prascockerAvatar border
TS
prascocker
Road Trip Jakarta - Amed - Kenawa - Gili Trawangan - Kuta
Quote:


Road Trip Jakarta Amed Kenawa Gili Trawangan Kuta
Fun and Dance All The Way



“See the world. It's more fantastic than any dream made or paid for in factories. Ask for no guarantees, ask for no security.”
Ray Bradbury





25 Desember 2013
Pukul 12.00 WIB, berlokasi di kamar kost sekitar Rawabelong, Jakarta Barat. Gw, Bebey dan Gilang sudah bersiap – siap melakukan perjalanan menakjubkan penutup tahun bagi kami. Gilang sudah selesai melalukan packing, sedangkan gw sendiri masih sibuk mencari penjual GoPro untuk dokumentasi perjalanan. Akhirnya di forum jual beli Kaskus lah gw berhasil mendapat GoPro dengan harga standart yang bisa COD di hari libur.

Perjalanan ini kita akan lalui berlima, Gw, Bebey, Gilang, Greg dan pemilik mobil yang berbaik hati merelakan mobilnya menempuh jarak sekitar 3000 km PP. Karena Greg harus merayakan Hari Raya Natal terlebih dahulu maka perjalanan akan dimulai dini hari nanti.

Pukul 23.30 WIB, Greg sudah sampai di kost. Bergegaslah kita menuju apartemen pemilik mobil di Seasons City dengan menumpang taxi. Setelah sampai langsung mengemas tas – tas besar berisi sleeping bag, bahan makanan, pakaian dan alat snorkeling ke dalam mobil yang berukuran mini, Ford Fiesta. Oke gak masalah nanti bakal berjejalan di dalam mobil asal perjalanan ini tetap jadi.

Spoiler for Sesaat sebelum perjalanan:


26 Desember 2013
Pukul 02.00 WIB, Kami sudah memasuki Jalan Tol Cikampek, sempat berhenti untuk mengisi bensin di salah satu rest area. Greg yang menyetir. Gw tertidur dan terbangun saat mobil berhenti untuk minum kopi di salah satu pom bensin di kawasan Pamanukan. Perjalanan di lanjutkan. Jalanan relatif mulus tetapi tetap ada beberapa lubang menganga. Memasuki Tol Kanci saat matahari terbit. Pemandangan di sisi kanan sangat menakjubkan. Matahari muncul dari balik Gunung Ciremai. Pssstt...dug...dug...dug... Terdengar suara dari ban belakang sebelah kiri. Oke.. ini masalah pertama kami. Ban belakang robek dan terpaksa kita mengganti dengan ban cadangan.

Spoiler for Tol Kanci:


Spoiler for Bongkar Muatan buat Ganti Ban:


Selepas tol kita langsung berada di Brebes. Mobil berjalan perlahan untuk mencari tambal ban. Selepas kota Brebes menuju Tegal kita baru bisa menemukannya. Kebetulan sekali di samping tambal ban tersebut ada warung tegal. Sembari mengganti ban kami pun sarapan dengan lahap. Oke..lanjut lagi perjalanannya. Pukul 08.30 WIB, giliran gw yang menyetir. Tegal - Pemalang jalanan rada bergelombang, Pemalang – Pekalongan – Batang – Kendal mulus dan lancar. Gw sempet menempelkan GoPro di samping mobil untuk dokumentasi saat mengisi bensin. Memasuki Semarang kami terjebak macet. Memasuki tol dan keluar di perbatasan Semarang – Demak. Pemumpang masih segar bugar dan terus bercanda sepanjang perjalanan. Demak – Kudus lancar. Memasuki Pati kami istirahat sekalian makan siang di salah satu restoran pinggir jalan bersama truk – truk besar. Cuaca mulai mendung dan gerimis.

Spoiler for Memasuki Semarang:


Spoiler for Suasana dalam kabin:


Ternyata hujan besar melanda. Jarak pandang sangat rendah. Kecepatan turun hingga 40 km/jam. Perjalanan tetap lanjut. Memasuki Rembang cuaca kembali cerah. Kendaraan bisa dipacu. Menyalip kendaraan di depan jadi hiburan. Jangan ditiru ya.... Sampai di Lasem gw mulai mengantuk. Kembali berhenti di salah satu pom bensin untuk minum kopi dan ganti supir.
Gw pun tidur lagi. Hehehe... Memasuki kota Tuban saat adzan Magrib. Perut keroncangan lagi. Sepertinya porsi makan siang kurang banyak. Akhir kami berhenti di salah satu Sego Kucing pinggir jalan. Sayur nangkanya juara banget. Gw juga lihat banyak bus yang “ Stop and Go “. Kenyang dan lanjut. Pemilik mobil sekarang yang menyetir. Jalanan relatif sepi, tetapi kecepatan hanya 60 km/jam. Karena BT akhirnya ganti supir lagi. Greg kembali menyetir. Hehehehe.....

Penumpang mulai tertidur. Tersisa gw dan Greg. Lamongan – Surabaya – Sidoarjo – Bangil. Sekarang gw yang ngantuk. Untungnya Gilang sudah bangun dan siap menemani Greg menyetir. Di Probolinggo mobil kembali mengisi bahan bakar. Gw bangun dan sempet makan bakso Malang yang harganya masih 6.000 IDR per mangkok. Hehehe... Lanjut lagi gan. Lepas Probolinggo memasuki Kraksaan lalu Besuki dan menuju Situbondo melewati Pembangkit Listrik Paiton. Anehnya Paiton tidak begitu terang benderang. Mungkin libur Natal dan Tahun Baru kali ya... Hehe.. Dan gw pun terlelap.

Spoiler for Pembangkit Listrik Paiton:


27 Desember 2013
Memasuki kota Banyuwangi gw terbangun. Sebentar lagi akan melewati Taman Nasional Baluran. Pukul 05.20 WIB kita sampai di plang Taman Nasional Baluran. Berfoto – foto ria di sini, padahal mukanya baru bangun tidur semua. Hehehe.... Sejam kemudian kita sudah sampai di Pelabuhan Penyeberangan Ferry Ketapang. Mampir di minimart untuk membeli cemilan selama di ferry. Pukul 07.30 WITA kita sudah di tengah – tengah selat Bali. Bila anda naik Ferry dan kebetulan ada rejeki, coba beri sedikit recehan kepada “Bocah Koin Pelabuhan” dan mereka akan memberi anda hiburan akrobat yang mencengangkan.

Spoiler for Depan Taman Nasional Baluran:


Spoiler for Bocah Koin Pelabuhan:


Yeahh...Bali !!! Akhirnya sampai juga. Melewati pos pemeriksaan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk mulai bermasalah. Ternyata pajak mobil belum dibayar. Haahaha... gak pake lama keluarin uang 30.000 IDR biar cepet. Oke selesai. Memasuki pemeriksaan KTP ternyata masalah lagi. Si Bebey gak bawa KTP, cuma bawa SIM dan itu gak diterima oleh petugas. Akhirnya terpaksa bikin Surat Perjalanan buat Bebey. 50.000 IDR melayang. Hufftt....

Spoiler for Diatas Ferry:


Selepas Pelabuhan Gilimanuk kita belok kanan, pemandangannya sangat hijau. Taman Nasional Bali Barat. Gak lama gw pun tertidur lagi, bahkan saat mobil berhenti untuk isi bahan bakar pun gw masih tertidur. Hehehe...Sesampai Singaraja gw terbangun. Perut kembali minta diisi. Sudah hampir tengah hari ternyata. Khi Khi Seafood Restaurant menjadi pilihan. Makanannya gak mahal dan lumayan enak. Menu gw sih ngirit, nasi doang pake rempeyek kacang. Miskin bor....

Lanjut lagi yuk.... Pukul 13.30 WITA, kita sampai di Teluk Jemeluk, Amed. Parkir dan mulai cari penginapan yang langsung di pinggir pantai. Nasib buruk datang. Ternyata penginapan untuk berlima gak ada yang dibawah 500.000 IDR. Diluar budget kami yang cuma 300 ribuan. Akhirnya kami sepakat untuk mencari penginapan di tempat lain. Saat menuju parkir ada seorang ibu yang menyarankan kami untuk mencoba SUNRISE Rooms and Cafe. Bergegaslah kami kesana dan yippiee kami mendapat kamar dengan nuansa etnik Bali yang sesuai budget. 150.000 IDR untuk berdua dan 160.000 IDR untuk bertiga include breakfast. Terima kasih Pak Nyoman, pemilik Sunrise Rooms. Pelayanan penginapan disini juga sangat ramah, kamar yang bersih, serta tetangga kamar ekspatriat yang ramah pula. Omong – omong di sini hanya kami tamu lokalnya loh.

Spoiler for Pantai Amed:


Spoiler for Sunrise Cafe:


Oiya, Amed itu merupakan bagian dari Bali Timur. Terkenal dengan pantai yang hampir tanpa ombak dan pasir hitamnya yang eksotis. Bawah laut kawasan Amed juga menakjubkan, tanpa harus menyewa kapal kita bisa langsung snorkeling dari bibir pantai dan menemukan Mailbox Submarine yang berbentuk pura.

Selepas merapikan barang ke dalam kamar, gw, Bebey dan Gilang langsung mengenakan alat snorkeling untuk mengeksplor keindahan bawah laut Teluk Jemeluk. Baru beberapa meter dari pantai sudah terlihat beberapa terumbu karang muda dan beberapa rombongan ikan yang lucu – lucu. Sayangnya hari sudah menjelang sore dan angin sedang berhembus jadi rada berombak.

Spoiler for Bintang Laut:


Spoiler for Terumbu Karang Muda:


Spoiler for Gilang Pose:


Spoiler for Bebey Dive:


Satu jam kami snorkeling, kami kembali ke penginapan. Bersantai di cafe restoran, menikmati irisan buah – buahan yang kami pesan sebelumnya. Sungguh nikmat. Kami habiskan waktu untuk berbincang – bincang mengenai segala hal. Greg pun turut bergabung dengan kami di cafe. Tidak lama, pemilik penginapan datang dari memancing. Ia pun turut bergabung dengan kami. Bli Nyoman namanya. Ia sangat ramah. Kami mendapat banyak informasi tentang spot – spot snorkeling dari Bli Nyoman.

Menjelang Sunset kami memesan makanan untuk makan malam. Ikan mahi – mahi, sate ayam, sup kentang dan salad buah. Makanannya lezat. Bumbunya sangat khas Bali. Setelah selesai makan akhirnya kami mandi. Terlalu malam untuk mandi memang, tapi bagaimana lagi? Badan sudah lengket air laut dan air keringat. Hehehe... Malam hari Amed memang relatif sepi walau ada beberapa live music di bar – bar tetangga. Akan tetapi keheningan ini yang kami cari. Bawa matras ke pinggir pantai, gelar dan tiduran menghadap ke langit. Duarrr... beribu – ribu cahaya bintang akan menemani malam anda. Hehehe...

Spoiler for Makan Malam:


28 Desember 2013
Bangun pagi – pagi sekitar pukul 05.30 WITA, cuci muka dan bangunin teman – teman lain untuk hunting sunrise. Setelah personel lengkap langsung berkendara menuju balik bukit. Sayangnya awan menghalangi terbitnya matahari. Tetapi gak apa. Tetap indah pemandangan dari sini, di ujung cakrawala nampak bayangan Pulau Lombok. Memang dari Amed bisa naik kapal cepat hanya butuh 40 menit untuk sampai ke Gili Trawangan.

Spoiler for Amed Sunrise:


Merasa cukup lama mengamati matahari terbit kami pulang menuju ke penginapan. Oiya, ingat akan satu bukit yang terkenal dengan pemandangan Teluk Jemeluk akhirnya kami mampir kesana. Ternyata pemandangannya menakjubkan. Karena bulan Desember banyak hujan, perbukitan terlihat hijau. Beda dengan teman yang sudah kesini di bulan Oktober, lebih kuning dan gersang. Oke berfoto – foto sampai puas dan langsung cuss lagi ke penginapan untuk sarapan.

Spoiler for Full team di Bukit Amed:


Spoiler for Bukit Amed:


Menu sarapan di Sunrise Rooms lumayan hanya ada 3 menu, French Toast, Fruit Pancake dan Salad Buah. Minuman lebih pun begitu, Tea, Coffe dan Juice. Saat sarapan kami tak sabar untuk kembali mengeksplor bawah laut Pantai Teluk Jemeluk. Cuaca cerah, ombak nihil, angin pn sepoi – sepoi. Sayangnya Greg tetap tak bisa ikut kali ini. Dia tetap memilih untuk beristirahat karena terlalu banyak menyetir sepertinya.

Oke, spot pertama kita datangi. Terumbu karang terlihat sehat dan jarang ada yang mati atau patah. Ikan – ikan pun berseliweran tak takut dengan kedatangan kami. Tak perlu remah roti atau sisa nasi. Mereka menghampiri selayaknya kita juga penghuni bawah laut juga. Semakin berenang menuju bukit kami menemukan Submarine Mailbox yang terkenal itu. Diluar dugaan, ternyata Submarine Mailbox itu lumayan besar. Kami kira di foto dan video hanya seukuran kotak pos biasa. 2 jam terlewati. Puas bermain dengan biota laut kami kembali ke penginapan. Saatnya check out. Penginapan memberi kami toleransi sampai pukul 13.00 WITA untuk berkemas. Terima kasih. Hehe...

Spoiler for Menyelam Menuju Submarine Mailbox:


Spoiler for Karang sekitar Mailbox Submarine:


Setelah berpamitan dengan keluarga besar penginapan Sunrise, kami kembali berkendara menuju Pelabuhan Padang Bai. Hanya 2 jam dari Amed. Perjalanan yang tak membosankan. Bali Timur memang pantas untuk dikunjungi. Melewati Virgin Beach, memori tahun lalu flashback di dalam otak gw. Yapss,,,tahun lalu gw menikmati keindahan perjalanan dari Renon – Sukawati – Padang Bai dan Virgin Beach dengan bersepeda. Lumayan, hampir 100 km perjalanan.

Spoiler for Crew Sunrise Rooms:


Memasuki Pelabuhan Padang Bai kami tidak lupa membeli air mineral satu dus. Lebih irit soalnya. Memasuki ferry dan tertidur pulas. Perjalanan ferry kali ini akan memakan waktu lama, sekitar 3 jam dengan gelombang yang lumayan besar. Yeah...bahkan gw bisa melihat mobil yang terparkir bergoyang – goyang di dek.

Sampai di Pelabuhan Lembar Lombok saat matahari terbenam. Kali ini pemilik mobil yang menyetir. Kita menuju Mataram untuk mencari makan dan penginapan. Ini pertama kali gw menapakkan kaki di Pulau Lombok. Karena sudah malam maka kesan yang saya dapat dari pulau ini adalah gelap dan minim penerangan. Hehehe.. Akhirnya kita makan Nasi Tempong di pusat kota Mataram. Masih bingung apakah harus menginap apa lanjut ke Pelabuhan Kayangan untuk menyeberang ke Pelabuhan Pototano. Berdasar insting akhirnya setelah makan kita lanjut ke Pelabuhan Kayangan. Gak usah takut, kami berlima bukan? Hehehe..dan Tuhan selalu menjaga orang yang berpergian.

Spoiler for Sunset Pelabuhan Lembar:


2 jam berkendara akhirnya kami sampai di Pelabuhan Kayangan. Jalan menuju ke dalam pelabuhan sangat gelap. Akan tetapi jangan takut, bila sudah sampai areal pelabuhan sangat terang dan aman. Kami memutuskan untuk bermalam di sini. Yaps..di pelabuhan kami akan tidur. Pemilik mobil sudah terlelap duluan di dalam mobilnya. Sedangkan kami berempat masih di salah satu warung yang memperbolehkan kami mencharge perangkat elektronik kami. Kami berempat tidak bisa tidur dan lebih memilih untuk berbincang dengan penjaga warung serta kru kapal yang sedang off.


29 Desember 2013
Pukul 04.00 WITA, kami mulai bergerak kembali. Mobil kita titip di parkiran pelabuhan. Kami memasuki ferry yang sangat sepi penumpang tetapi ramai dengan alunan musik dangdut dari pengeras suara. Setelah menaruh barang ditempat aman, gw dan Bebey tertidur. Pulas seperti bayi. Tutttt....tuttt.... suara klakson ferry membangunkan gw. Melihat kondisi sekeliling cuma ada gw, Bebey dan pemilik mobil, kemana dua orang teman gw ya?

Ternyata mereka ada di dek paling atas. Sedang menebak yang manakah Pulau Kenawa. Pulau yang akan kita kunjungi. Menjelang Pelabuhan Pototano memang banyak pulau – pulau kecil. Diluar bayangan gw, mereka lebih hijau karena bulan Desember sering hujan. Sedangkan yang gw lihat difoto lebih kuning dan gersang. Saat bersiap untuk turun ada seorang bapak yang menegor. Raut mukanya baik tapi maaf rada pelo alias stress. Dan ternyata benar. Aahahaha.. alhasil dari ferry sampai warung – warung pelabuhan kami berjalan dengan bapak tersebut. Pengalaman unik sekali.

Hari masih pagi sekali. Perut lapar. Akhirnya kami sarapan di warung pelabuhan. Walau sudah di Sumbawa ternyata warungnya tetap makanan khas Banyuwangi. Selesai makan kami berjalan menuju Kampung Nelayan Pototano, ada beberapa nelayan yang menawarkan jasa penyebrangan menuju Pulau Kenawa. Akan tetapi kami merasa harus izin dan mengisi buku tamu ke Pak Arif, pengurus dari Departemen Perhubungan dan Kelautan.

Spoiler for Sunrise di Pototano:


Setelah mengisi buku tamu, kami langsung naik kapal milik Uwa Gani. Uwa Gani sudah menunggu kami sedari kami mengisi buku tamu. Lagipula harga sewa kapalnya pun masih standart. Laut dan langit mendukung perjalanan kami. Laut begitu tenang dan cuaca begitu cerah. Hanya butuh 20 menit untuk sampai ke Pulau Kenawa.
Diubah oleh prascocker 23-01-2014 20:49
0
12.2K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan