iwa2642Avatar border
TS
iwa2642
jet pribadi bakal ada terminal khusus !


Jumlah orang kaya di tanah air rupanya makin banyak. Tercatat, ada 56 jet pribadi mondar-mandir di Indonesia. Jet-jet pribadi ini selain memang dimiliki secara privat, sebagian juga merupakan jet-jet sewa. Meningkatnya kebutuhan infrastruktur bagi lalu lintas tunggangan kelas tajir ini, menimbulkan keberanian pengusaha membangun terminal khusus pesawat jet pribadi. Terminal ini rencananya akan dibangun di Bandara Husein Sastranegara Bandung, yang akan menjadi terminal jet pribadi pertama di Indonesia.


ROL
Bisnis ini tentunya bukan tanpa perhitungan matang. Menurut Vice President Bandung Jet Terminal (BJT), Iwan Ridwan, di Bandung, Rabu (26/6), pergerakan penumpang pesawat (secara umum) pada 2013 diprediksi mencapai 100 juta orang. Kebutuhan sarana transportasi udara untuk korporasi atau grup juga mengalami peningkatan. Sayangnya, kata Iwan, lebih dari 56 pesawat jet pribadi yang ada di Indonesia belum dapat dilayani dengan baik.

Karena itulah, pihaknya kemudian berencana membangun terminal jet pribadi pertama di Indonesia ini. Dengan begitu kata dia, para pemilik jet pribadi dan pengguna air charter tidak lagi menggunakan fasilitas terminal umum. BJT, yang bernaung di bawah Bandung International Aviation (BIA) ini, akan menjadi operator ground handling bagi jet-jet pribadi ini, yakni mulai pengisian bahan bakar, membersihkan pesawat, serta melayani bagasi/kargo. Selain itu juga akan difasilitasi custom immigration quarantine, privat lounge, hingga penyediaan fasilitas ruang pertemuan dengan standar internasional.

Untuk keperluan tranportasi darat para warga berkocek tebal ini, BJT juga akan menyediakan layanan limusin, akomodasi untuk pelanggan beserta awak pesawatnya, serta layanan ekslusif lainnya. Fasilitas pertama yang akan dibangun adalah tempat parkir dan pemeliharaan pesawat yang akan menempati area apron dan hangar Bandara Husein. Area ini diperkirakan mampu menampung sekitar 15 pesawat jet pribadi. Rencananya, akhir September 2013 semua fasilitas tersebut sudah dapat digunakan. Semua ini akan menjadi bagian dari pengembangan kawasan bisnis terpadu Bandara Internasional Husein Sastranegara.

Abdullah Nassar, dari bagian operasional BJT menambahkan, selain jet yang dimiliki secara pribadi, saat ini ada 24 perusahaan penyewaan jet pribadi di Indonesia, seperti: Jet-Royal Private Aviaton Consultan, Java Jet Asia, dan Private Jet Charter. Sejumlah artis, pengusaha,  dan pejabat, kerap menggunakan jasa perusahaan-perusahaan ini.

Alasan mereka menyewa jet pribadi karena antrian penerbangan komersial seringkali sangat panjang, dan mengganggu kecepatan mobilitas mereka. Maklumlah, penerbangan komersial di Indonesia dalam sembilan tahun terakhir tumbuh pesat, mencapai 12,7 persen per tahun. Angka ini melampaui pertumbuhan penumpang udara di dunia sebesar 5 persen per tahun.

Ketika kendala administrasi di bandara umum terlewati, muncul kendala lain; para pengguna jet pribadi ini kesulitan memperoleh tempat parkir  (http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/06/26/mozmdd-bandung-akan-memiliki-terminal-jet-pertama-di-indonesia). Dikatakan Iwan, sebelumnya orang Indonesia yang punya jet pribadi, hanya bisa memarkir pesawatnya di Singapura (http://www.tempo.co/read/news/2013/06/26/215491396/Jet-Pribadi-Bisa-Parkir-di-Bandung). Benarkah demikian? Karena pegawai di Bandara Halim Perdana Kusuma sering melihat sejumlah tokoh nasional memarkirkan jet-nya di sana.

Iwan mengatakan, Bandung dipilih karena frekuensi penerbangan pesawat pribadi dari dan ke Bandung termasuk cukup tinggi. Dia mencontohkan, Boss Transcorp, Chairul Tandjung, cukup sering bepergian ke Bandung menggunakan pesawat pribadi. “Tapi pelayanan yang mereka terima sama dengan penumpang reguler," katanya. Sementara alasan pemilihan Bandara Husein karena bandara ini memiliki sejumlah fasilitas yang dibutuhkan bagi lalu litas jet pribadi seperti hangar (http://bisnis.com/terminal-jet-pribadi-bandung-tiru-konsep-singapura).

Bisnis Sewa Jet Menggiurkan
Tampaknya prospek bisnis sewa pesawat jet pribadi memang menjanjikan. Desember 2012 lalu, perusahaan penerbangan swasta terbesar di Indonesia, Lion Air, memesan empat jet pribadi bikinan Hawker Beechcraft, Amerika Serikat (AS). (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/12/02/15/lzfcve-setelah-230-boeing-lion-air-kembali-pesan-4-jet-pribadi-hawker). Lion Air memang tengah membidik bisnis penyewaan jet pribadi, seiring meningkatnya minat masyarakat kelas atas menggunakan layanan jet pribadi. Bisnis baru Lion, di bawah PT Angkasa Super Service ini, diberi nama Lion Bizjet.

CEO Lion Air Group, Rusdi Kirana, mengatakan, untuk binis baru ini pihaknya menggelontorkan investasi sebesar 100 juta dolar AS. Dari dana ini, sebesar 64 juta dolar AS (setara Rp 576 miliar) dialokasikan untuk membeli empat pesawat jet tersebut. Jenisnya adalah Hawker 900 XP dengan kapasitas delapan tempat duduk.

Sementara itu Direktur Umum PT Lion Air, Edward Sirait, mengatakan, bisnis pesawat carter di Indonesia saat ini berkembang pesat. Jam terbang pesawat carter di Indonesia kata dia, bahkan melampaui Amerika Serikat. "Jam terbang pesawat carter di Indonesia saat ini rata-rata 75 jam per bulan. Sedangkan di Amerika Sekitar 50 jam per bulan. Inilah yang membuat kami optimistis bisnis penyewaan jet pribadi memiliki potensi bisnis yang baik," kata dia, Senin (11/6).
Rupanya, ada kecenderungan peningkatan mobilitas warga berduit. Di tengah persaingan usaha yang ketat, waktu benar-benar similar dengan uang. Kendala delay, prosedur reservasi, hingga  check in yang masih sering terjadi pada penerbangan pesawat komersial berjadwal, sebisa mungkin terhapus dalam kamus hidup mereka. Mereka kata Edward, memiliki kantor pusat di ibu kota dan kota besar lainnya di pulau Jawa, sementara tempat usahanya, seperti tambang, tersebar di pulau-pulau lain. Keyakinan Edward itu juga karena pihaknya rupanya sudah menjalin kesepakatan dengan beberapa perusahaan tambang domestik.

Ihwal tarif sewa, Edward tak bersedia menyebutkannya. Namun Lion Bizjet kata dia akan memberi tarif 30 persen lebih murah dibanding sewa jet yang ada saat ini. Seperti diketahui, tarif sewa jet pribadi di Indonesia sebesar 5.000-6.000 dolar AS per jam. Sedangkan gambaran biaya operasional setiap jam untuk pesawat jet pribadi dengan kapasitas di bawah 10 penumpang adalah 1.400-1.700 dolar AS (http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/93084).

Mondar-mandir di Halim  
Selain dimiliki secara kelembagaan oleh maskapai-maskapai penerbangan sebagai jet sewa, sejumlah taipan Indonesia juga akan sangat terbantu keberadaan terminal khusus jet ini. Dengan memiliki lima pesawat jet pribadi, demikian diisukannya, bagaimana mungkin seorang pengusaha yang politisi seperti Aburizal Bakrie tak pada fasilitas terminal khusus ini. Tiga pesawat jet pribadi juga dikabarkan dimiliki sang rival, Surya Paloh.

Pengusaha yang namanya disebut-sebut mensponsori kegiatan “Forum Pemred” di Bali Juni 2013, Oesman Sapta Odang, juga menggarasikan tiga jet pribadi. Solihin Kalla, putra mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, sama dengan Chairul Tanjung punya dua private jet. Sementara Peter Sondakh satu pesawat. Sedangkan pengusaha Rosan, Sandiaga S.Uno, dan Anindya Bakrie, dikabarkan kongsian beli satu pesawat pakai sama-sama (http://suarapengusaha.com/2012/06/01/ini-dia-bos-bos-pemilik-private-jet-terbanyak/).

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, mensinyalir, sedikitnya ada 40 pengusaha Indonesia yang memiliki jet pribadi.  Mereka kata Sofjan antara lain adalah adalah pemain baru bisnis batubara. Sementara menurut  Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Suryo B. Sulisto, ada 10 anggota Kadin yang memiliki pesawat jet pribadi. Semakin banyak yang memiliki jet pribadi, menurut Suryo, bisa menjadi indikasi bahwa kondisi ekonomi Indonesia semakin membaik. "Kalau saya nggak punya, tapi saya sering naik punya teman. Biasanya perginya di ASEAN, diajak sama yang punya," ungkap Suryo.

Hasil pengamatan Sofjan Wanandi , para pemilik jet pribadi itu didominasi pengusaha-pengusaha wajah baru, terutama mereka yang memutar uang disektor pertambangan batubara. "Saya pikir ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan gede, pendapatan besar, terutama batubara," kata Sofjan. Selain untuk prestise dan jatidiri, umumnya kepemilikan jet pribadi untuk menunjang aktivitas kerja dan bisnis mereka.

Para pengusaha kakap ini rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk sekali penerbangan. Mereka pun mendapat layanan khusus dari beberapa awak penerbangan yang umumnya orang-orang asing. “Pramugarinya orang kita, tapi krunya orang bule, pilotnya juga," kata salah seorang security PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Halim Perdana Kusuma. Selama ini, Bandara Halim menjadi “garasi” bagi pesawat-pesawat ningrat tresebut.

Seorang pegawai di Bandara Halim menyebut nama Prabowo Subianto, Surya Paloh, dan Aburizal Bakrie, yang seringkali memarkir jet pribadi di bandara ini. Menurutnya, belakangan ini pengusaha yang paling sering mondar-mandir ke Halim adalah Prabowo. "Parkirnya pindah-pindah, kadang di  ‘eksekutif’ yang nggak bisa diutak-atik. ‘Eksekutif’ itu biasanya untuk tamu kenegaraan," ujar pegawai tersebut.

(http://www.pesatnews.com/read/2012/04/18/4506/ada-40-pengusaha-pakai-jet-pribadi).
0
3.9K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan