Kaskus

Entertainment

abunawas78Avatar border
TS
abunawas78
Malaikat Yang Masuk Sebelum Munkar Dan Nakir
Malaikat Yang Masuk Sebelum Munkar Dan Nakir


Hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian menjemput, tanpa ada seorang pun yang dapat menghindar darinya. Karena Ar-Rahman telah berfirman:

كُل نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشر وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35)

Malaikat Yang Masuk Sebelum Munkar Dan Nakir

Abdullah bin Salam meriwayatkan: Sebelum malaikat Munkar dan Nankir datang maka ada seorang malaikat yang lebih dulu mendatangi mayit. Malaikat ini wajahnya cemerlang seperti matahari, namanya Malaikat Rumman. ia duduk didekat mayit sambil berkata : “Tulislah perbuatanmu dari yang baik maupun yang buruk !”. Lantas mayit itu bertanya : “Dimana aku Menulis ? Mana pena dan tintaku?”.Malaikat itu berkata :”Air liurmu adalah tintamu, jari-jarimu sebagai penamu”. Mayit kemudian bertanya lagi :”Diatas apa aku menulis, padahal aku tidak mempunyai buku?. Malaikat tadi merobek kain kafannya sepotong lalu memberikan kepadanya, seraya berkata : “Ini adalah bukumu, dan tulislah”.

Kemudian mayit menulisi seluruh amal yang pernah di lakukan semasa hidup di dunia tentang kebaikannya. Ketika sampai pada kejelekannya ia merasa malu untuk menulisnya. Malaikat lantas bertanya : “Wahai orang yang bersalah, kenapa kamu tidak merasa malu kepada Dzat Yang Menciptakanmu dalam melakukan keburukan di dunia, sekarang kamu merasa malu kepadaku”. Malaikat itu langsung mengangkat gadanya dan dihantamkan pada tubuh si mayit.

Setelah dihantamkan gada, si mayit berkata :”Bangunkanlah aku sehingga aku menulis kejelekanku”. Akhirnya si mayit menuliskan segala perbuatannya, yang baik maupun yang buruk. Selanjutnya malaikat memerintahkan mayit untuk melipat bukunya dan menstempelkannya. Si mayit lantas bertanya : “Dengan apa aku menstempelkannya, padahal aku tidak punya stempel?”. Malaikat berkata : “Stempelkanlah buku catatanmu itu dengan kukumu. Akhirnta mayit menstempel buku catatan amalnya dengan kukunya. Kemudian si mayit menggantungkan buku itu di lehernya sampai hari kiamat. Sebagaimana keterangan dalam firman Allah Ta’ala :

“Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”. (surat Al-Isra : 13)

Setelah itu, masuklah Malaikat Munkar dan nakir seperti masuknya Malaikat yang pertama. Ketika orang yang ahli maksiat itu melihat bukunya di hari kiamat, maka Allah memerintahkan untuk membacanya. lalu hamba itu membaca catatan amalan tentang kebaikan-kebaikannya, ketika sampai pada catatan amal keburukanya ia terdiam. Allah lantas bertanya : “Kenapa kamu tidak membaca”. Hamba itu menjawab : “Aku merasa malu pada-Mu”. Allah kemudian berfirman : “Kenapa kamu tidak malu melakukan maksiat sewaktu di dunia, sekarang kamu baru merasa malu padaKu”. Si hamba kemudian menyesal dengan penyesalan yang tiada arti. Setelah itu, Allah berfirman kepada malaikatNya : “Ambillah hamba ini dan belenggulah, kemudian lemparkanlah dia ke dalam neraka”.

Astagfirullah…..

Kemudian ia berkata, “Wahai sekalian manusia, tidakkah kalian menangis dan meratapi diri-diri kalian dalam hidup kalian yang masih tersisa? Duhai orang yang kematian mencarinya, yang kuburan akan menjadi rumahnya, yang tanah akan menjadi permadaninya dan yang ulat-ulat akan menjadi temannya… dalam keadaan ia menanti dibangkitkan pada hari kengerian yang besar. Bagaimanakah keadaan orang ini?” Kemudian Yazid menangis hingga jatuh pingsan. (At-Tadzkirah, hal. 8-9)

Sungguh, hanya orang-orang cerdas cendikialah yang banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk mati. Shahabat yang mulia, putra dari shahabat yang mulia, Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma mengabarkan, “Aku sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, ‘Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.’

‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’, tanya lelaki itu lagi. Beliau menjawab:

أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ

“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1384)

sumber:
http://www.muslimcommunity.co/malaik...kar-dan-nakir/
0
11.6K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan