registerajaAvatar border
TS
registeraja
Celaka, Pemerintah Anulir UU Minerba
Pemerintah membatalkan UU no4. Tahun 2009 Soal Minerba. Memang tidak dibatalkan secara hukum. Tetapi subtansi UU itu menjadi hilang dengan rivisi minor yang dilakukan.

Baru saja saya menyanjung pemerintah atas keberanian menerapkan UU Minerba Januari 2014 besok. Saya juga menyampaikan kekawatiran UU itu akan dikebiri. Ternyata kekawatiran saya terbukti, UU itu bukan sekedar direvisi tetapi diambil rohnya.

Memang UU itu masih akan tetap berlaku pada Januari 2014 mendatang, tetapi sebetulnya tidak berarti apa - apa. Ibarat ayam di ambil kepalanya, jadi walaupun leher sampai badan utuh, ayam itu sudah pasti mati.

Menurut aturan No 20/2013, konsentrat tembaga yang bisa diekspor adalah berkadar Cu 99,99 persen, serta pemurnian tembaga hingga 99 persen. Ketentuan ini akan diubah menjadi boleh mengekspor ore dengan kadar kemurnian 30 persen-40 persen.

Padahal saat ini pasir konsentrat export Freeport mempunyai kadar kemurnian 40% dan Newmont 30%. Jadi praktis tanpa melakukan apapun, ekspor pasir konsentrat berjalan terus seperti sebelum ada UU.

Ini jelas pengkianatan terhadap esensi UU. Padahal dengan kemurnian 99% artinya tidak boleh lagi ekspor pasir konsentrat tanpa diolah lebih lanjut dalam pabrik smelter. Dampaknya menjadi sangat luas.

Cita - cita UU untuk melindungi kekayaan alam dan bahan tambang menjadi sirna. Lihatlah apa yang dilakukan Newmont di NTT. Sebuah gunung yang dipangkas dan menciptakan suatu galian dalam sampai dibawah permukaan laut disebuah pulau kecil. Itu tentu akan menimbulkan sisa lahan kritis yang bermasalah.

Apalagi mereka akan menambang sampai tahun 2023. Tentu lebar dan dalam galian terbuka akan jauh lebih besar dari sekarang.

Perlu diingat bahwa galian ini sudah mencapai batuan dasar bumi. Lapisan yang tidak bisa ditumbuhi tanaman apapun, akan menjadi tebing terjal dan membahayakan keselamatan orang yang melintasinya.

Pihak Newmont mengatakan bekas galian akan dijadikan danau buatan. Pertanyaannya danau buatan tersebut akan diisi air dari mana? Jika mangandalkan air hujan tidak akan mungkin, selain karena curah hujan rendah di daerah NTT, juga penguapan yang tinggi. Kondisi cekungan air kecil di tengah galian saat inilah yang mungkin terjadi.

Jika mengandalkan sungai untuk mengisi danau buatan juga mustahil. Tidak ada sungai besar di pulau sumbawa apalagi kontur perbukitan 200 sampai 400 meter diatas laut.

Jadi dengan potensi kerusakan lingkungan yang begitu parah, sangat disayangkan mereka tidak mau berbagi secara fair. Mereka tidak perlu membangun sendiri pabrik smelter, pengolahan boleh dilakukan perusahaan lain asal masih didalam negeri. Tetapi sayangnya mereka masih ngotot ekspor pasir konsentrat.

Jika yang kasat mata saja mereka tidak peduli, maka patut dipertanyakan CSR atau lomba - lomba penulisan yang diadakan hanya sekedar kampanye membodohi kalayak umum.

Jadi sungguh ironis. Jika Inalum aja bisa dibeli dari Jepang, kenapa takut ancaman mereka menghentikan aktivitas tambang di NTT.

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis...ba-624078.html
0
1.2K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan