nudujohnAvatar border
TS
nudujohn
Memilih asuransi Pt Askes/BPJS atau asuransi swasta
Berikut ini cerita dan opini saya. Bagian atas adalah cerita, sedangkan dibawah batas ### adalah opini.

Istri saya 2 bulan (dari sept '13) dipropose agen asuransi pxx. Setelah iklannya masuk ke pikiran istri, dikasih ilustrasi unit link dan ridernya hospitxx, med dan parenx payox. Total 500rb perbulan. Gantian saya dikejar2 ikut, krn istri saya tdk dapat jadi penanggung, penanggung utamanya harus yg berpenghasilan. Dikasih penjelasan sama istri saya manfaat ini itu (yg saya ingat kalau sakit dapat pertanggungan biaya kamar 200rb, penanganan.....dst).
Hebat juga ni agen. Atau istri saya yg kelewat cerdas. Sampai bisa jelasin dg lengkap.
Saya jelasin: kita udah punya askes, nggak perlu ikut asuransi kesehatan lagi.
Dijawab istri saya: asuransi apa Pa? Nanti kalau ada apa2 sama aku dan anak bagaimana?
Saya: Asuransinya namanya Askes. Kalau sakit ya pakai Askes. Waktu lair xxx(anak) kan kita pakai Askes.
Istri: Ini beda Pa. Ini pakai kartu, dan kalau sakit nggak perlu bayar lagi. Waktu lairan itu kan kita harus bayar lagi.
Saya: Yah kalau cuma masalah kartu kan kita juga dapat kartu.
Istri: kartu apaan
Saya: ya kartu askes. coba cek di dompet mama. Kalau sakit tinggal urus pakai kartu itu. Memang ngurus agak ribet. Tapi itu yg selama ini bermanfaat.
Istri: Yaah. Kalau ini kan sakitnya nggak ditanggung semua. Buktinya lairan kemarin musti bayar.
Saya: semua pengobatan ditanggung. Waktu lairan itu yang kita bayar 300rb cuma selisih harga ruangan. (krn wkt itu minta ruangan Vip, maklum kalau didaerah ruangan kalau dipakai bersama ramenya minta ampun).
Istri: yg benar. Mosok semua ditanggung. Jantung, cuci darah, kanker?
Saya: bener ditanggung, pasang ring contohnya mamxxx(tante), cuci darah contonya ibunya xxx(tema) kalu yg kanker belum tau.
Istri: ah.. urusannya ribet. pokoknya hrs ikut asuransi pxx.

Akhirnya saya yg nyerah. Hebat juga ni si agen bisa ngalahin suaminya. Karena ada tugas diluar kota akhirnya istri nunggu saya pulang untuk ttd formulir. Karena udah jengkel bolak balik jelasin askes, saya suruh istri saya palsu ttd saya. Untungnya istri tidak mau.
Selama menunggu saya datang pulang ke daerah, istri ketemu kakak saya, kebetulan ngobrol dan dapat testimoni tidak menyenangkan soal asuransi pxx. Mulailah istri bimbang, tetapi
Setelah saya pulang (des'13), saya mau asal ttd saja formulirnya, krn saya sudah bosan dengan adu argumen soal asuransi pxx. Tapi istri saya mendesak suruh baca tabel ilustrasi (ada 8 lembar kalau tidak salah)
Akhirnya saya baca2 sambil krenyit dahi, ambil pulpen:
Saya: creet.... Ini nggak perlu ( sambil coret rider hospitax)
Istri: loh... Kok... Bla bla...
Saya: iya soalnya sudah ditanggung askes, kalau kita ikut hospitax. Namanya pemborosan karena cuma bisa diklaim salah satu.
Istri: kalau gitu nanti kalau sakit kita pakai klaimnya pxx saja too.
Saya: tau nggak berapa yg dicover di tabel ini ( sambil nunjuk tabel). Kamar cuma 200 rb per hari, itu artinya cuma dapat kelas3. Kalau kita pakai askes dah dapat kelas 1. Penanganan maksimal cuma rp....(lupa jumlahnya) kalau di askes nggak pakai maksimal.
Istri: ooo
Saya: jadi gimana. Coret ya. Nanti pindahin ke unit medicax yg bisa dobel klaim.
Istri: ...(diam saja tapi kliatannya nggak rela)
Saya: trus ini nggak usah. Creet...( unit linx 250rb) ini nggak penting.
Istri: looo...bla bla bla.
Saya: coba itung nanti hasil investasinya berapa. Bandingin sama kalau nabung sendiri.
Istri: loh justru linxnya itu yg bikin kita di tahun ke10 nggak usah bayar premi.
Saya: Ya sudah. Itu tete pikut, asal tau aja dari unit linx itu agennya dikasih fee dan bonus. Mending investasi sendiri.
Istri: ya nggak papa to. Kan agennya masih saudara sendiri.
Saya: ...(no coment. Kalau saudara kenapa fee dan bonusnya nggak dibagi ke kita). Udah sini kutandatangani...
Istri: Ya nggak bisa to Pa. Ini suda di coret2, nanti kuminta perbaiki, keluarin yg dicoret2, biar diprint lagi sama agennya.
Saya: iya ya... Aku kalah pintar nalarnya istri saya.

Malamnya istri browsing internet. Entah nemu informasi apa pagi2 ngobrol lagi:
Istri: kok ada yg aneh ya dengan tabel ilustrasi pxx.
Saya: kenapa?
Istri: beneran pa kalau kita sakit apapun nanti di tanggung sama askes?
Saya: iya semua sakit penyakit. Justru yg di pxx itu belum tentu cover semua penyakit.
Istri: trus kenapa bapak sama mama (mertua saya) berobat ke surabaya bayar sendiri. ( kami tinggal di NTT)
Saya: ya tanya sama bapa mama too.. Mungkin mereka pingin kenyamanan, atau nggak percaya sama askes.
Istri: semalam buka internet dapat info tapenax dari bnx, nabung 18th kalau penanggungnya mati tabungan nggak perlu diteruskan tetapi dapat nilai uang sebesar tabungan 18th.
Saya:..(kurang ajar nih, ngarepin suami mati kali.)
Istri: kliatannya nggak usah ikut assr yg pxx deh. Cukup pakai askes. Besok anterin ke bank bnx ya...buka tapenax. Hari ini jadwal Papa bikinin kartu askes Dxx(anak)
Saya: loh.. Dxx tuh sudah punya kartu.
Istri: iya, lupa kutaruh dimana. Dibawa Papa kali?
Saya: glek.. (sejak kapan aku bawa kartu askes anak). Ya sudah nanti kuurus ke askes.

Akhirnya saya dan istri jadi mulai aware dengan askesnya PT Askes. Terakhir ngurus ke kantor askes, sempet tanya dokter/klinik yg sudah kerjasama dg askes. Di kasih tau sama petugasnya, 'sekarang daftarnya belum ada pak, sekarang masih dibuat perjanjian kerjasamanya, bulan januari mudah2an sudah ada daftarnya'.
#####
Jadi dari pengalaman diatas dan pengetahuan saya:
1. Introduksi manfaat asuransi PT Askes/BPJS masih minim. Introduksi oleh sales/agen asuransi swasta sangat gencar. Sedemikian rupa sehingga persepsi masyarakat terhadap askesnya pt askes/bpjs manfaatnya dibawah asrs swasta.
2. Banyak orang tidak sadar sudah punya asuransi dan membeli auransi swasta(biasanya pns yg kelebihan duit)
3. Dari segi manfaat dibandingkan costnya. Asuransi askes/bpjs paling masuk akal. Most valueable product (bahasa kerennya.
4 kalau mau kenyamanan lebih, sebaiknya ikut bpjs dan ditambah ikut asuransi kesehatan yng bisa double klaim. Uang hasil double klaim itu yg digunakan untuk menambah kenyamanan ke ruang vip dan selisih harga.
5. Nggak mungkin semua penyakit dicover bpjs. Unfotunately diaturannya (polis) seperti itu. Hal ini yg justru oleh asrs swasta dibikin pasal karet.
6. Nggak mungkin uang bpjs cukup untuk cover seluruh penyakit di indonesia. Unfortunately, uang Askes masih banyak, bahkan sampai diinvestasi. Kalau masalah askes belum bayar, itu masalah pengelolaan klaim dari rs ke askes. Justru yg perlu di pertanyakan adl berarti premi di asrs swasta selama ini terlalu mahal dong. Mudah2an dengan adanya bpjs asrs swasta mulai berhitung ulang soal premi dan coverage-nya.
7. Kalau preminya bpjs sedikit berarti penanganannya operasi jelek dong. Pendapat saya pasti sama saja. Sama2 dioperasi dokter ahli. Kalau maksudnya kalau ikut asrs swasta luka operasinya lebih cantik. Jangan harap asrs mau, there is no free lunch. Hukum ekonomi itu berlaku juga di dunia asuransi. Pihak asrs swasta pasti sudah kerjasama dg pihak rs, shg rs tidak mengeluarkan biaya berlebihan yg akan ditanggungkan ke pihak asrs.
Kalau mau lukanyabagus ya ke pergi ke bedah kosmetik.
Contoh kecil untuk test case: saat sakit ke rs dg asrs swasta, ada tindakan test darah. Coba minta tambah ke petugasnya untuk sekalian tes kolesterol, asam urat, golongan darah. Pasti petugasnya tidak mau. Lain hal kalau masuk rs dg biaya sendiri.
8. Kalau rumah sakit dipaksa pakai tarif askes/bpjs, nanti gulung tikar. Tarif tsb sudah diperhitungkan dengan keuntungan. Jadi kecuali rs nya kemaruk mau untung tinggi ya pasti tidak bangkrut. Yg bangkrut mungkin rs pemerintah daerah yang dikeloka dengan model lama, 40% pendapatan dari pasien askes sebagian besar dibagi untuk jasa dokter dan perawat, padahal mereka sudah digaji oleh pemda.

Bersambung
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
27.2K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan