- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[HOT] BAHAYA PESTA KEMBANG API TERUTAMA DI MUSIM PENGHUJAN


TS
HondaIndonesia
[HOT] BAHAYA PESTA KEMBANG API TERUTAMA DI MUSIM PENGHUJAN
KEMBANG API
![[HOT] BAHAYA PESTA KEMBANG API TERUTAMA DI MUSIM PENGHUJAN](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/-HPuwGM7xrTk/TwHIcbCamNI/AAAAAAAAACI/UzWl04GMj_w/s320/kembang+api.jpg)
ya petasan benda itulah yg menghiasi awal tahun kita ini
tapi ente semua tau ga bahaya yang tersimpan di benda tersebut terutama di musim penghujan
bukan soal ledakannya atau polusi suaranya tapi lebih ke bahan kimianya dan segala akibatnya di seluruh dunia yang merayakan dengan petasan
oke cukup pembukaan dari ane langsung kita simak info berikut sumbernya kenapa petasan itu bahaya
================================
|| ============BERITA=============== ||
================================
|| ============BERITA=============== ||
================================
Spoiler for KEMBANG API:
Bahaya Di Balik Keindahan Kembang Api
Pada beberapa perayaan di dunia ini, manusia dapat mewujudkan kegembiraannya dengan bermacam cara. Salah satunya adalah pesta kembang api yang tentu meriah dan heboh. Hal ini dengan nyata dapat disaksikan pada acara-acara seperti menyambut Tahun Baru, pembukaan Sea Games, perayaan hari kemerdekaan bahkan pada peresmian hotel atau gedung baru. Keindahan warna-warni kembang api yang memenuhi langit dengan aneka bentuk yang mempesona dapat menjadi hiburan tersendiri dalam sebuah perayaan.
Namun dalam proses pewujudan kegembiaraan dalam suatu perayaan, manusia seringkali tidak memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap orang lain ataupun lingkungan. Misalnya pada acara pesta Kembang Api yang selalu diawali oleh dentuman-dentuman dan bunyi desisan yang keras, kerap kali membuat orang lain takut atau terganggu bahkan sakit. Bukan hanya manusia, kadang hewanpun lari ketakutan. Kembang api bila jatuh pada benda yang mudah terbakar dapat mengakibatkan kebakaran. Kembang api pun mempunyai kontribusi bagi gangguan kesehatan, polusi udara dan perubahan iklim.
Petasan & Kembang Api
Pada hari Selasa, (02/01/2011) Reuters memberitakan bahwa pada perayaan pesta kembang api menyambut tahun baru 2012 di Italia, kembang api melukai 561 orang dan menewaskan 2 orang. Dari ratusan yang terluka, 76 diantaranya adalah anak-anak dibawah umur 12 tahun. Selain kembang api, sebuah petasan juga meledak di dalam apartemen seorang pria. Ledakan dari petasan itu memicu ledakan lain yang lebih besar sehingga menewaskan pria tersebut, melukai beberapa penghuni apartemen dan tiga anak-anak.
Sementara itu menurut washingtonpost.com, korban akibat perayaan pergantian malam tahun baru di Filipina meningkat dari jumlah sebelumnya 476 orang menjadi 739 orang. 712 orang di antaranya terluka akibat petasan, 22 akibat gunfire, 5 anak kecil lainnya tanpa sengaja menelan petasan. Sementara itu, satu orang lainnya dilaporkan tewas, juga akibat petasan.
![[HOT] BAHAYA PESTA KEMBANG API TERUTAMA DI MUSIM PENGHUJAN](https://dl.kaskus.id/4.bp.blogspot.com/-5_O8zM8GFuc/TwHIDQ2k0WI/AAAAAAAAAB8/vcIa63cnugs/s320/PETASAN1+copy.png)
Bahaya petasan dan kembang api tidak cuma berupa ledakan langsung yang dapat melukai. Beberapa penelitian juga telah mengungkap potensi bahaya tidak langsungnya terhadap manusia dan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh kandungan kimiawi yang terkandung di dalamnya.
Kembang api adalah bahan peledak berdaya ledak rendah piroteknik yang digunakan umumnya untuk estetika dan hiburan. Kembang api menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang (contohnya confetti). Kembang api dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak.
Komposisi utama kembang api secara umum terdiri dari:
Binder . Binder berfungsi untuk agen pengikat sehingga seluruh bahan pembuat kembang api dapat dijadikan campuran berbentuk pasta. Binder yang sering dipergunakan adalah dextrin.
Oksidator. Oksidator diperlukan sebagai penghasil oksigen untuk memulai proses pembakaran. Bahan oksidator yang dipakai biasanya dari golongan nitrat, klorat, ataupun perklorat. Awalnya nitrat dipakai sebagai bahan oksidator dan senyawa yang sering dipakai adalah kalium nitrat.
Reduktor. Reduktor bereaksi dengan oksigen yang dihasilkan oleh oksidator membentuk gas yang bertemperatur tinggi dan mengembang dengan cepat. Reduktor yang dipakai biasanya adalah belerang dan karbon.
Fuel. Karbon atau thermit umumnya dipakai sebagai fuel pada kembang api. Fuel akan melepaskan elektron pada oksidator. Menyebabkan oksidator tereduksi, selama proses ini berlangsung maka akan terjadi ikatan antara fuel dan oksigen membentuk produk yang lebih stabil, peristiwa pembakaran ini hanya memerlukan sedikit energi agar reaksinya berlangsung, dan ketika proses pembakaran dimulai maka akan dihasilkan energi yang cukup banyak untuk melelehkan dan menguapkan material lain sehingga terjadi percikan api yang menyebabkan terbentuknya cahaya kembang api.
Regulator. Logam biasanya ditambahkan untuk mengatur kecepatan terjadinya reaksi pada kembang api. Semakin besar luas permukaan logam maka semakin cepat reaksi akan berlangsung.
Percikan api yang keluar lebih cepat dibandingkan suara ledakannya. Saat menyulut kembang api kecepatan cahayanya lebih cepat 1 juta kali dibandingkan dengan kecepatan suara. Artinya, diperlukan 3 detik untuk mendengar suara ledakannya setelah melihat percikan cahayanya dalam jarak tembak 1 kilometer dari permukaan tanah.
Adapun yang memberi warna pada cahaya kembang api adalah atom. Beberapa jenis atom (dalam bentuk senyawa kimia masing-masing) yang digunakan untuk membuat warna-warna dalam kembang api, merah didapat dari stronsium (paling sering dipakai) untuk membuat cahaya berwarna crimson (merah tua keunguan), kalsium untuk membuat warna merah kekuningan, lithium untuk membuat warna kuning hijau terang. Hijau didapat dari barium (paling sering dipakai) untuk membuat warna hijau kekuningan, tembaga untuk membuat warna hijau zamrud, telurium untuk membuat warna hijau rumput, thalium untuk membuat warna hijau kebiruan, seng untuk membuat hijau keputihan. Biru didapat dari tembaga (paling sering dipakai) untuk membuat warna azure (biru langit cerah), arsenikum untuk membuat warna biru muda, timbal untuk membuat warna biru muda, selium juga digunakan untuk membuat warna biru muda. Ungu didapat dari cesium untuk membuat warna ungu kebiruan, kalium untuk membuat warna ungu kemerahan, dan rubidium untuk membuat warna ungu.
Melihat berbagai bahan kimia yang menjadi campuran dalam pembuatan kembang api, tentu menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan. Asap dan debu kembang api mengandung sisa-sisa logam berat dan senyawa-senyawa kimia yang beracun dan membahayakan kesehatan . Senyawa-senyawa tembaga yang dipakai untuk menghasilkan warna biru dapat menghasilkan dioxin dapat menyebabkan kanker. Tingkat toksisitas residu kembang api juga ditentukan oleh banyaknya bubuk mesiu yang digunakan, jenis oxidizer, warna yang dihasilkan dan metode peluncuran kembang api. Kembang api juga mengandung senyawa perklorat yang sangat mudah larut dalam air. Bahkan dalam konsentrasi yang sangat rendah disuplai air minum, perklorat dapat menghambat pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid. Penggunaan kembang api juga dapat meninggalkan sampah padat dari sisa-sisa penyalaan kembang api, baik yang mudah maupun yang sukar terurai. Sampah padat ini akan mengotori perairan maupun tanah/daratan tempat serpihan- serpihan tersebut jatuh. Kembang api juga berkontribusi terhadap terjadinya hujan asam.
Spoiler for BAHAYA KEMBANG API:
![[HOT] BAHAYA PESTA KEMBANG API TERUTAMA DI MUSIM PENGHUJAN](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/-MDb5XyCnkrE/TwHJNBzgAyI/AAAAAAAAACU/7kJeqk5hkXE/s200/article-2057829-0EAEB5F000000578-299_964x645.jpg)
![[HOT] BAHAYA PESTA KEMBANG API TERUTAMA DI MUSIM PENGHUJAN](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-I6q7MTzn9oU/TwHJgE2etfI/AAAAAAAAACw/FqRtPt9VqD0/s200/article-2057829-0EAEB61300000578-549_964x552.jpg)
Alison Tomlin dan rekan-rekannya di Universitas Leeds pernah mengukur partikel-partikel yang dihasilkan dari perayaan api unggun dan kembang api. Dengan memasukkan data yang mereka peroleh ke sebuah model sederhana mereka menemukan bahwa pada puncak perayaan tersebut, udara berjelaga yang dihasilkan mengandung sekitar 10 kilio lebih banyak partikel dibanding keadaan normal di siang hari. Tomlin menunjukkan bahwa pembakaran tidak sempurna akibat api unggun dan kembang api yang terbuka bisa mengarah pada peningkatan jumlah partikel berjelaga diatas konsentrasi sehari-hari di perkotaan. Imbas partikel-partikel ini terhadap kesehatan manusia dan lingkungan tergantung pada ukuran dan kandungan kimianya.
Partikel-partikel dalam penelitian ini cenderung lebih besar dibanding yang berasal dari emisi kendaraan tetapi lebih kecil untuk menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernafasan dan kardiovaskuler. Disamping itu partikel-partikel ini memiliki imbas yang lebih besar terhadap iklim karena masa tinggalnya di atmosfir lebih lama.
William Menhaut, seorang spesialis dibidang efek pembakaran biomassa terhadap lingkungan dari Universitas Ghent di Belgia, mengatakan bahwa temuan menarik dari penelitian ini adalah bahwa Tomlin dan kawan-kawan mampu memodelkan partikel-partikel selama pertunjukan kembang api dan api unggun dengan menggunakan sebuah model pemrosesan aerosol sederhana. Selanjutnya Tomlin berencana untuk menyelidiki lebih jauh emisi-emisi dari sumber biomassa dan membandingkannya dengan sumber-sumber lain seperti kendaraan.
“Tantangan sesungguhnya adalah menentukan dampak dari efek-efek atmosferik seperti kondensasi dan koagulasi terhadap keadaan dan distribusi ukuran partikel-partikel pada sebuah daerah yang lebih luas. ini akan membantu menentukan dampaknya yang potensial terhadap iklim.”
SUMBER
Spoiler for PANDANGAN KIMIA:
Ribuan Ton Asap Kembang Api Cemari Atmosfer Bumi
![[HOT] BAHAYA PESTA KEMBANG API TERUTAMA DI MUSIM PENGHUJAN](https://dl.kaskus.id/stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/01/1325399583471538930.jpg)
Entah dimana, kapan, dan siapa (pastinya) yang memulai tradisi pembakaran kembang api dan petasan dalam perayaan menyambut tahun baru. Yang pasti, sekarang ini, pembakaran kembang api dalam setiap pesta pergantian tahun seolah sudah menjadi “ritual” wajib.
Tanpa perlu melongok eforia pesta tahun baru di negara lain, kita bisa menyimpulkan bahwa demam membakar kembang api sudah menjangkiti mayoritas penduduk bumi dengan melihat kelatahan masyarakat di negeri kita sendiri.
Sejak seminggu menjelang tanggal 31 Desember, di tempat-tempat strategis di setiap kota besar maupun kecil negeri ini (kecuali di Aceh, mungkin) sudah dipenuhi penjual kembang api. Maka jadilah malam 31 Desember itu sebagai malam yang cumiakkan telinga, penuh kabut dan aroma mesiu.
Satu hal yang sebenarnya sudah diketahui (terutama oleh para ahli lingkungan), tetapi cenderung diabaikan, adalah bahwa pembakaran kembang api menghasilkan bahan pencemar udara yang berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan.
Kembang api terdiri dari dua komponen pokok: pengoksidasi (oxidizers) dan pereduksi (reducing agents). Bahan pengoksidasi yang lazim dipakai adalah natrium nitrat (NaNO3) dan kalium klorat (KClO4). Adapun pereduksinya adalah sulphur (S) dan arang karbon (C).
Setiap satu (porsi) natrium nitrat dibakar akan dihasilkan 1,5 porsi oksigen (O2) dan setiap satu porsi kalium klorat dibakar dihasilkan 2 porsi oksigen (O2). Lihat persamaan reaksi di bawah ini.
2NaNO3 (s) —> 2NaNO2 (s) + 3O2 (g)
KClO4 (s) —> KCl(s) + 2O2 (g)
KClO4 (s) —> KCl(s) + 2O2 (g)
Oksigen (O2) yang terbentuk tadi kemudian direduksi oleh sulphur (S) dan arang (C) menjadi gas belerang/sulphur (SO2) dan gas karbon dioksida (CO2) sesuai persamaan reaksi berikut.
O2 (g) + S (s) —> SO2(g)
O2 (g) + C(s) —> CO2(g)
O2 (g) + C(s) —> CO2(g)
Catatan:
SO2 adalah gas penyebab hujan asam karena SO2 dapat bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat
CO2 adalah gas yang biasa disebut gas rumah kaca (green house gas) dapat memerangkap panas sehingga menimbulkan efek rumah kaca (green house effect) yang berakibat meningkatnya suhu atmosfer.
Jika negara miskin seperti negeri kita saja menghabiskan sedikitnya 10 ton kembang api, dengan asumsi perbandingan nitrat dan klorat sama besar, maka kita menyumbang pencemar ke udara berupa gas belerang (SO2) sebanyak 7,5 ton dan gas karbondioksida (CO2) sebanyak 10 ton.
Bayangkan, bila di seluruh dunia ada 150 negara saja membakar kembang api sejumlah itu maka sedikitnya 1125 ton gas sulfur dan 1500 ton karbondioksida lepas ke atmosfer hanya dalam semalam.
Paparan diatas baru menyangkut bahan peledak kembang api saja. Untuk menimbulkan cahaya yang berwarna warni saat kembang api meledak di udara, maka pada bahan-bahan dasar ditambahkan lagi bahan-bahan logam (metal).
Contoh senyawa logam yang biasa digunakan sesuai warna yang diharapkan adalah:
Copper acetoarsenate untuk menghasilkan warna biru
Lithium carbonate untuk menghasilkan warna merah
Strontium carbonate untuk menghasilkan warna merah cemerlang (brilliant red)
Barium chloride untuk menghasilkan warna hijau.
Penting diingat, sisa pembakaran senyawa-senyawa logam itu adalah partikel padatan yang tersuspensi di udara. Partikel padatan itu bila terhisap pernapasan, dia akan mengendap di paru-paru.
Di atmosfer partikel padatan itu bisa menjadi penghambat sinar matahari. Mungkin ini lah yang menyebabkan matahari di kota tempat tinggal saya, pada hari minggu tanggal 1 Januari 2012, seakan enggan bersinar (mendung tidak cerah pun tidak).
Itulah sekedar ulasan ringan mencermati dampak sebuah hajatan besar yang bernama pesta menyambut tahun baru.
SELAMAT TAHUN BARU
OKE DEMIKIAN THREAD DARI ANE SEMOGA BISA UNTUK MENAMBAH PENGETAHUAN UNTUK KITA SEMUA DI AWAL TAHUN INI
UNTUK ITU ANE MOHON SEDIKIT

DEMIKIAN INFO DARI ANE

SELAMAT TAHUN BARU 2014





Spoiler for TRIT ANE YG LAIN:
Diubah oleh HondaIndonesia 01-01-2014 02:25
0
8.8K
Kutip
73
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan