Pertamina kali ini menjadi sorotan baik oleh pemerintah ataupun masyarakat. Hampir setiap chanel televisi lokal menyiarkan berita tentang kenaikan harga elpiji pun seorang SBY ikut turun tangan langsung menegur menteri terkait untuk melakukan tinjauan ulang, dan dahsyatnya mereka hanya diberikan waktu hanya 24jam.

Kita semua berharap elpiji 12kg batal naik. Pasalnya, kenaikan elpiji tabung 12kg ini melonjak dari harga Rp. 4500/kg dinaikan Rp. 3950/kg sehingga harga pertabung yang awalnya Rp. 54.000 (tabung 12kg) menjadi Rp. 91000. Bahkan di beberapa daerah harganya lebih melambung sampai dengan Rp. 150.000/tabung 12kg.

Jika hal ini tetap dibiarkan oleh pemerintah, maka kitalah sebagai rakyat akan merasakan akibatnya. Kalo kita boleh beropini (hanya-jika diperbolehkan). Jelas ini adalah skema permainan kapitalis dan dan neoliberal. Sehingga prasyaratnya adalah bagaimana mendapatkan keuntungan yang sangat besar dengan modal yang kecil. Jika kita mengetahui bahwa pemilih semua saham dari pertamina adalah pemerintah. Seharusnya jika memang pemerintah kita bukan neolib hal ini tidak akan terjadi. Keuntungan yang didapatkan pemerintah dengan menyengsarakan rakyat. Sungguh sebuah negara yang tidak berpihak sama sekali terhadap rakyat. Mari kita ingatkan pemerintah untuk melihat kebawah bagaimana kondisi rakyat yang makin hari makin menderita akibat ketidakpedulan.