- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sekilas Cerita Ini Terlihat Biasa, Tapi Ternyata...
TS
mayaa.alm
Sekilas Cerita Ini Terlihat Biasa, Tapi Ternyata...
Misi semua, ane cuma mau berbagi sedikit cerita aja, sekilas emang ceritanya terlihat biasa tapi kalo dicermati ada sisi yang bisa menginspirasi dan memotivasi agan sista semua untuk yang lebih baik
Langsung saja gan
Oke, jadi menurut ane, makna yang bisa kita ambil dari cerita tersebut adalah,
Sekian gan/sist cerita dari ane, semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
Langsung saja gan
Spoiler for Cerita:
Ada 4 orang sahabat, yang sudah lama kenal, sebut saja namanya izzul, izzan, agha, aufa (cewek). Entah apa yang terjadi, hubungan antara aufa dan agha semakin dekat, tapi tak lebih dari sahabat. Dan semua teman2nya tahu akan hal itu. Lama waktu berlalu, hingga akhirnya mereka duduk di kelas 2 SMA. Dan kegiatan diluar sekolah merekapun mengantar mereka ke sebuah kehidupan yang baru.
Adalah farah seorang mahasiswi semester 3, yang suka menulis dan mempunyai blog pribadi itu tak sengaja bahwa tulisan miliknya itu telah telah dibaca oleh izzan. Ia tertarik dengan apa yang ditulis Farah. Farah tak hanya menulis sebuah cerita fiksi saja, tapi ia juga menuliskan banyak motivasi, ungkapan tentang perasaannya dan apa saja yang ada di sekitar dia, dan dibalik tulisan itu semua ada hal yang bisa didapatkan namun sulit untuk diungkapkan.
Izzan tak berhenti di situ saja, ia ingin bertemu dengan farah dan ingin tahu banyak tentang farah. Sampai akhirnya tak hanya Izzan saja, tapi juga Izzul, Agha dan Aufa pun kini telah mengenal sosok yang dianggapnya ia sangan berbeda. Pemikiran-pemikiran Farah telah menjadi magnet bagi mereka hingga akhirnya hubungan mereka cukup dekat. Dan Farah pun telah memahami bagaimana sosok masing-masing. Walaupun Farah lebih tua dari mereka, tapi dia bisa mengimbanginya tanpa harus bersikap kekanak-kanakan. Izzan yang lucu, Izzul yang penurut, Agha yang dewasa dan Aufa yang periang.
Beberapa tahun berlalu dan kini mereka semua tengah menikmati hasil panen mereka. Ya, sebuah kesuksesan setelah bertahun-tahun belajar. Disela-sela kesibukan, mereka menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama mengingat sudah lama tidak bertemu sekaligus ingin mengadakan reunian kecil-kecilan.
Hari senin, pukul 19.00 mereka menyempatkan untuk berkumpul bersama. Farah, Aufa, Izzul, Izza dan Agha. Farah dan Agha yang sudah datang duluan, membuka pembicaraan ringan sambil menunggu yang lainnya. Dan perbincangan mereka pun semakin jauh.
Farah : Jadi bener, kamu suka sama dia?
Agha : Tapi aku belum ingin melakukan hal yang lebih jauh lagi
Farah : (tersenyum) Kamu cuma harus jujur sama orang lain dan diri kamu sendiri, kamu nggak harus nembak dia atau bahkan pacaran sama dia.
Agha : Kalo aku bilang suka sama seseorang, itu berarti aku juga harus siap menjadi pemimpin baginya, bukan hanya sekedar memberi tahu, memberinya harapan lalu meninggalkannnya.
Farah : Aku salut dan bangga punya temen kayak kamu.
Agha : Tapi aku juga belum yakin apa dia mau menerimaku
Farah : Hanya peremuan yang baik saja yang mau menerima kamu. Apa yang kamu ucapkan dan kamu lakukan selama ini sudah cukup membuktikan kalo kamu orang yang baik, orang bertangging jawab dan menghormati.
Agha : Sebenarnya masalah sikap
Farah : kalian sudah lama kenal, apalagi kalian seumuran. Pastinya kalian tau sikap kalian masing-masing.
Agha : Tapi aku lebih muda 3 tahun
Farah : maksud kamu? Bukannya kamu sama aufa dulu seangkatan sekolahnya?
Agha : Aufa? Bukan dia orang yang aku maksud.
Farah : Bukan aufa? Lalu?
Agha : Seseorang yang ada didepanku. Farah, maaf kalo selama ini aku nggak pernah cerita sama kamu soal ini. Dan jujur sampai hari inipun sebenarnya aku belum berani mengatakannya, tapi karna kamu yang secara nggak langsung memaksaku untuk berbicara. Aku takut kalo aku masih kekanak-kanakan di mata kamu. Tapi percayalah kalo selama ini aku selalu berusaha bersikap dewasa untuk mengimbangi hubungan kita. Dan sekarang, aku sudah mengatakannya semua, dan itu artinya aku siap menjadi pemimpin buat kamu. Dan aku harap usia kita yang beda 3 tahun itu tak menjadi masalah buat kamu.
Seketika itu juga farah hanya bisa terdiam, matanya berkaca-kaca dan tahu apa yang dirasakan saat itu.
Kehdiran, Izzan, Izzul, dan Aufa sedikit mencairkan suasana yang sebenarnya mereka sudah mendengar perbicangan Farah dan Agha tanpa sepengetahuan mereka. Izzan, yang selama ini paling dekat dengan Farah akhirnya mulai bercerita.
Izzan : Farah, sebaiknya kamu mengatakan yang sebenarnya juga
Agha : maksudnya kalian apa?
Farah masih tetap dengan posisinya yang terduduk diam tak berkutik sedikitpun, apalagi dengan kehadiran Aufa. Ia takut melukai perasaan Aufa.
Izzan : selama ini Farah menilai kamu sebagai sosok yang paling berbeda dari kita semua, kamu yang paling dewasa. Kamu yang mempunyai pemikiran yang berbeda pula. Walaupun selama ini aku menanggapinya tidak serius tapi aku tahu Farah menyimpan perasaan. Dan itu jelas terlihat bagaimana ia bersikap, hanya kamu saja yang kurang peka karna kamu takut kalau Farah menolak kamu.
Farah : Aufa, aku minta maaf, aku cuma nggak mau nyakitin perasaan kamu.
Aufa : santai aja kali, aku udah tau kok semua dari Izzan. Aku nggak papa. Kalo emang kenyataan yang terjadi seperti ini, aku bisa terima. Lagian aku sama Agha selama ini juga nggak serius kok. Soal perasaan , aku ikhlas kehilangan dia, tapi soal sahabat, aku nggak ikhlas kehilangan dia.
Izzul : Nggak ada gunanya juga, kalo akhirnya Aufa sama Agha, tapi nggak ada yang bahagia. Agha ada benernya juga kalo yang terpenting adalah nentuin sikap, beda usia kalian nggak ngaruh apa2 kalo kalian berdua bisa bersikap dewasa.
Izzan : Oke oke, karna semuanya udah jelas, sisanya biar dilanjutin Agha dan Farah sendiri. Gimana kalo sekarang kita jalanin dulu rencana kita?
Izzul : Ide bagus Zan
Dan reunipun terjadi, meskipun sempat dihiasi suasana haru.
Adalah farah seorang mahasiswi semester 3, yang suka menulis dan mempunyai blog pribadi itu tak sengaja bahwa tulisan miliknya itu telah telah dibaca oleh izzan. Ia tertarik dengan apa yang ditulis Farah. Farah tak hanya menulis sebuah cerita fiksi saja, tapi ia juga menuliskan banyak motivasi, ungkapan tentang perasaannya dan apa saja yang ada di sekitar dia, dan dibalik tulisan itu semua ada hal yang bisa didapatkan namun sulit untuk diungkapkan.
Izzan tak berhenti di situ saja, ia ingin bertemu dengan farah dan ingin tahu banyak tentang farah. Sampai akhirnya tak hanya Izzan saja, tapi juga Izzul, Agha dan Aufa pun kini telah mengenal sosok yang dianggapnya ia sangan berbeda. Pemikiran-pemikiran Farah telah menjadi magnet bagi mereka hingga akhirnya hubungan mereka cukup dekat. Dan Farah pun telah memahami bagaimana sosok masing-masing. Walaupun Farah lebih tua dari mereka, tapi dia bisa mengimbanginya tanpa harus bersikap kekanak-kanakan. Izzan yang lucu, Izzul yang penurut, Agha yang dewasa dan Aufa yang periang.
Beberapa tahun berlalu dan kini mereka semua tengah menikmati hasil panen mereka. Ya, sebuah kesuksesan setelah bertahun-tahun belajar. Disela-sela kesibukan, mereka menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama mengingat sudah lama tidak bertemu sekaligus ingin mengadakan reunian kecil-kecilan.
Hari senin, pukul 19.00 mereka menyempatkan untuk berkumpul bersama. Farah, Aufa, Izzul, Izza dan Agha. Farah dan Agha yang sudah datang duluan, membuka pembicaraan ringan sambil menunggu yang lainnya. Dan perbincangan mereka pun semakin jauh.
Farah : Jadi bener, kamu suka sama dia?
Agha : Tapi aku belum ingin melakukan hal yang lebih jauh lagi
Farah : (tersenyum) Kamu cuma harus jujur sama orang lain dan diri kamu sendiri, kamu nggak harus nembak dia atau bahkan pacaran sama dia.
Agha : Kalo aku bilang suka sama seseorang, itu berarti aku juga harus siap menjadi pemimpin baginya, bukan hanya sekedar memberi tahu, memberinya harapan lalu meninggalkannnya.
Farah : Aku salut dan bangga punya temen kayak kamu.
Agha : Tapi aku juga belum yakin apa dia mau menerimaku
Farah : Hanya peremuan yang baik saja yang mau menerima kamu. Apa yang kamu ucapkan dan kamu lakukan selama ini sudah cukup membuktikan kalo kamu orang yang baik, orang bertangging jawab dan menghormati.
Agha : Sebenarnya masalah sikap
Farah : kalian sudah lama kenal, apalagi kalian seumuran. Pastinya kalian tau sikap kalian masing-masing.
Agha : Tapi aku lebih muda 3 tahun
Farah : maksud kamu? Bukannya kamu sama aufa dulu seangkatan sekolahnya?
Agha : Aufa? Bukan dia orang yang aku maksud.
Farah : Bukan aufa? Lalu?
Agha : Seseorang yang ada didepanku. Farah, maaf kalo selama ini aku nggak pernah cerita sama kamu soal ini. Dan jujur sampai hari inipun sebenarnya aku belum berani mengatakannya, tapi karna kamu yang secara nggak langsung memaksaku untuk berbicara. Aku takut kalo aku masih kekanak-kanakan di mata kamu. Tapi percayalah kalo selama ini aku selalu berusaha bersikap dewasa untuk mengimbangi hubungan kita. Dan sekarang, aku sudah mengatakannya semua, dan itu artinya aku siap menjadi pemimpin buat kamu. Dan aku harap usia kita yang beda 3 tahun itu tak menjadi masalah buat kamu.
Seketika itu juga farah hanya bisa terdiam, matanya berkaca-kaca dan tahu apa yang dirasakan saat itu.
Kehdiran, Izzan, Izzul, dan Aufa sedikit mencairkan suasana yang sebenarnya mereka sudah mendengar perbicangan Farah dan Agha tanpa sepengetahuan mereka. Izzan, yang selama ini paling dekat dengan Farah akhirnya mulai bercerita.
Izzan : Farah, sebaiknya kamu mengatakan yang sebenarnya juga
Agha : maksudnya kalian apa?
Farah masih tetap dengan posisinya yang terduduk diam tak berkutik sedikitpun, apalagi dengan kehadiran Aufa. Ia takut melukai perasaan Aufa.
Izzan : selama ini Farah menilai kamu sebagai sosok yang paling berbeda dari kita semua, kamu yang paling dewasa. Kamu yang mempunyai pemikiran yang berbeda pula. Walaupun selama ini aku menanggapinya tidak serius tapi aku tahu Farah menyimpan perasaan. Dan itu jelas terlihat bagaimana ia bersikap, hanya kamu saja yang kurang peka karna kamu takut kalau Farah menolak kamu.
Farah : Aufa, aku minta maaf, aku cuma nggak mau nyakitin perasaan kamu.
Aufa : santai aja kali, aku udah tau kok semua dari Izzan. Aku nggak papa. Kalo emang kenyataan yang terjadi seperti ini, aku bisa terima. Lagian aku sama Agha selama ini juga nggak serius kok. Soal perasaan , aku ikhlas kehilangan dia, tapi soal sahabat, aku nggak ikhlas kehilangan dia.
Izzul : Nggak ada gunanya juga, kalo akhirnya Aufa sama Agha, tapi nggak ada yang bahagia. Agha ada benernya juga kalo yang terpenting adalah nentuin sikap, beda usia kalian nggak ngaruh apa2 kalo kalian berdua bisa bersikap dewasa.
Izzan : Oke oke, karna semuanya udah jelas, sisanya biar dilanjutin Agha dan Farah sendiri. Gimana kalo sekarang kita jalanin dulu rencana kita?
Izzul : Ide bagus Zan
Dan reunipun terjadi, meskipun sempat dihiasi suasana haru.
Oke, jadi menurut ane, makna yang bisa kita ambil dari cerita tersebut adalah,
Spoiler for Makna:
Kalo sebenernya sikap lebih penting dalam menjalani sebuah hubungan, usia bukan menjadi suatu penghalang, tak jadi masalah kalo yang cewek lebih tua dan cowok lebih muda asalkan keduanya bisa bersikap dewasa dan bisa mengimbangi hubungan tersebut, ane yakin hubungan tersebut akan jadi harmonis
Dan satu lagi buat para aganwati, jangan mudah percaya gitu aja sama agan2. Seorang pria yang baik adalah yang siap menikahimu dan menjaga kehormatanmu ketika memutuskan untuk menjalani sebuah hubungan. Bukannya yang mengobral janji kesana kemari dan menjalani hubungan tanpa ikatan.
Dan satu lagi buat para aganwati, jangan mudah percaya gitu aja sama agan2. Seorang pria yang baik adalah yang siap menikahimu dan menjaga kehormatanmu ketika memutuskan untuk menjalani sebuah hubungan. Bukannya yang mengobral janji kesana kemari dan menjalani hubungan tanpa ikatan.
Sekian gan/sist cerita dari ane, semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
1
1.4K
Kutip
2
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan