuan utama dari perjalanan ini. Yaitu: Pantai!
Jember sebagai daerah pesisir pantai selatan memiliki beberapa pantai pasir putih yang sudah punya nama, sebut saja: Pantai Papuma dan Pantai Watu Ulo. Tapi bukan itu tujuan kami, kami mendengar dari kawan bahwa ada satu pantai di kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang masih perawan alias belum terjamah gan!
Kita sebut saja namanya pantai X. Katanya dibutuhkan 3 jam perjalanan dengan motor dan satu jam perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri taman nasional. Maklum saja, jarak antara pantai ini dengan pemukiman terdekat cukup jauh dan harus melewati bukit untuk mencapainya.
Kami berangkat dari Jember pukul 01.00 menuju selatan dengan harapan bisa tiba di tempat penitipan motor yang berupa gubug warga pada pukul 04.00. Namun apadaya kami tersasar karena minimnya orang yang tahu tentang pantai ini.
Akhirnya setelah tersasar melewati perkebunan yang luasnya berhektar-hektar kami sampai di pemukiman terakhir dan bertemu seorang warga setempat bernama mbah Ponariman yang gubugnya biasa digunakan sebagai penitipan motor para petualang.
Pukul 04.45 kami memulai perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri hutan belantara TN. Meru Betiri. Kami berjalan agak tergesa-gesa karena ingin mengejar sunset di pantai X. setalah melewati sebuah tanjakan terjal dan turunan yang licin, akhirnya kami sampai di pantai dan kedatangan kami tepat disambut oleh jingga warna senja yang menghiasi pantai selatan pada waktu itu.
Spoiler for Sunset:
Spoiler for Sunset Lagi:
Spoiler for Ini Lho Gan Sunsetnya..:
Segera kami mendirikan tenda dan beristirahat setelah menikmati pesona sunset dari pantai selaatan itu.
Rabu, 15 Januari 2014
Quote:
Pagi harinya kami dibangunkan oleh suara angin yang sangat kencang sehingga menerbangkan cover tenda kami dan melepasnya dari pasak yang tertancap.
Terlihat beberapa warga setempat yang lewat di pantai depan tenda kami untuk pergi memancing dan menjaring ikan. Benar-benar sebuah surga tersembunyi di pesisir selatan Jawa. Tidak banyak yang tahu tentang keberadaan pantai ini, hanya warrga sekitar dan beberapa kawan-kawan petualang yang sesekali datang berkunjung.
Namun terdapat beberapa sampah yang berserakan di tepi pantai, sungguh pemandangan yang menyedihkan mengingat pantai ini masih belum banyak terjamah. Kami mencoba mengumpulkan dan membawa sebanyak mungkin sampah yang bisa kami bawa. Maka dari itu penting sekali untuk menjaga kelestarian surga-surga tersembunyi seperti ini.
Kami menikmati indahnya pantai X sambil mendengarkan suara deburan ombak pesisir selatan yang menghempas karang. Sesekali kami melihat seekor Elang Jawa yang sedang berburu mencari ikan di laut. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Kami semua merasa damai berada disana.
Saat matahari mulai meninggi, kami mulai mengemasi barang-barang kami dan beranjak meninggalkan pantai itu pada pukul 11.30 WIB. Sesampainya di gubug mbah Ponariman kami tidak lupa memberi uang ala kadarnya, itung-itung uang terima kasih udah mau jagain motor semaleman.
Pukul 14.25 kami akhirnya tiba kembali di kota Jember, tak sempat mampir lagi ke basecamp, kami langsung memacu motor kami menempuh 5 jam berikutnya menuju kota Gresik.
Terlihat beberapa warga setempat yang lewat di pantai depan tenda kami untuk pergi memancing dan menjaring ikan. Benar-benar sebuah surga tersembunyi di pesisir selatan Jawa. Tidak banyak yang tahu tentang keberadaan pantai ini, hanya warrga sekitar dan beberapa kawan-kawan petualang yang sesekali datang berkunjung.
Spoiler for Tn. Meru Betiri:
Spoiler for Pantai:
Namun terdapat beberapa sampah yang berserakan di tepi pantai, sungguh pemandangan yang menyedihkan mengingat pantai ini masih belum banyak terjamah. Kami mencoba mengumpulkan dan membawa sebanyak mungkin sampah yang bisa kami bawa. Maka dari itu penting sekali untuk menjaga kelestarian surga-surga tersembunyi seperti ini.
Spoiler for Botol Air Mineral:
Kami menikmati indahnya pantai X sambil mendengarkan suara deburan ombak pesisir selatan yang menghempas karang. Sesekali kami melihat seekor Elang Jawa yang sedang berburu mencari ikan di laut. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Kami semua merasa damai berada disana.
Spoiler for Ombak vs. Karang:
Spoiler for Kayu-Kayu:
Saat matahari mulai meninggi, kami mulai mengemasi barang-barang kami dan beranjak meninggalkan pantai itu pada pukul 11.30 WIB. Sesampainya di gubug mbah Ponariman kami tidak lupa memberi uang ala kadarnya, itung-itung uang terima kasih udah mau jagain motor semaleman.
Pukul 14.25 kami akhirnya tiba kembali di kota Jember, tak sempat mampir lagi ke basecamp, kami langsung memacu motor kami menempuh 5 jam berikutnya menuju kota Gresik.
Spoiler for Full Team @ Pantai:
Yeaaahhh!!
~Sekian~
Spoiler for PESAN TS!!:
Lestarikan apa yang masih bisa dilestarikan, jangan sampai apa yang bisa kita lihat sekarang gak bisa lagi dilihat sama anak cucu kita. Kalau memang agan bisa memertanggungjawabkan apa yang agan lakukan, sangat dipersilahkan buat agan-agan untuk menikmati seluruh keindahan tersembunyi di negeri kita ini.
Tapi kalau agan belum bisa mempertanggungjawabkan apa yang agan lakukan, TS melarang agan buat datang ke tempat-tempat seperti ini.
Bukan maksud TS menggurui, bukan maksud TS sok pecinta alam, kita semua punya kewajiban buat saling mengingatkan.
SALAM LESTARI!!
Diubah oleh LAN. 02-02-2014 04:11
0
5.2K
Kutip
18
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan