bendo.123Avatar border
TS
bendo.123
PEMILU 2014 TNI AD Identifikasi Potensi Gangguan di Daerah
JAKARTA (Suara Karya): Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral Budiman menginstruksikan para pejabat teritorial benar-benar memantau situasi agar mampu memprediksi kemungkinan adanya gangguan di wilayah masing-masing, khususnya saat pelaksanaan Pemilu 2014.

Panglima Kodam (Pangdam) dimintanya melakukan komunikasi intensif dengan jajaran maupun pihak terkait agar pengamanan berjaan dengan baik.

Peran bintara pembina desa (Babinsa) dikatakan KSAD juga harus dimaksimalkan untuk mengetahui kemungkinan adanya persoalan di kampung, RT, atau RW.

"Kami memiliki aparat teritorial. Kita harus bisa membaca perkembangan situasi dan harus mengetahui situasi yang real di lapangan. Kapabilitas pejabat teritorial harus betul-betul baik sehingga mereka mampu memrediksi kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan di wilayah masing-masing," terang KSAD usai membuka Rapat Pimpinan TNI AD di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Rabu (15/1).

Di tingkat kecamatan, komando daerah militer (Kodam) juga harus bisa memetakan ancaman di tingkat kecamatan. Di tingkat kota atau kabupaten, Komando Distrik Militer (Kodim) yang bertanggung jawab. "Kami meminta panglima Kodam untuk betul-betul mempersiapkan diri. Tak boleh terjadi kejadian yang merugikan kita semua dan merugikan dari hasil pembangunan," sambungnya.

Fungsi lain yang juga sangat vital sebagai deteksi dini tukas KSAD adalah intelijen. Dirinya mengingatkan tugas intelijen bukan untuk menakuti masyarakat, melainkan mengawasi situasi dan perkembangan yang terjadi.

Disinggung mengenai titik rawan konflik, KSAD menegaskan TNI AD akan terus memantau dinamika sosial masyarakat. Budiman menuturkan, daerah yang rawan konflik, umumnya yang banyak memiliki pendukung fanatik parpol.

"Kita melihat dinamika sosial masyarakat. Kemungkinan terjadi bentrok adalah ketika massa fanatik masing-masing parpol bertemu," ucap Budiman tanpa menyebutkan lokasi-lokasi rawan konflik. Pemantauan terhadap daerah rawan sahutnya akan terus dilakukan dan pendataan diupdate setiap bulan.

Mengenai anggaran pengamanan Pemilu untuk TNI, Budiman mengakui matra AD memperoleh porsi alokasi terbesar. Dari dana pemilu yang dialokasikan pemerintah sebesar 100 miliar rupiah, TNI AD menerima 60 hingga 70 persen. Dana itu akan digunakan untuk perbantuan ke kepolisian.

Budiman menyatakan TNI AD telah menyiapkan pasukan di setiap tingkatan, terkait persiapan pasukan anti huru hara (PHH). Di tingkatan Kodim akan disiagakan 1 satuan setingkat peleton (SST) atau sekitar 20 prajurit.

Sementara tingkat Korem sebanyak 1 hingga 2 satuan setingkat kompi (SSK) cadangan disiapkan. "Bergantung letak Korem. Jika di kota besar makan disiapkan 2 SSK," ujar Budiman. Satu SKK diketahui setara dengan 100 prajurit.

Sedangkan tingkat Kodam, TNI AD menyiapkan 1 batalyon cadangan. Khusus untuk Kostrad, TNI AD menyiapkan 3 satuan setingkat batalyon (SSY) cadangan. Satu SSY diperkirakan berjumlah 1.000 prajurit.

Budiman mengatakan bahwa para bintara pembina desa (Babinsa), yang menjadi ujung tombak pembinaan teritorial, lanjutnya, harus peka atas berbagai persoalan mulai dari tingkat RT hingga kelurahan. "Di tingkat kecamatan, komandan daerah militer juga harus bisa memetakan ancaman di tingkat kecamatan. Di tingkat kota atau kabupaten, komandan distrik militer yang bertanggung jawab," tandasnya.

Untuk mengantisipasi berbagai kerawanan, ujarnya, panglima kodam (Pangdam) musti mempersiapkan pasukan dengan mengedapankan tindakan preventif, seperti berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat agar tidak terpengaruh dengan aksi yang tak diinginkan. Terkait dengan hal ini, lanjutnya, TNI AD pun sudah menugasi aparat intelijen.
"Tugas intelijen bukan untuk menakuti rakyat, tapi mengawasi," kata Budiman.

Pengerahan PHH, kata Budiman, sesuai pemetaan daerah rawan konflik selama pemilu. Sebagai contoh, adanya fanatisme antarpendukung partai politik, maka di wilayah yang seperti ini patut diwaspadai.

"Kita melihat dinamika sosial masyarakat. Kemungkinan terjadi bentrok adalah ketika massa fanatik masing-masing parpol bertemu," jelasnya.

Sumber = http://www.suarakarya-online.com/new...html?id=342589
_____________________________________________________________

mudah2an aman Pak.
0
1.4K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan