- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Warga Dayak menolak adanya Dayak ngaju
TS
SeaBear
Warga Dayak menolak adanya Dayak ngaju
Pertama-tama no Sara gan
Video gan
[YOUTUBE]
http://folksofdayak.wordpress.com/20...-dayak-melayu/
Quote:
Quote:
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Lebih dari seribu orang yang mwngatasnamakan diri sebagai warga Dayak Kalteng, Kamis (9/1/2014), menggelar aksi unjuk rasa. Itu dilakukan sebagai reaksi terbentuknya Perhimpunan Dayak Melayu (PDM).
Aksi dilakukan di kawasan Bundaran Besar di Jalan Yos Sudarso Palangkaraya. Ratusan aparat terluhat melakukan pengamanan atas aksi tersebut.
Sambil menabuh gong dan meneriakkan yel-yel khas Dayak, massa juga menggelorakan pembubaran PDM yang dipimpin HM Riban Satia selaku ketua.
Aksi dilakukan di kawasan Bundaran Besar di Jalan Yos Sudarso Palangkaraya. Ratusan aparat terluhat melakukan pengamanan atas aksi tersebut.
Sambil menabuh gong dan meneriakkan yel-yel khas Dayak, massa juga menggelorakan pembubaran PDM yang dipimpin HM Riban Satia selaku ketua.
Spoiler for Apa itu Dayak melayu ?:
Quote:
Mari kita lihat dulu argumentasi dari Dayak melayu ini
PDM mengeratkan UKUWAH ISLAMIYAH ADAT BERSENDI KITABULLAH dalam membangun Rumah Betang Negera Kesatuan Indonesia.
Terlihat suatu gaya bahasa yang Indah, namun sangat berbahaya!! Kenapa?? Karena dengan perbedaan keyakinan maka dapat memunculkan suatu kelompok etnik yang distinctive dengan suku induknya dalam hal ini Dayak. Misal jika seseorang Dayak Ngaju dan ia muslim maka ia bukan lagi Dayak Ngaju tetapi Dayak Melayu??… Rupa-rupanya, Riban ini ingin kembali ke zaman kegelapan bangsa Dayak, ketika terjadi proses amalgamasi budaya Dayak ketika pengaruh melayu masuk ke Kalimantan. Pada zaman dahulu sebagian suku Dayak yang memilih untuk menjadi Islam maka ia akan meninggalkan identitas kesukuannya dan menjadi orang melayu. Karena malu, dahulu Dayak dianggap budaya yang terbelakang, heiden, barbar dsb. Tetapi tidak demikian dengan kesejarahan Dayak di Kalimantan Tengah khususnya Dayak Ngaju, sejak dahulu ketika banyak mubaligh Islam masuk ke tanah Kalimantan, sebagain orang Dayak Ngaju secara sadar mau menjadi mualaf tetapi tidak meninggalkan identitas kesukuannya. Hal ini memang karena falsafah hidupnya adalah HUMA BETANG itu atau rumah panjang. Pada zaman dahulu nenek moyang kami memberikan kebebasan untuk anak cucuknya memilih agamanya dan mereka tetap tinggal bersama secara komunal didalam RUMAH BETANG, ia tidak menjadi suatu pribadi atau kelompok yang distinct atau terasing.
Apa buktinya?? Sampai hari ini jika sodara-sodara Kaharingan melakukan ritual adat terutama TIWAH (acara pemindahan tulang belulang leluhur ke sandung), jika ada keluarga yang muslim maka, hewan korban seperti kerbau akan disembelih oleh orang Muslim agar makanan itu halal dimakan, dan masyarakat Dayak yang muslim bisa ikut berbahagia didalam ritual adat itu. Bahkan Dayak Ma’anyan ketika melakukan ritual Wara (sama dengan Tiwah), juga memiliki balai khusus buat sodara-sodaranya yang Muslim yang disebut BALAI HAKEI sehingga apa yang dianggap haram tidak terkena oleh mereka. Tetapi walau mereka Muslim mereka bukan disebut DAYAK MELAYU atau ORANG LUAR tetap saja diakui sebagai Dayak Ngaju atau Ma’anyan. Jadi jika argumentasi Riban ini mengatakan mengeratkan UKUWAH ISLAMIYAH ADAT BERSENDI KITABULLAH, nafas statement ini senada dengan pandangan Mahasiswa Gema Pembebasan, HTI dan sejenisnya yang anti akan Nasionalisme dan Kesukuan.
Ia ingin menciptakan sutau eksklusivitas based on KITABULAH dalam kata lain agama, jadi seperti suatu keluarga yang karena ada keluarganya muslim maka ia terpisah dari keluraganya dan memiliki identitas baru.. INI BUKAN SEMANGAT BETANG.. ia sedang memecah-mecahkan RUMAH BETANG itu sendiri.. Dan tindakan Riban cs ini sangat jelas penuh dengan muatan politis. Karena keinginannya melenggang menjadi Gubernur Kalimantan Tengah, maka demi memecah suara Dayak dan memperoleh suara dari luar dayak dalam hal ini pendatang dari suku lain misal Banjar , Jawa, Melayu & Bugis yang cukup banyak di Kalimantan Tengah ini, padahal Riban ini sendiri adalah keturunan Dayak.. maka ia tidak sedang memperjuangkan Dayak sebagai tuan rumah di tanah sendiri.
ARGUMENTASI MENURUT RAHMADI LENTAM SEKJEN PDM MENJAWAB KEINGINAN BERBAGAI KOMPONEN MASYARAKAT DAYAK DAN ORANG MELAYU BERKAITAN DENGAN ADAT-ISTIADAT DAN BERDASARKAN SEJARAH ORANG JAWAPUN
Jika hanya suatu forum kerukunan atau forum komunikasi Dayak dan Melayu mungkin akan terdengar cukup baik, tetapi memunculkan identitas baru sebagai DAYAK MELAYU maka A BIG BIG NO dan FAIL!! Tetapi statement ini pun juga berbahaya, karena dengan mengatakan orang Jawapun Melayu.. Orang Jawa memiliki entitas yang berbeda dengan Melayu, demikian juga DAYAK. Karena DAYAK adalah DAYAK dan bukan Melayu. Apakah ia terjebak dengan istilah Proto Melayu, sebab istilah Proto Melayu ini bukan bermakna etnik Melayu yang di Malaysia atau di Sumatera.
Penyebutan Dayak Melayu adalah tidak tepat baik secara kesejarahan, keilmuan, kebudayaan, sebagai pembanding yang jelas-jelas keturunan campur antara Dayak & Melayu adalah Suku Banjar. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya pada masa lalu terjadi amalgamasi kebudayaan (selengkapanya silahkan baca artikel: Siapa Orang Banjar??), apakah ada penyebutan Dayak Banjar?? apakah pernah didengar peneybutan Dayak Jawa?? dsb?? TIDAK! sebab ini menyalahi kesejarahan!!! Artikel ini bukan menunjukan gerakan anti Melayu atau suku lain.. tetapi tidak boleh seseorang karena kepentingan pribadinya sekonyong-konyong mendirikan identitas etnisitas baru?? Dayak sudah cukup mengalami hal ini dimasa lampau.. Dayak Tidak Bodoh!…
Jadi kesimpulan pribadi saya ormas ini pantasnya dibubarkan saja, sebab akan menimbulkan friksi dalam masyarakat terutama ormas ini hanyalah kendaraan politis demi kepentingan Riban semata-mata! Apakah kita Dayak mau dibodohi dan kembali pada zaman kegelapannya??
Oleh karena itu akan dilakukan aksi Demo: Demo membubarkan Ormas Dayak Melayu yang didirikan oleh Riban, pada tanggal 9 Januari 2014 , jam 09:00 Pagi di Bundaran Besar. Orator didampingi 3 Tokoh Kalteng terdiri; tokoh Agama, Tokoh Adat & Tokoh Sastra Dayak; H.KMA.Usop, Lewis.KDR, H.Sabran Ahmad … tolong diteruskan
PDM mengeratkan UKUWAH ISLAMIYAH ADAT BERSENDI KITABULLAH dalam membangun Rumah Betang Negera Kesatuan Indonesia.
Terlihat suatu gaya bahasa yang Indah, namun sangat berbahaya!! Kenapa?? Karena dengan perbedaan keyakinan maka dapat memunculkan suatu kelompok etnik yang distinctive dengan suku induknya dalam hal ini Dayak. Misal jika seseorang Dayak Ngaju dan ia muslim maka ia bukan lagi Dayak Ngaju tetapi Dayak Melayu??… Rupa-rupanya, Riban ini ingin kembali ke zaman kegelapan bangsa Dayak, ketika terjadi proses amalgamasi budaya Dayak ketika pengaruh melayu masuk ke Kalimantan. Pada zaman dahulu sebagian suku Dayak yang memilih untuk menjadi Islam maka ia akan meninggalkan identitas kesukuannya dan menjadi orang melayu. Karena malu, dahulu Dayak dianggap budaya yang terbelakang, heiden, barbar dsb. Tetapi tidak demikian dengan kesejarahan Dayak di Kalimantan Tengah khususnya Dayak Ngaju, sejak dahulu ketika banyak mubaligh Islam masuk ke tanah Kalimantan, sebagain orang Dayak Ngaju secara sadar mau menjadi mualaf tetapi tidak meninggalkan identitas kesukuannya. Hal ini memang karena falsafah hidupnya adalah HUMA BETANG itu atau rumah panjang. Pada zaman dahulu nenek moyang kami memberikan kebebasan untuk anak cucuknya memilih agamanya dan mereka tetap tinggal bersama secara komunal didalam RUMAH BETANG, ia tidak menjadi suatu pribadi atau kelompok yang distinct atau terasing.
Apa buktinya?? Sampai hari ini jika sodara-sodara Kaharingan melakukan ritual adat terutama TIWAH (acara pemindahan tulang belulang leluhur ke sandung), jika ada keluarga yang muslim maka, hewan korban seperti kerbau akan disembelih oleh orang Muslim agar makanan itu halal dimakan, dan masyarakat Dayak yang muslim bisa ikut berbahagia didalam ritual adat itu. Bahkan Dayak Ma’anyan ketika melakukan ritual Wara (sama dengan Tiwah), juga memiliki balai khusus buat sodara-sodaranya yang Muslim yang disebut BALAI HAKEI sehingga apa yang dianggap haram tidak terkena oleh mereka. Tetapi walau mereka Muslim mereka bukan disebut DAYAK MELAYU atau ORANG LUAR tetap saja diakui sebagai Dayak Ngaju atau Ma’anyan. Jadi jika argumentasi Riban ini mengatakan mengeratkan UKUWAH ISLAMIYAH ADAT BERSENDI KITABULLAH, nafas statement ini senada dengan pandangan Mahasiswa Gema Pembebasan, HTI dan sejenisnya yang anti akan Nasionalisme dan Kesukuan.
Ia ingin menciptakan sutau eksklusivitas based on KITABULAH dalam kata lain agama, jadi seperti suatu keluarga yang karena ada keluarganya muslim maka ia terpisah dari keluraganya dan memiliki identitas baru.. INI BUKAN SEMANGAT BETANG.. ia sedang memecah-mecahkan RUMAH BETANG itu sendiri.. Dan tindakan Riban cs ini sangat jelas penuh dengan muatan politis. Karena keinginannya melenggang menjadi Gubernur Kalimantan Tengah, maka demi memecah suara Dayak dan memperoleh suara dari luar dayak dalam hal ini pendatang dari suku lain misal Banjar , Jawa, Melayu & Bugis yang cukup banyak di Kalimantan Tengah ini, padahal Riban ini sendiri adalah keturunan Dayak.. maka ia tidak sedang memperjuangkan Dayak sebagai tuan rumah di tanah sendiri.
ARGUMENTASI MENURUT RAHMADI LENTAM SEKJEN PDM MENJAWAB KEINGINAN BERBAGAI KOMPONEN MASYARAKAT DAYAK DAN ORANG MELAYU BERKAITAN DENGAN ADAT-ISTIADAT DAN BERDASARKAN SEJARAH ORANG JAWAPUN
Jika hanya suatu forum kerukunan atau forum komunikasi Dayak dan Melayu mungkin akan terdengar cukup baik, tetapi memunculkan identitas baru sebagai DAYAK MELAYU maka A BIG BIG NO dan FAIL!! Tetapi statement ini pun juga berbahaya, karena dengan mengatakan orang Jawapun Melayu.. Orang Jawa memiliki entitas yang berbeda dengan Melayu, demikian juga DAYAK. Karena DAYAK adalah DAYAK dan bukan Melayu. Apakah ia terjebak dengan istilah Proto Melayu, sebab istilah Proto Melayu ini bukan bermakna etnik Melayu yang di Malaysia atau di Sumatera.
Penyebutan Dayak Melayu adalah tidak tepat baik secara kesejarahan, keilmuan, kebudayaan, sebagai pembanding yang jelas-jelas keturunan campur antara Dayak & Melayu adalah Suku Banjar. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya pada masa lalu terjadi amalgamasi kebudayaan (selengkapanya silahkan baca artikel: Siapa Orang Banjar??), apakah ada penyebutan Dayak Banjar?? apakah pernah didengar peneybutan Dayak Jawa?? dsb?? TIDAK! sebab ini menyalahi kesejarahan!!! Artikel ini bukan menunjukan gerakan anti Melayu atau suku lain.. tetapi tidak boleh seseorang karena kepentingan pribadinya sekonyong-konyong mendirikan identitas etnisitas baru?? Dayak sudah cukup mengalami hal ini dimasa lampau.. Dayak Tidak Bodoh!…
Jadi kesimpulan pribadi saya ormas ini pantasnya dibubarkan saja, sebab akan menimbulkan friksi dalam masyarakat terutama ormas ini hanyalah kendaraan politis demi kepentingan Riban semata-mata! Apakah kita Dayak mau dibodohi dan kembali pada zaman kegelapannya??
Oleh karena itu akan dilakukan aksi Demo: Demo membubarkan Ormas Dayak Melayu yang didirikan oleh Riban, pada tanggal 9 Januari 2014 , jam 09:00 Pagi di Bundaran Besar. Orator didampingi 3 Tokoh Kalteng terdiri; tokoh Agama, Tokoh Adat & Tokoh Sastra Dayak; H.KMA.Usop, Lewis.KDR, H.Sabran Ahmad … tolong diteruskan
Spoiler for Fotonya gan:
Quote:
ini dayak barsel gan
Spoiler for Fotonya gan:
Quote:
okoh Agama asal Ot Danum, pemimpin salah satu ponpes di KalTeng pun menolak Ormas PDM bentukan Riban cs.
Spoiler for Fotonya gan:
Quote:
Dayak
Video gan
[YOUTUBE]
http://folksofdayak.wordpress.com/20...-dayak-melayu/
Diubah oleh SeaBear 09-01-2014 09:36
0
4.7K
Kutip
26
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan