- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sedikit Pengalaman Menarik di Atas dan di Bawah Jembatan Pasopati
TS
el.eitch
Sedikit Pengalaman Menarik di Atas dan di Bawah Jembatan Pasopati
Spoiler for No repost:
Quote:
Ane yakin trit ini ga mungkin repost karena ini pengalaman pribadi TS
dan maaf kalau masih agak berantakan ane ngetiknya masih belum nyaman gan, kejadian ini terjadi kemarin pada tanggal 30 Desember 2013 berlokasi di atas Jembatan layang Pasopati tepatnya dari daerah Baltos menuju Cihampelas
dan maaf kalau masih agak berantakan ane ngetiknya masih belum nyaman gan, kejadian ini terjadi kemarin pada tanggal 30 Desember 2013 berlokasi di atas Jembatan layang Pasopati tepatnya dari daerah Baltos menuju Cihampelas
Spoiler for Pendahuluan:
Sebelum bercerita sesuai dengan judul, pertama-tama perkenalkan dulu. Ane seorang perantauan dari Jawa Tengah, mantan mahasiswa sebuah kampus negeri yang saat ini sedang menetap di Bandung. Saat ini ane menetap di Bandung dengan harapan merintis sebuah bisnis.
Spoiler for Flash Back dulu gan:
Sebelumnya ane mau sedikit cerita pengalaman ane semasa SMA di kampung halaman ane sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Dulu sewaktu kelas 3 SMA ane disuruh ortu untuk les di sebuah bimbel. Pada waktu itu ane selalu menggunakan transportasi umum untuk menuju tempat les, dan seperti biasa ane bersama temen ane nyegat angkot dari SMA untuk menuju tempat les. Awalnya mah ane merasa santai dan biasa saja, hingga suatu ketika ada keramaian di jalan. Ane yang duduk di belakang hanya bisa mengintip apa gerangan yang terjadi dan ane mengira terjadi sebuah kecelakaan. Tiba-tiba dari kejauhan seorang bapak-bapak tampak mengamati angkot yang ane tunggangi, beliau tampak berbicara ke beberapa orang kemudian berjalan menuju angkot yang ane tunggangi. Ternyata eh ternyata seperti dugaan ane. Beneran terjadi sebuah kecelakaan sepeda motor dan korbannya kakinya terluka cukup parah. Dan si bapak-bapak barusan ternyata mau minta tolong sama si supir angkot buat ngebawa si korban ke rumah sakit terdekat. Tanpa pikir panjang si supir angkot langsung bilang ke para penumpang "Dek, kalian ada yang terburu-buru? Ada orang kecelakaan, Saya mau bawa ke rumah sakit kasihan" (FYI tu angkot nggak lewat rumah sakit dengan kata lain si sopir angkot rela mengorbankan penumpang demi menolong korban) ane sebagai anak2 yang hendak berangkat les malah mikir "Lumayan ada kesempatan buat bolos les" tapi tentu saja disertai niatan tulus membantu orang yang terluka hehehe (darahnya banyak banget gan ane mpe merinding ngeliatnya). Oke deh akhirnya ane ikut bersama si angkot membawa korban kecelakaan tersebut. Dan disinilah yang bikin ane takjub ternyata, korbannya macam alay-alay tukang kebut gitu gan, keliatan dari dandanan dan pernak pernik yang digunakan. Ibarat tu orang kecelakaan karena emang dari dianya. Tapi, warga sekitar justru gotong royong buat bawa tu korban kecelakaan ke rumah sakit. Si korban diangkut rame2, ada yang megangin kakinya biar ga goyang2, ada yang angkat dia, ada yang nyiapin tempat di dalem angkot buat dia. Dan nggak sampai sini aja gan, di dalem ane dan temen les ane bersama orang2 yang di dalem angkot berusaha jagain tu korban jangan sampai kesakitan. Ada yang nyuruh istighfar, ada yang ngipasin, ane mah cuma elus2 pundaknya biar dianya kuat (janga dikira maho ya gan ane normal kok) dari kejadian itu ane mendapat sebuah pelajaran mengenai indahnya gotong royong dalam tolong menolong.
Spoiler for Kembali ke masa sekarang:
Nah setelah ane cerita pengalaman ane selama SMA kembali ke masa sekarang, alhamdulilah ane sambil menetap di Bandung ane ada motor yang mampu ane beli dengan tabungan ane dibantu sama ortu ane semasa kuliah. Nah baru-baru ini ane sama temen ane hendak pergi mencari Ubi cilembu yang tujuannya akan dimasak ramai-ramai di masa tahun baru masehi ini untuk meningkatkan keakraban penghuni kontrakan. Kebetulan saat itu ane melewati jembatan Pasopati, sebelumnya ketika berkendara ane bersama teman ane merasa aman-aman saja. Saat itu ane berkendara dari caheum (tadinya kami berpikir di daerah tersebut bisa menemui pedagang ubi), namun lagi enak-enaknya berkendara di jembatan Pasopati ane merasa ada yang aneh dengan kemudi motor, terasa agak sedikit oleng, karena ane juga ngebawa anak orang tentu saja ane harus berhati-hati dalam berkendara, ane mengusahakan membawa motor ke arah pinggir jalan (ini masih di Pasopati gan) tapi ternyata motor semakin menjadi, kemudi semakin liar ke kanan dan ke kiri hingga akhirnya ane teriak ke teman ane memberi tahu motor ane oleng dan sulit dikendalikan dengan harapan dia lebih siap kalau-kalau terjadi hal yang tidak diinginkan. Dan tepat dugaan ane, motor ane jatuh di lajur kiri jalan jembatan layang Pasopati, muka ane mencium aspal, temen ane untung berada di atas ane. Muka ane lecet di pipi dan dagu, kedua tangan ane lecet berdarah dan dua lutut ane lecet berdarah, untung ane masih sadar, langsung terpikir kondisi temen ane, tanpa memperhatikan motor ane dan rasa sakit luka yang ane derita ane langsung mencari-cari temen ane, dia berdiri menahan sakit di lajur kiri jalan jembatan Pasopati ane merasa lega baru ane mengecek kondisi motor ane, ternyata ban depan motor ane kempes bener-bener kempes gan, aneh memang, padahal tadi selama ane pakai dari arah pelesiran ke arah caheum motor ane baik-baik aja, tadipun olengnya tiba-tiba, biasanya kalau motor bannya kempes ane langsung nyadar karena ane tipe ga suka neko-neko dalam berkendara apalagi sambil bawa anak orang. Okelah setidaknya alhamdulilah dibelakang nggak ada kendaraan besar melintang... yang ada pengendara sepeda motor yang berhenti karena jalurnya terhalang motor ane yang sedang tergeletak tak berdaya, setelah ane berusaha angkat sepeda motor ane, pengendara motor itupun ngeloyor pergi.
Dan di sinilah yang bikin ane kaget. Tidak ada satupun orang yang berniat menolong kami! Padahal jelas-jelas muka ane bersimbah darah gitu, ane inget satu-satunya yang berhenti cuma sepasang cewek pengendara motor yang cuma berhenti dan bilang "Ban depannya kempes tu a'" ane nyaut "Iya ini teh" dengan harapan adanya pertolongan dari dia dan teryata habis itu dia ngeloyor pergi begitu aja. Atau ada pula seorang bapak-bapak yang tengah berjalan kaki melintas di depan kami dan hanya berlalu begitu saja berjalan menyusuri Jalan Jembatan Pasopati.
Ane sama temen ane heran. Bagaimana bisa semua orang sepanjang jalan jembatan Pasopati satupun tidak ada yang menolong kami jangankan menolong bahkan berhenti atau memberi saran pun tidak, padahal kalau agan tahu kondisi ane dan di jalan seperti jembatan Pasopati setidaknya bisa ada sepeda motor untuk berhenti sejenak membantu kami yang terjebak di tengah keramaian jalan jembatan Pasopati.
Okelah ane mencoba berprasangka baik "Mungkin di jalur seperti ini sulit bagi kita berhenti sejenak menolong orang lain yang mukanya tampak lecet-lecet." Namanya juga jalan jalur cepat. Akhirnya dengan semua tenaga yang ada ane mencoba fokus dan mengamati sekitar, di sebelah kiri jalan tempat ane jatuh ada sebuah jalan turunan ke arah Balubur Town Square, tapi tentu saja tidak mungkin ane membawa motor ke sana karena melawan arus, ditambah mengingat ramainya kendaraan yang melintas. Akhirnya ane mengamati lagi dan mendapati agak jauh didepan ada jalan turun ke arah daerah Cihampelas awalnya merasa tidak mungkin, tapi mau bagaimana lagi, lebih tidak mungkin kita nongkrong di jalan jembatan layang Pasopati mengharapkan pertolongan datang bukan? akhirnya dengan kekuatan yang tersisa ane bersama temen ane mendorong motor yang ban depannya kempes perlahan membawa motor ane keluar dari jalur penuh bahaya ini berdua saja... Hal yang semakin aneh terjadi, selama ane mendorong motor ane di lajur paling kiri, bukan pertolongan yang ane dapat, justru suara klakson mobil beberapa kali yang merasa terganggu dengan keberadaan ane. Ane mulai sedih dan berdoa "Ya Allah inikah kota besar? Sungguh sebuah respon yang diluar dugaan." Ane saat itu merasa seperti rumput liar jalanan yang harus disingkirkan.
Setelah setengah perjalanan akhirnya gantian temen ane yang mendorong motor memegang stang kemudi. Ketika sampai di turunan keluar dari Pasopati arah Cihampelas ane mulai lega, sambil menahan sakit, disertai berisik klakson mobil yang bertubi-tubi ane melihat ada tambal ban. "Alhamdulilah! ada tambal ban." Ane pun langsung bersama temen ane membawa motor ane ke tukang tambal ban tsb untuk mengganti ban depan motor ane.
Dan disini ada yang menurut ane cukup menarik.
Ketika ane menghampiri tukang tambal ban, perlakuan yang ane dapat jauh berbeda.
Sambil kasian seorang bapak-bapak yang sedang membeli gorengan (kebetulan di dekat tukang tambal ban ada mas mas penjual gorengan) langsung mengutus seorang anak yang tengah bermain untuk membantu ane merawat luka ane, awalnya ane merasa cukup duduk di luar aja di tukang gorengan dekat tempat tambal ban, Justru si anak tsb membawa ane ke dalam tempat makan sederhana tak jauh dari pedagang gorengan agar lebih nyaman.
sambil di tawari minuman hangat, dia berusaha mencarikan obat merah dibantu ibunya awalnya tengah sibuk mempersiapkan menu untuk warungnya. Sambil menghubungi teman kami, ane dan temen ane memanfaatkan momen ini untuk menenangkan diri dan beristirahat dari lelahnya mendorong motor dari jembatan Pasopati, dan ketika ane mencoba duduk di kursi luar bahkan seorang ibu-ibu yang lewat juga menawari kami obat-obatan karena merasa kasihan melihat luka ane.
Okelah mungkin saat itu ane lebay, tapi jujur setelah mendapat perlakuan tadi di Jalan Jembatan Pasopati melihat kebaikan hati anak itu yang dengan polosnya berusaha menolong ane dan temen ane merasa seperti mendapat angin sejuk. Ibarat agan barusan menderita makan cabe 10 biji langsung diminumin es cendol yang seger gitu gan .
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya pertolongan yaitu temen ane datang mengantar ane dan temen ane pulang ke kosan, dan sebelumnya ane dibawa ke klinik terdekat untuk mendapat perawatan takut terjadi infeksi.
Spoiler for Kesimpulan:
Dari sini ane mendapatkan sebuah kisah yang unik dan menarik. mencoba mengamati dari sudut pandang berbeda, ane merasakan langsung perlakuan yang berbeda dari sebuah tempat bernama jembatan Pasopati yang dipenuhi kendaraan2 mengkilap melintas ternyata hanya berisi orang2 sibuk yang bahkan tidak mau merelakan waktunya untuk menolong orang yang jelas2 membutuhkan pertolongan, berbeda dengan di bawah Pasopati dimana tempat ane membetulkan ban motor, yang notabene dekat dengan Sungai dengan airnya yang berwarna kecoklatan, rumah yang berdesak-desakan. Meskipun pertolongan yang ane terima tidak seheboh cerita di kampung halaman ane, tapi ada juga yang berusaha menolong ane.
Inikah potret nyata kondisi masyarakat kota besar saat ini? dimana orang-orang mapan dengan ketakutannya akan waktu yang tak punya kuasa membuat kita lupa meluangkan diri tuk menolong sesama? Apa guna kita mengenal kata rela berkorban? Tolong menolong? Haruskah ane seorang milyarder yang berteriak akan memberikan imbalan bagi siapa pun yang menolong sembari direkam oleh sebuah kamera tersembunyi reality show?
Disini ane nggak bermaksud curhat bahkan menyalahkan oknum atau pihak tertentu, ane disini berniat berbagi pengalaman karena ane merasa ada banyak makna pembelajaran yang terkandung dari pengalaman ini dan sayang kalau hanya ane yang merasakannya makanya ane share di mari. Dengan harapan mengajak agan-agan untuk saling tolong menolong dikala ada yang membutuhkan. Karena ane pernah merasakan sedihnya tiada pertolongan dikala membutuhkan.
Pada dasarnya perasaan saling tolong menolong sudah ada di dalam diri kita (ane ambil contoh anak kecil yang nolong ane tanpa sedikitpun mengekspresikan ngeri) janganlah hanya menjadi orang "baik-baik" semata.
Ane percaya tolong menolong adalah Indonesia, dan dari pengalaman ane tsb ane telah membuktikan bahwa budaya tolong menolong belum sepenuhnya hilang terutama di kota besar. Dan seperti kata Aa' Gym
Mulailah dari diri sendiri.
Jika ada sebuah kejadian yang tidak diinginkan terjadi di depan mata ane, Insyaallah ane akan berusaha menjadi salah satu orang yang bergerak maju untuk menolongnya tanpa peduli siapa yang ane tolong seperti yang dilakukan warga kampung halaman ane dan anak kecil yang menolong ane. Bagaimana dengan agan? siapkah kata "tenggang rasa" dan "tolong menolong" tidak hanya menjadi penghias lembar jawaban ujian semasa Sekolah Dasar?
Spoiler for Yang minta bukti:
Untuk agan yang mau bukti (karena no pict=hoax), nanti ane upload foto luka ane kalau udah enakan ya gan.
Spoiler for Last but not least:
Quote:
Untuk yang merasa trit ane bermanfaat bisa dengan rate 5 atau menyumbangkan cendolnya untuk yang sudah ISO
Quote:
Terakhir kalau ada salah kata dalam penulisan sehingga ada oknum yang tersinggung ane mohon maaf yang sebesar-besarnya.
TS sangat menerima masukan baik melalui message maupun komeng di mari.
TS sangat menerima masukan baik melalui message maupun komeng di mari.
SALAM
0
3.8K
Kutip
30
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan