(*judulnya agak lebai, tapi di sumber begitu tulisannyah ) (disclaimer, kebanyakan isinya seniman seni rupa ya gan, musik kagak ada hehe)
Seni semakin dekat dengan anak muda! Pasalnya, dulu bisa dibilang ruang pameran itu hanya mau memampang karya-karya dari para seniman besar. Kini, dengan semakin banyaknya komunitas, ruang alternatif untuk pameran dan kegiatan kolektif di bidang seni. Artinya para seniman muda pun boleh ikutan unjuk gigi.
Karya-karya mereka juga tak kalah bagusnya, tak hanya dari segi teknis pengerjaan tapi juga makna dibalik karya mereka. Ada yang berkreasi dengan mainan, budaya sebuah negeri, hingga mural jalanan
cekidot!
Spoiler for Natasha Gabriella Tontey:
Natasha Gabriella Tontey Lulusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan ini tengah ikut berpartisipasi pada beberapa pameran kolektif yang digelar di Jakarta. Seperti pameran 'Pelicin' di Jakarta Biennale, 'Begadang Neng?' dan masih banyak lagi. Dalam perjalanan karyanya bisa dibilang ia sangat suka bereksperiman dengan kisah masa kecil.
Tak heran, lelehan boneka plastik, potongan bagian boneka, uang-uangan, mainan plastik seringkali menjadi bagian dari instalasi karya seninya. "Saya mencoba membawa seni dengan hal-hal yang paling dekat dengan saya, misalnya masa kecil saya," ujarnya kepada detikHOT. Apa lagi yang akan dieksplorasi oleh Natasha pada 2014? karyanya NGT
Spoiler for Andi RHARHARHA:
Andi RHARHARHA adalah salah satu seniman yang gemar mengeksplorasi dunia seni jalanan. Alasannya agar karyanya bisa langsung berhadapan dengan publik. Ia memilih lakban sebagai media pada karyanya.
Jebolan seni rupa Institut Kesenian Jakarta ini juga aktif untuk melakukan kampanye sosial lewat seni yang ia geluti. Tahun 2013 ini, ia mengikuti beberapa pameran bersama komunitasnya, Indonesian Street Art Database (ISAD).
"Ini adalah gagasan tentang kreatifitas sosial yang dikembangkan di ruang-ruang kota. Street art sebenarnya punya strateginya sendiri, dia sebagai kontrol sosial, juga sebagai counter-culture," jelasnya. "Street art punya peran penting untuk mengkritik." blognya RHARHARHA
Spoiler for The POPO:
Popo , yang memiliki nama asli Ryan ini bisa dibilang sebagai seniman jalanan yang muralnya cukup tersebar menghiasi wajah Jakarta. Tahun ini, ia juga menjadi salah satu seniman yang dipilih untuk berkarya di jalanan dalam rangakaian Jakarta Biennale 2013. Selasa (30/7/2013) via emailnya. Ryan mulai menggunakan nama dan ikon karakter Popo sejak tahun 2000.
Sosok Popo juga sudah dipamerkan di manca negara. Mulai dari Berlin Street Art, Berlin dan acara Nite Festival, di Singapore Art Museum. Seniman jalanan ini juga mengaku terinspirasi dari karya Banksy. Menurut Popo, seni jalanan berakar dari kehidupan sosial manusia sendiri. "Dimana ada kehidupan si kaya dan si miskin, si pintar dan si bodoh, si baik dan si jahat, si salah dan si benar," jelasnya.
*tambahan; the POPO suka bikin komik meme ati ampela boys dkk, follow aja twitternya @thepopoh
*favorit TS tiap taun the POPO bikin kalender yg tanggalnya merah semua
Saleh Husein Seniman dan musisi dengan nama lengkap Saleh bin Husein bin Saleh bin Ali Mahfud ikut berpartisipasi dalam perhelatan Jakarta Biennale 2013. Pada acara tersebut Saleh mempresentasikan karya berjudul 'Arabian Party'.
Ilustrasi yang ia buat terpecah-pecah pada banyak sekitar 100 frame ini, merupakan hasil pencariannya mengenai identitas Arab dan aktivitas politik dari warga keturunan Arab sepanjang 1930 hingga 1940 di Indonesia. Saleh Husein Solo Exhibition at Ruang Rupa
Spoiler for Julia Sarisetiati:
Julia Sarisetiati Seniman yang akrab dipanggil Sari turut memampang karyanya di perhelatan Jakarta Biennale 2013. Pada dasarnya ia merasa prihatin akan corak kehidupan ibukota yang kian melanggar nalar.
Ia mengumpulkan empat mahasiswa ilmu sosial untuk berdiskusi tentang kehidupan sekitar. Direkam dan tayangan dipampang dalam pameran di Jakarta Biennale. Disini ia coba menawarkan seni sebagai jalan keluar warga dari mekanisme yang terjadi. Ia menuliskan bahwa lewat seni, warga bisa kembali
Mahardika Yudha Meski masih terbilang muda, tahun ini, Mahardika Yudha diberi kepercayaan untuk menjadi direktur OK Video Festival. Pria kelahiran tahun 1981 ini juga merupakan koordinator riset dan pengembangan di Forum Lenteng.
Saat Siangapore Biennale 2013 digelar, Mahardika Yudha juga turut serta. Ia membawa karya berjudul The Face of the Black River. Sebuah video berdurasi 12:53 menit. Shifting Life Objects Into Inanimate (ada video)
Spoiler for Monica Hapsari:
Monica Hapsari Seperti tahun-tahun sebelumnya, 2013 ini Monica Hapsari masih aktif mengikuti beberapa pameran kolektif. Salah satu pameran yang ia ikuti adalah Begadang Neng dan Pameran Seni Rupa Seks: Vol 3.
Ia adalah lulusan Kriya Tekstil di Institut Teknologi Bandung. Kini ia berprofesi sebagai ilustrator, pengarah gaya, pengajar di LaSalle College dan penulis lepas di berbagai majalah mode nasional dan internasional. web ofisial Monica Hapsari
Spoiler for Bujangan Urban:
Bujangan Urban Rizki Aditya Nugroho atau dikenal dengan nama alias Bujangan Urban ini merupakan salah satu seniman jalanan lulusan Desain Komunikasi Visual di Interstudi. Tahun ini ia terpilih jadi salah satu seniman yang melakukan residensi di Galeri Nasional Indonesia.
Selain itu, Bujangan Urban juga turut menyemarakan Jakarta Biennale 2013 dengan karya grafitinya di tembok depan Wisma BNI 46 blognya Bujangan Urban
Spoiler for Faisal Habibi:
Faisal Habibi Pematung asal Institut Teknologi Bandung (ITB) ini baru saja memenangkan Kompetisi Trimata yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)-Komunitas Salihara awal bulan ini.�
Ia berhasil mendapatkan juara pertama dengan total hadiah Rp 50 juta. Serta beasiswa residensi seni patung di Berlin, Jerman selama satu bulan.
Karyanya yang berjudul 'Masyarakat Diam' dinilai oleh para dewan juru berhasil membuat patung yang berada di luar mainstream, bahkan melampaui batas konvensi para pematung lainnya. di IndoArtNews
Spoiler for Yustiansyah Lesmana:
Yustiansyah Lesmana Ia adalah seorang Sutradara Teater Gantha Universitas Nasional. Tahun ini di Festival Teater Jakarta (FTJ) November lalu, namanya mendapatkan penghargaan kategori sutradara terbaik dengan lakon adaptasi berjudul 'Kapai-Kapai' karya Arifin C.Noer.
Yustiansyah bersama grup Teater Ghanta asal Universitas Nasional memborong enam kategori lainnya di perhelatan FTJ yang ke-41. Kini, namanya pun diperhitungkan sebagai salah satu sutradara muda berbakat. Tahun lalu, ia pun membuat garapan berjudul 'Jakarta Karikatur. *yg ini gue ga nemu link-nya gan
*emang banyak karya yg kita ga ngerti.. namanya seni kadang suka aneh gitu tapi ya nikmatin aje
*sumber dari berbagai hasil googling
*semoga jadi inspirasi
Agan Harahap. ni seniman favorit gue dari jaman dia masih di majalah Tr*x artwork nya asik asik dah
seringnya gabungin beberapa foto sehingga tercipta sintesa baru..
beberapa karyanya mungkin agan udah pada kenal, dia juga sering pameran di luar negeri dah
(kalo inget, pas abis konser metallica kemaren juga sempet ada postingan bikin heboh di kaskus hehehe) blognya Agan Harahap