- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[KISAH] Gus Dur dan ilmu laduni nya


TS
loveastria
[KISAH] Gus Dur dan ilmu laduni nya
ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB
![[KISAH] Gus Dur dan ilmu laduni nya](https://s.kaskus.id/images/2013/11/29/1615926_20131129061455.gif)
Spoiler for No Repost:
tar ane update gan,koneksi lemot buat upload pic,tp dijamin no repost bisa di cek
ketemu dngn ane lg semoga aganwan/aganwati ga bosen,pasti tau dong K.H Abdurahman Wahid atau biasa di sapa Gus Dur,siapa sih yang ga kenal sama tokoh satu ini?Beliau mantan presiden RI,banyak jasa beliau yg memajukan negara indonesia kita ini,dan banyak cerita tentang beliau yang sulit di terima akal sehat tp emang benar ada nya,ini cerita Beliau tentang ilmu laduni nya cekidot :
Spoiler for Gus Dur:
![[KISAH] Gus Dur dan ilmu laduni nya](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/1615926_201312291040170898.jpg)
Spoiler for Gus Dur dan Ilmu laduni:
Banyak pengagum Gus Dur percaya bila pemilik nama Abdurrahman Wahid, itu memiliki ilmu laduni (dari Alloh, buah dari ibadah dan tawasul). Sehingga ada sebagian orang yang beranggapan sulit menerka kedalaman ilmu Gus Dur. Dia dikenal sebagai kiai, politisi, budayawan, penganjur kemanusiaan, pengamat, dan banyak label lain.
Menurut Salahuddin Wahid, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Gus Dur memang memiliki kadar keberanian dan kecerdasan hebat di antara saudara-saudaranya. Ibarat bibit unggul, kata dia, Gus Dur tumbuh di lingkungan subur. Sehingga bibit itu kemudian tumbuh menjadi tanaman subur.
"Gus Dur cerdas, penuh potensi, tapi melalui proses panjang, tidak langsung seperti itu. Gus Dur mendapat pendidikan tepat, meski saya tidak tahu lulus apa tidak. Tapi Gus Dur itu bibit unggul, yang tumbuh di lahan subur. Lahan subur itu NU dan keluarga," ujar Gus Solah, yang juga adik kandung Gus Dur, itu di Jombang, Kamis (26/12).
Gus Solah menukil cerita Mantan Menteri Agama RI era Reformasi Malik Fajar. Suatu waktu, Gus Dur pernah ingin melanjutkan kuliah S2 di IAIN Sunan Ampel, Surabaya. Namun karena masalah administrasi kurang lengkap, Gus Dur tidak diterima. "Gus Dur ya gitu itu, kalau soal administrasi memang ga rapi," kata Solah sambil tertawa.
Selanjutnya, Malik Fajar justru meminta Gus Dur mengajar mahasiswa S2 di sebuah universitas di Malang, Jawa Timur. "Gus Dur jawab, lho saya ini mau kuliah S2 saja ga bisa kok malah disuruh mengajar mahasiswa S2? Tapi karena diminta, Gus Dur mau juga."
Kemudian, Solah melanjutkan, belum sampai Gus Dur mengajar, mahasiswa dan dosen banyak yang memprotes rencana Malik Fajar mengutus Gus Dur mengajar mahasiswa S2 itu. "Pak Malik bilang ke para mahasiswa dan dosen, 'begini saja, dengerin dulu (Gus Dur mengajar), nanti kalau ga cocok kita berhentikan bareng-bareng."
Mendengar jawaban Malik Fajar, para dosen dan mahasiswa tenang. Sampai pada akhirnya Gus Dur masuk dan mengajar. Hasilnya, ternyata para dosen dan mahasiswa S2 di kampus itu puas. "Tidak ada yang protes, tidak ada yang keberatan. Kata mereka, 'Gus Dur enak mengajarnya, dan menguasai materi. Jadi itu, mau ambil S2, malah disuruh mengajar S2."
Kisah ilmu laduni Gus Dur juga diceritakan Kiai Sulthon Abdul Hadi, pengasuh pondok pesantren Al-Hikmah Al-Fathimiyyah, Tambakberas, Jombang. Gus Dur, kata dia, dibanding teman-teman seangkatannya, memang menonjol. "Lebih pintar. Kemampuan bahasanya hebat. Pernah ada tamu dari Mesir ke Tambakberas pidato pakai bahasa Arab dua jam, itu Gus Dur yang menerjemahkan."
Bagi Kiai Sulthon, ilmu laduni memang ada. Gus Dur mungkin mendapatkannya karena ketekunannya belajar. Gus Dur banyak membaca semua jenis buku. Itu menyebabkan dia memiliki pengetahuan lebih dibanding santri-santri lain. "Gus Dur sudah lebih tahu dan lebih faham lebih dulu dibanding murid-murid lain."
Selain dua kisah itu, sebenarnya masih banyak lagi kisah-kisah inspiratif soal Gus Dur, seperti ditulis dalam buku-buku tentang Gus Dur.
Menurut Salahuddin Wahid, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Gus Dur memang memiliki kadar keberanian dan kecerdasan hebat di antara saudara-saudaranya. Ibarat bibit unggul, kata dia, Gus Dur tumbuh di lingkungan subur. Sehingga bibit itu kemudian tumbuh menjadi tanaman subur.
"Gus Dur cerdas, penuh potensi, tapi melalui proses panjang, tidak langsung seperti itu. Gus Dur mendapat pendidikan tepat, meski saya tidak tahu lulus apa tidak. Tapi Gus Dur itu bibit unggul, yang tumbuh di lahan subur. Lahan subur itu NU dan keluarga," ujar Gus Solah, yang juga adik kandung Gus Dur, itu di Jombang, Kamis (26/12).
Gus Solah menukil cerita Mantan Menteri Agama RI era Reformasi Malik Fajar. Suatu waktu, Gus Dur pernah ingin melanjutkan kuliah S2 di IAIN Sunan Ampel, Surabaya. Namun karena masalah administrasi kurang lengkap, Gus Dur tidak diterima. "Gus Dur ya gitu itu, kalau soal administrasi memang ga rapi," kata Solah sambil tertawa.
Selanjutnya, Malik Fajar justru meminta Gus Dur mengajar mahasiswa S2 di sebuah universitas di Malang, Jawa Timur. "Gus Dur jawab, lho saya ini mau kuliah S2 saja ga bisa kok malah disuruh mengajar mahasiswa S2? Tapi karena diminta, Gus Dur mau juga."
Kemudian, Solah melanjutkan, belum sampai Gus Dur mengajar, mahasiswa dan dosen banyak yang memprotes rencana Malik Fajar mengutus Gus Dur mengajar mahasiswa S2 itu. "Pak Malik bilang ke para mahasiswa dan dosen, 'begini saja, dengerin dulu (Gus Dur mengajar), nanti kalau ga cocok kita berhentikan bareng-bareng."
Mendengar jawaban Malik Fajar, para dosen dan mahasiswa tenang. Sampai pada akhirnya Gus Dur masuk dan mengajar. Hasilnya, ternyata para dosen dan mahasiswa S2 di kampus itu puas. "Tidak ada yang protes, tidak ada yang keberatan. Kata mereka, 'Gus Dur enak mengajarnya, dan menguasai materi. Jadi itu, mau ambil S2, malah disuruh mengajar S2."
Kisah ilmu laduni Gus Dur juga diceritakan Kiai Sulthon Abdul Hadi, pengasuh pondok pesantren Al-Hikmah Al-Fathimiyyah, Tambakberas, Jombang. Gus Dur, kata dia, dibanding teman-teman seangkatannya, memang menonjol. "Lebih pintar. Kemampuan bahasanya hebat. Pernah ada tamu dari Mesir ke Tambakberas pidato pakai bahasa Arab dua jam, itu Gus Dur yang menerjemahkan."
Bagi Kiai Sulthon, ilmu laduni memang ada. Gus Dur mungkin mendapatkannya karena ketekunannya belajar. Gus Dur banyak membaca semua jenis buku. Itu menyebabkan dia memiliki pengetahuan lebih dibanding santri-santri lain. "Gus Dur sudah lebih tahu dan lebih faham lebih dulu dibanding murid-murid lain."
Selain dua kisah itu, sebenarnya masih banyak lagi kisah-kisah inspiratif soal Gus Dur, seperti ditulis dalam buku-buku tentang Gus Dur.
Buat yang belum tau apa itu ilmu laduni ini penjelasan nya.
Spoiler for ilmu laduni:
Ilmu Laduni Dalam Islam
قَالُواْ سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلمْتَنَا إِنكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” ( QS Al Baqarah : 32 )
Diantara pelajaran yang bisa diambil dari ayat di atas adalah :
Bahwa semua ilmu yang dimiliki makhluq hidup di bumi dan di langit adalah ajaran dari Allah swt, termasuk ilmu yang dimiliki oleh manusia. Dengan demikian, kita katakan bahwa semua ilmu yang dimiliki oleh manusia adalah Ilmu Laduni, yaitu ilmu yang berasal dari Allah swt . Timbul suatu pertanyaan, apa sebenarnya hakikat ilmu laduni menurut pandangan Islam ? apakah seperti yang sering di pahami orang-orang sufi selama ini atau ada arti lain yang lebih benar.
Pengertian Ilmu Laduni
Menurut Abu Hamzah As-Sanuwi, Ilmu laduni dalam pengertian umum terbagi menjadi dua bagian. Pertama, ilmu yang didapat tanpa belajar (wahbiy). Kedua, ilmu yang didapat karena belajar (kasbiy).
Bagian pertama :
Bagian pertama ini, terbagi menjadi dua macam:
1. Ilmu Syar’iat, yaitu ilmu tentang perintah dan larangan Allah yang harus disampaikan kepada para Nabi dan Rasul melalui jalan wahyu (wahyu tasyri’), baik yang langsung dari Allah maupun yang menggunakan perantaraan malaikat Jibril. Jadi semua wahyu yang diterima oleh para nabi semenjak Nabi Adam alaihissalam hingga nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah ilmu laduni termasuk yang diterima oleh Nabi Musa dari Nabi Khidlir . Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Khidhir:
فَوَجَدَا عَبْدًا منْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِندِنَا وَعَلمْنَاهُ مِن لدُنا عِلْمًا“
Yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Al-Kahfi: 65)
Di dalam hadits Imam Al Bukhari, Nabi Khidlir alaihissalam berkata kepada Nabi Musa alaihissalam:
“Sesungguhnya aku berada di atas sebuah ilmu dari ilmu Allah yang telah Dia ajarkan kepadaku yang engkau tidak mengetahuinya. Dan engkau (juga) berada di atas ilmu dari ilmu Allah yang Dia ajarkan kepadamu yang aku tidak mengetahuinya juga.”
Ilmu syari’at ini sifatnya mutlak kebenarannya, wajib dipelajari dan diamalkan oleh setiap mukallaf sampai datang ajal kematiannya.
2. Ilmu Ma’rifat (hakikat), yaitu ilmu tentang sesuatu yang ghaib melalui jalan kasyf (wahyu ilham/terbukanya tabir ghaib) atau ru’ya (mimpi) yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambaNya yang mukmin dan shalih.
Ilmu kasyf inilah yang dimaksud dan dikenal dengan julukan “ilmu laduni” di kalangan ahli tasawwuf. Sifat ilmu ini tidak boleh diyakini atau diamalkan manakala menyalahi ilmu syari’at yang sudah termaktub di dalam mushaf Al-Qur’an maupun kitab-kitab hadits. Menyalahi di sini bisa berbentuk menentang, menambah atau mengurangi.
Bagian Kedua :
Adapun bagian kedua yaitu ilmu Allah yang diberikan kepada semua makhluk-Nya melalui jalan kasb (usaha) seperti dari hasil membaca, menulis, mendengar, meneliti, berfikir dan lain sebagainya.
Dari ketiga ilmu ini (syari’at, ma’rifat dan kasb) yang paling utama adalah ilmu yang bersumber dari wahyu yaitu ilmu syari’at, karena ia adalah guru. Ilmu kasyf dan ilmu kasb tidak dianggap apabila menyalahi syari’at. Inilah hakikat pengertian ilmu laduni di dalam Islam. [1]
Bagaimana Ilmu Laduni menurut orang-orang sufi ?
Ilmu Laduni menurut Sufi adalah sebagai berikut :
1/ “Ilmu laduni” atau kasyf adalah ilmu yang khusus diberikan oleh Allah kepada para wali shufi. Kelompok selain mereka, lebih-lebih ahli hadits, tidak bisa mendapatkannya.
2/ “Ilmu laduni” atau ilmu hakikat lebih utama daripada ilmu wahyu (syari’at). Mereka mendasarkan hal itu kepada kisah Nabi Khidlir alaihissalam dengan anggapan bahwa ilmu Nabi Musa alaihissalam adalah ilmu wahyu sedangkan ilmu Nabi Khidhir alaihissalam adalah ilmu kasyf (hakikat). Sampai-sampai Abu Yazid Al-Busthami (261 H.) mengatakan: “Seorang yang alim itu bukanlah orang yang menghapal dari kitab, maka jika ia lupa apa yang ia hapal ia menjadi bodoh, akan tetapi seorang alim adalah orang yang mengambil ilmunya dari Tuhannya di waktu kapan saja ia suka tanpa hapalan dan tanpa belajar. Inilah ilmu Rabbany.”
3/ Ilmu syari’at (Al-Qur’an dan As-Sunnah) itu merupakan hijab (penghalang) bagi seorang hamba untuk bisa sampai kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan ilmu laduni saja sudah cukup, tidak perlu lagi kepada ilmu wahyu, sehingga mereka menulis banyak kitab dengan metode kasyf, langsung didikte dan diajari langsung oleh Allah, yang wajib diyakini kebenarannya. Seperti Abd. Karim Al-Jiliy mengarang kitab Al-Insanul Kamil fi Ma’rifatil Awakhir wal Awail. Dan Ibnu Arabi (638 H) menulis kitab Al-Futuhatul Makkiyyah.
Untuk menafsirkan sebuah ayat atau untuk mengatakan derajat suatu hadits tidak perlu melalui metode isnad (riwayat), namun cukup dengan kasyf sehingga terkenal ungkapan di kalangan mereka”Hatiku memberitahu aku dari Tuhanku.” Atau”Aku diberitahu oleh Tuhanku dari diri-Nya sendiri, langsung tanpa perantara apapun.”
Sehingga, akibatnya banyak hadits palsu menurut ahli hadits, dishahihkan oleh ahli kasyf (tasawwuf) atau sebaliknya. Dari sini kita bisa mengetahui mengapa ahli hadits (sunnah) tidak pernah bertemu dengan ahli kasyf (tasawwuf). [2]
Salah satu fenomena Ilmu Laduni yang terjadi dimasyarakat adalah apa yang di alami oleh seorang kyai salah satu pendiri Pondok Pesantren di salah satu kota di Jawa Timur .
Kyai yang mempunyai 150-an santri itu mengaku bahwa dirinya mempunyai Ilmu Laduni . Dengan Ilmu Laduni yang dimiliknya, sang kyai tersebut mengaku mampu mengajarkan seseorang untuk menguasai berbagai bahasa dengan tanpa bantuan alat pun, baik video, kaset bahasa asing, laboratorium bahasa, apalagi native speaker. Tetapi cukup para muridnya menjalani beberapa ritual, seperti mandi dan membaca beberapa do’a dan sebagainya. Seseorang yang ingin belajar dengan sang kyai ini dipungut biaya Rp 1 juta. Atau Rp 350.000, tergantung pada level yang ia masuki .Sang kyai tersebut mengaku mendapatkan ilmu laduni itu dari Nabi Khidir AS melalui ritual tirakat (lelaku, bertapa). Tirakat tersebut dimulainya sejak usia tujuh tahun. Dan biasanya dilakukan di tepi laut sambil mencari ikan. Pada usia sekitar 12 tahun, sang kyai tersebut mengaku bertemu dengan Nabi Khidir AS di tepi laut. Dalam pertemuan itu, menurutnya bahwa wujud Nabi Khidir AS berupa seorang manusia yang mengenakan pakaian seperti rakyat biasa. Kemudian nabi Khidir mengangkatnya sebagai muridnya.. [3]
Bantahan Singkat Terhadap Kesesatan di atas :
1. Kasyf atau ilham tidak hanya milik ahli tasawwuf. Setiap orang mukmin yang shalih berpotensi untuk dimulyakan oleh Allah dengan ilham. Abu Bakar radhiallahu anhu diilhami oleh Allah bahwa anak yang sedang dikandung oleh isterinya (sebelum beliau wafat) adalah wanita. Dan ternyata ilham beliau (menurut sebuah riwayat berdasarkan mimpi) menjadi kenyataan. Ibnu Abdus Salam mengatakan bahwa ilham atau ilmu Ilahi itu termasuk sebagian balasan amal shalih yang diberikan Allah di dunia ini. Jadi tidak ada dalil pengkhususan dengan kelompok tertentu, bahkan dalilnya bersifat umum, seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam:”Barangsiapa mengamalkan ilmu yang ia ketahui, maka Allah mewariskan kepadanya ilmu yang belum ia ketahui.” (Al-Iraqy berkata: HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dari Anas radhiallahu anhu, hadits dhaif).
Ini sesuai juga dengan firman Allah swt dalam surat Al Baqarah : 282
وَاتقُواْ اللّهَ وَيُعَلمُكُمُ اللّهُ
“ dan bertaqwalah kamu kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarimu”
Firman Allah di dalam surat Al Hijr : 75
إِن فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ للْمُتَوَسمِينَ
“ Dan sesungguhnya pada peristiwa tersebut ( hancurnya kaum Luth ) merupakan tanda bagi orang- orang yang mempunyai firasat “
Perlu di garis bawahi disini, bahwa orang yang punya kelebihan tersebut tidak akan mengaku- ngaku atau mengumumkan ilmu yang ia miliki di depan umum, apalagi sengaja untuk dikomersialkan demi mencari kekayaan dunia. Sungguh hal ini tidak sesuai dengan ruh ajaran Islam yang mengajarkan uamtnya untuk tidak riya’, apalagi menggunakan agama sebagai kendaran untuk mencari dunia. [4]
2.Nabi khidir – menurut sebagian para ulama- diutus kepada kaum tertentu, sebagaimana nabi Musa as hanya diutus kepada bani Israil. Dan suatu hal yang sangat wajar sekali, apabila di satu zaman ada dua nabi atau lebih. Buktinya ?
Dalam surat Yasin ayat 13-14,Allah berfirman :
وَاضْرِبْ لَهُم مثَلاً أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءهَا الْمُرْسَلُونَ إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذبُوهُمَا فَعَززْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنا إِلَيْكُم مرْسَلُونَ
“ Berikan ( wahai Muhammad ) kepada mereka sebuah permitsalan para penduduk suatu negri , ketika datang kepada mereka para utusan Allah . Ketika Kami utus kepada mereka 2 orang rosul, maka mereka mendustakan keduanya, maka Kami perkuat dengan rosul yang ketiga, mereka berkata ; “ Sesungguhnya kami adalah utusan Allah kepada kamu sekalian “
Contoh yang lain adalah nabi Ibrohim, Ismail, Ishaq dan nabi Luth mereka hidup dalam satu zaman, begitu juga nabi Daud dan Sulaiman, nabi Ya’qub dan Yusuf , nabi Musa , Harun dan Syu’aib, dan terakhir nabi Zakaria, Isa dan Yahya.
3. Nabi Khidir as juga bukan pengikut nabi Musa as dan tidak diperintahkan untuk mengikutinya , sehingga boleh-boleh saja bagi nabi Khidir berbuat tidak seperti apa yang diajarkan nabi Musa as, karena setiap nabi mempunyai manhaj dan syareah yang berbeda-beda. Kemudian setelah itu datang seseorang mengaku sebagai wali Allah dan mempunyai ilmu laduni , sehingga membolehkan dirinya keluar – atau tidak mengikuti syareah yang di bawa nabi Muhammad saw. Na’udzibillahi mindzalik
Jangankan dia….yang namanya nabi Isa as saja, nantinya kalau turun ke bumi lagi untuk membunuh Dajjal, akan ikut dan patuh dengan syareat nabi Muhammad saw.[5]
4.Adapun pernyataan Abu Yazid, maka itu adalah suatu kesalahan yang nyata karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam hanya mewariskan ilmu syari’at (ilmu wahyu), Al-Qur’an dan As-Sunnah. Nabi mengatakan bahwa para ulama yang memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itulah pewarisnya, sedangkan anggapan ada orang selain Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam yang mengambil ilmu langsung dari Allah kapan saja ia suka, maka ini adalah khurafat sufiyyah. 5.Anggapan bahwa ilmu syari’at itu hijab adalah sebuah kekufuran, sebuah tipu daya syetan untuk merusak Islam. Karena itu, tasawwuf adalah gudangnya kegelapan dan kesesatan. Sungguh sebuah sukses besar bagi iblis dalam memalingkan mereka dari cahaya Islam.
6.Anggapan bahwa dengan “ilmu laduni” sudah cukup adalah kebodohan dan kekufuran. Seluruh ulama Ahlussunnah termasuk Syekh Abdul Qodir Al-Jailani mengatakan: “Setiap hakikat yang tidak disaksikan (disahkan) oleh syari’at adalah zindiq (sesat).” [6]
7. Seseorang yang mengaku mendapatkan Ilmu Laduni, sebagaimana yang di dapat oleh Nabi Khidir as, sama saja ia mengaku mendapatkan wahyu dari langit, karena yang didapat nabi Khidir adalah wahyu. Seseorang bisa mengetahui ilmu ghoib dengan perantara Jin atau Syetan , karena Jin dan Syetan sering mencuri pendengaran tentang hal-hal ghoib dari langit. Sebagaimana firman Allah didalam surat Al Hijr : 17-18,
وَحَفِظْنَاهَا مِن كُل شَيْطَانٍ رجِيمٍ إِلا مَنِ اسْتَرَقَ السمْعَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ مبِينٌ“
Dan Kami jaga langit2 tersebut dari syetan yang terlaknat, kecuali mereka yang mencuri pendengaran ( dari hal2 yang ghoib ) , maka dia akan dikejar oleh batu api yang nyata “
Ayat – ayat senada juga bisa dilihat di dalam surat As Shoffat :10 dan Surat Jin : 9.
8. Seseorang yang mengaku mempunyai ilmu laduni dengan perantara ilmu-ilmu kanuragan ( ilmu kesaktian ) yang ia dapatkan dengan latihan-latihan tertentu, seperti bertapa di tengah sungai selama 40 hari 40 malam, atau puasa selama 40 hari berturut-turut, atau dengan hanya makan nasi putih saja tanpa lauk dalam jangka waktu tertentu atau dengan cara-cara lain yang sering dikerjakan sebagian orang. Maka kita akan tanyakan kepadanya, apakah cara-cara seperti itu pernah diajarkan oleh Rosulullah saw dan para sahabatnya atau tidak ? kalau jawabannya tidak, berarti dia mendapatkan ilmu tersebut dengan meminta bantuan dari jin dan syetan.Sebagaimana seseorang bisa menjadi kaya mendadak dengan meminta bantuan Jin dan Syetan. Perbuatan seperti ini dilarang oleh Islam, sebagaimana firman Allah didalam surat Jin : 6
وَأَنهُ كَانَ رِجَالٌ منَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ منَ الْجِن فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“ Dan sesungguhnya ada diantara manusia yang meminta perlindungan dari segolongan Jin , maka segolongan Jin itu hanya aka menambah kepada mereka kesusahan. “
Kita dapati banyak orang pada zaman sekarang yang memelihara Jin untuk memperoleh kekayaan dengan cepat, tetapi yang mereka dapatkan hanyalah kesusahan. Mereka akhirnya mati secara mengenaskan karena menjadi “ tumbal” Jin yang ia pelihara … Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firmanNya..
قَالُواْ سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلمْتَنَا إِنكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” ( QS Al Baqarah : 32 )
Diantara pelajaran yang bisa diambil dari ayat di atas adalah :
Bahwa semua ilmu yang dimiliki makhluq hidup di bumi dan di langit adalah ajaran dari Allah swt, termasuk ilmu yang dimiliki oleh manusia. Dengan demikian, kita katakan bahwa semua ilmu yang dimiliki oleh manusia adalah Ilmu Laduni, yaitu ilmu yang berasal dari Allah swt . Timbul suatu pertanyaan, apa sebenarnya hakikat ilmu laduni menurut pandangan Islam ? apakah seperti yang sering di pahami orang-orang sufi selama ini atau ada arti lain yang lebih benar.
Pengertian Ilmu Laduni
Menurut Abu Hamzah As-Sanuwi, Ilmu laduni dalam pengertian umum terbagi menjadi dua bagian. Pertama, ilmu yang didapat tanpa belajar (wahbiy). Kedua, ilmu yang didapat karena belajar (kasbiy).
Bagian pertama :
Bagian pertama ini, terbagi menjadi dua macam:
1. Ilmu Syar’iat, yaitu ilmu tentang perintah dan larangan Allah yang harus disampaikan kepada para Nabi dan Rasul melalui jalan wahyu (wahyu tasyri’), baik yang langsung dari Allah maupun yang menggunakan perantaraan malaikat Jibril. Jadi semua wahyu yang diterima oleh para nabi semenjak Nabi Adam alaihissalam hingga nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah ilmu laduni termasuk yang diterima oleh Nabi Musa dari Nabi Khidlir . Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Khidhir:
فَوَجَدَا عَبْدًا منْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِندِنَا وَعَلمْنَاهُ مِن لدُنا عِلْمًا“
Yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Al-Kahfi: 65)
Di dalam hadits Imam Al Bukhari, Nabi Khidlir alaihissalam berkata kepada Nabi Musa alaihissalam:
“Sesungguhnya aku berada di atas sebuah ilmu dari ilmu Allah yang telah Dia ajarkan kepadaku yang engkau tidak mengetahuinya. Dan engkau (juga) berada di atas ilmu dari ilmu Allah yang Dia ajarkan kepadamu yang aku tidak mengetahuinya juga.”
Ilmu syari’at ini sifatnya mutlak kebenarannya, wajib dipelajari dan diamalkan oleh setiap mukallaf sampai datang ajal kematiannya.
2. Ilmu Ma’rifat (hakikat), yaitu ilmu tentang sesuatu yang ghaib melalui jalan kasyf (wahyu ilham/terbukanya tabir ghaib) atau ru’ya (mimpi) yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambaNya yang mukmin dan shalih.
Ilmu kasyf inilah yang dimaksud dan dikenal dengan julukan “ilmu laduni” di kalangan ahli tasawwuf. Sifat ilmu ini tidak boleh diyakini atau diamalkan manakala menyalahi ilmu syari’at yang sudah termaktub di dalam mushaf Al-Qur’an maupun kitab-kitab hadits. Menyalahi di sini bisa berbentuk menentang, menambah atau mengurangi.
Bagian Kedua :
Adapun bagian kedua yaitu ilmu Allah yang diberikan kepada semua makhluk-Nya melalui jalan kasb (usaha) seperti dari hasil membaca, menulis, mendengar, meneliti, berfikir dan lain sebagainya.
Dari ketiga ilmu ini (syari’at, ma’rifat dan kasb) yang paling utama adalah ilmu yang bersumber dari wahyu yaitu ilmu syari’at, karena ia adalah guru. Ilmu kasyf dan ilmu kasb tidak dianggap apabila menyalahi syari’at. Inilah hakikat pengertian ilmu laduni di dalam Islam. [1]
Bagaimana Ilmu Laduni menurut orang-orang sufi ?
Ilmu Laduni menurut Sufi adalah sebagai berikut :
1/ “Ilmu laduni” atau kasyf adalah ilmu yang khusus diberikan oleh Allah kepada para wali shufi. Kelompok selain mereka, lebih-lebih ahli hadits, tidak bisa mendapatkannya.
2/ “Ilmu laduni” atau ilmu hakikat lebih utama daripada ilmu wahyu (syari’at). Mereka mendasarkan hal itu kepada kisah Nabi Khidlir alaihissalam dengan anggapan bahwa ilmu Nabi Musa alaihissalam adalah ilmu wahyu sedangkan ilmu Nabi Khidhir alaihissalam adalah ilmu kasyf (hakikat). Sampai-sampai Abu Yazid Al-Busthami (261 H.) mengatakan: “Seorang yang alim itu bukanlah orang yang menghapal dari kitab, maka jika ia lupa apa yang ia hapal ia menjadi bodoh, akan tetapi seorang alim adalah orang yang mengambil ilmunya dari Tuhannya di waktu kapan saja ia suka tanpa hapalan dan tanpa belajar. Inilah ilmu Rabbany.”
3/ Ilmu syari’at (Al-Qur’an dan As-Sunnah) itu merupakan hijab (penghalang) bagi seorang hamba untuk bisa sampai kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan ilmu laduni saja sudah cukup, tidak perlu lagi kepada ilmu wahyu, sehingga mereka menulis banyak kitab dengan metode kasyf, langsung didikte dan diajari langsung oleh Allah, yang wajib diyakini kebenarannya. Seperti Abd. Karim Al-Jiliy mengarang kitab Al-Insanul Kamil fi Ma’rifatil Awakhir wal Awail. Dan Ibnu Arabi (638 H) menulis kitab Al-Futuhatul Makkiyyah.
Untuk menafsirkan sebuah ayat atau untuk mengatakan derajat suatu hadits tidak perlu melalui metode isnad (riwayat), namun cukup dengan kasyf sehingga terkenal ungkapan di kalangan mereka”Hatiku memberitahu aku dari Tuhanku.” Atau”Aku diberitahu oleh Tuhanku dari diri-Nya sendiri, langsung tanpa perantara apapun.”
Sehingga, akibatnya banyak hadits palsu menurut ahli hadits, dishahihkan oleh ahli kasyf (tasawwuf) atau sebaliknya. Dari sini kita bisa mengetahui mengapa ahli hadits (sunnah) tidak pernah bertemu dengan ahli kasyf (tasawwuf). [2]
Salah satu fenomena Ilmu Laduni yang terjadi dimasyarakat adalah apa yang di alami oleh seorang kyai salah satu pendiri Pondok Pesantren di salah satu kota di Jawa Timur .
Kyai yang mempunyai 150-an santri itu mengaku bahwa dirinya mempunyai Ilmu Laduni . Dengan Ilmu Laduni yang dimiliknya, sang kyai tersebut mengaku mampu mengajarkan seseorang untuk menguasai berbagai bahasa dengan tanpa bantuan alat pun, baik video, kaset bahasa asing, laboratorium bahasa, apalagi native speaker. Tetapi cukup para muridnya menjalani beberapa ritual, seperti mandi dan membaca beberapa do’a dan sebagainya. Seseorang yang ingin belajar dengan sang kyai ini dipungut biaya Rp 1 juta. Atau Rp 350.000, tergantung pada level yang ia masuki .Sang kyai tersebut mengaku mendapatkan ilmu laduni itu dari Nabi Khidir AS melalui ritual tirakat (lelaku, bertapa). Tirakat tersebut dimulainya sejak usia tujuh tahun. Dan biasanya dilakukan di tepi laut sambil mencari ikan. Pada usia sekitar 12 tahun, sang kyai tersebut mengaku bertemu dengan Nabi Khidir AS di tepi laut. Dalam pertemuan itu, menurutnya bahwa wujud Nabi Khidir AS berupa seorang manusia yang mengenakan pakaian seperti rakyat biasa. Kemudian nabi Khidir mengangkatnya sebagai muridnya.. [3]
Bantahan Singkat Terhadap Kesesatan di atas :
1. Kasyf atau ilham tidak hanya milik ahli tasawwuf. Setiap orang mukmin yang shalih berpotensi untuk dimulyakan oleh Allah dengan ilham. Abu Bakar radhiallahu anhu diilhami oleh Allah bahwa anak yang sedang dikandung oleh isterinya (sebelum beliau wafat) adalah wanita. Dan ternyata ilham beliau (menurut sebuah riwayat berdasarkan mimpi) menjadi kenyataan. Ibnu Abdus Salam mengatakan bahwa ilham atau ilmu Ilahi itu termasuk sebagian balasan amal shalih yang diberikan Allah di dunia ini. Jadi tidak ada dalil pengkhususan dengan kelompok tertentu, bahkan dalilnya bersifat umum, seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam:”Barangsiapa mengamalkan ilmu yang ia ketahui, maka Allah mewariskan kepadanya ilmu yang belum ia ketahui.” (Al-Iraqy berkata: HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dari Anas radhiallahu anhu, hadits dhaif).
Ini sesuai juga dengan firman Allah swt dalam surat Al Baqarah : 282
وَاتقُواْ اللّهَ وَيُعَلمُكُمُ اللّهُ
“ dan bertaqwalah kamu kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarimu”
Firman Allah di dalam surat Al Hijr : 75
إِن فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ للْمُتَوَسمِينَ
“ Dan sesungguhnya pada peristiwa tersebut ( hancurnya kaum Luth ) merupakan tanda bagi orang- orang yang mempunyai firasat “
Perlu di garis bawahi disini, bahwa orang yang punya kelebihan tersebut tidak akan mengaku- ngaku atau mengumumkan ilmu yang ia miliki di depan umum, apalagi sengaja untuk dikomersialkan demi mencari kekayaan dunia. Sungguh hal ini tidak sesuai dengan ruh ajaran Islam yang mengajarkan uamtnya untuk tidak riya’, apalagi menggunakan agama sebagai kendaran untuk mencari dunia. [4]
2.Nabi khidir – menurut sebagian para ulama- diutus kepada kaum tertentu, sebagaimana nabi Musa as hanya diutus kepada bani Israil. Dan suatu hal yang sangat wajar sekali, apabila di satu zaman ada dua nabi atau lebih. Buktinya ?
Dalam surat Yasin ayat 13-14,Allah berfirman :
وَاضْرِبْ لَهُم مثَلاً أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءهَا الْمُرْسَلُونَ إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذبُوهُمَا فَعَززْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنا إِلَيْكُم مرْسَلُونَ
“ Berikan ( wahai Muhammad ) kepada mereka sebuah permitsalan para penduduk suatu negri , ketika datang kepada mereka para utusan Allah . Ketika Kami utus kepada mereka 2 orang rosul, maka mereka mendustakan keduanya, maka Kami perkuat dengan rosul yang ketiga, mereka berkata ; “ Sesungguhnya kami adalah utusan Allah kepada kamu sekalian “
Contoh yang lain adalah nabi Ibrohim, Ismail, Ishaq dan nabi Luth mereka hidup dalam satu zaman, begitu juga nabi Daud dan Sulaiman, nabi Ya’qub dan Yusuf , nabi Musa , Harun dan Syu’aib, dan terakhir nabi Zakaria, Isa dan Yahya.
3. Nabi Khidir as juga bukan pengikut nabi Musa as dan tidak diperintahkan untuk mengikutinya , sehingga boleh-boleh saja bagi nabi Khidir berbuat tidak seperti apa yang diajarkan nabi Musa as, karena setiap nabi mempunyai manhaj dan syareah yang berbeda-beda. Kemudian setelah itu datang seseorang mengaku sebagai wali Allah dan mempunyai ilmu laduni , sehingga membolehkan dirinya keluar – atau tidak mengikuti syareah yang di bawa nabi Muhammad saw. Na’udzibillahi mindzalik
Jangankan dia….yang namanya nabi Isa as saja, nantinya kalau turun ke bumi lagi untuk membunuh Dajjal, akan ikut dan patuh dengan syareat nabi Muhammad saw.[5]
4.Adapun pernyataan Abu Yazid, maka itu adalah suatu kesalahan yang nyata karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam hanya mewariskan ilmu syari’at (ilmu wahyu), Al-Qur’an dan As-Sunnah. Nabi mengatakan bahwa para ulama yang memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itulah pewarisnya, sedangkan anggapan ada orang selain Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam yang mengambil ilmu langsung dari Allah kapan saja ia suka, maka ini adalah khurafat sufiyyah. 5.Anggapan bahwa ilmu syari’at itu hijab adalah sebuah kekufuran, sebuah tipu daya syetan untuk merusak Islam. Karena itu, tasawwuf adalah gudangnya kegelapan dan kesesatan. Sungguh sebuah sukses besar bagi iblis dalam memalingkan mereka dari cahaya Islam.
6.Anggapan bahwa dengan “ilmu laduni” sudah cukup adalah kebodohan dan kekufuran. Seluruh ulama Ahlussunnah termasuk Syekh Abdul Qodir Al-Jailani mengatakan: “Setiap hakikat yang tidak disaksikan (disahkan) oleh syari’at adalah zindiq (sesat).” [6]
7. Seseorang yang mengaku mendapatkan Ilmu Laduni, sebagaimana yang di dapat oleh Nabi Khidir as, sama saja ia mengaku mendapatkan wahyu dari langit, karena yang didapat nabi Khidir adalah wahyu. Seseorang bisa mengetahui ilmu ghoib dengan perantara Jin atau Syetan , karena Jin dan Syetan sering mencuri pendengaran tentang hal-hal ghoib dari langit. Sebagaimana firman Allah didalam surat Al Hijr : 17-18,
وَحَفِظْنَاهَا مِن كُل شَيْطَانٍ رجِيمٍ إِلا مَنِ اسْتَرَقَ السمْعَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ مبِينٌ“
Dan Kami jaga langit2 tersebut dari syetan yang terlaknat, kecuali mereka yang mencuri pendengaran ( dari hal2 yang ghoib ) , maka dia akan dikejar oleh batu api yang nyata “
Ayat – ayat senada juga bisa dilihat di dalam surat As Shoffat :10 dan Surat Jin : 9.
8. Seseorang yang mengaku mempunyai ilmu laduni dengan perantara ilmu-ilmu kanuragan ( ilmu kesaktian ) yang ia dapatkan dengan latihan-latihan tertentu, seperti bertapa di tengah sungai selama 40 hari 40 malam, atau puasa selama 40 hari berturut-turut, atau dengan hanya makan nasi putih saja tanpa lauk dalam jangka waktu tertentu atau dengan cara-cara lain yang sering dikerjakan sebagian orang. Maka kita akan tanyakan kepadanya, apakah cara-cara seperti itu pernah diajarkan oleh Rosulullah saw dan para sahabatnya atau tidak ? kalau jawabannya tidak, berarti dia mendapatkan ilmu tersebut dengan meminta bantuan dari jin dan syetan.Sebagaimana seseorang bisa menjadi kaya mendadak dengan meminta bantuan Jin dan Syetan. Perbuatan seperti ini dilarang oleh Islam, sebagaimana firman Allah didalam surat Jin : 6
وَأَنهُ كَانَ رِجَالٌ منَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ منَ الْجِن فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“ Dan sesungguhnya ada diantara manusia yang meminta perlindungan dari segolongan Jin , maka segolongan Jin itu hanya aka menambah kepada mereka kesusahan. “
Kita dapati banyak orang pada zaman sekarang yang memelihara Jin untuk memperoleh kekayaan dengan cepat, tetapi yang mereka dapatkan hanyalah kesusahan. Mereka akhirnya mati secara mengenaskan karena menjadi “ tumbal” Jin yang ia pelihara … Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firmanNya..
Jika Allah sudah berkehendak apa pun bisa trjadi gan trmasuk dalam hal ilmu,itu hanya segelintir kisah tentang beliau,masih banyak yg lain nya..
SUMBER
Spoiler for buka:
KALO BERKENAN BISA KASIH

Spoiler for buka:
TIDAK MENERIMA

Spoiler for Bonus:
Hargain usaha TS,Jangan Lupa Komeng gan Sama Rate nya

TERIMAKASIH
Spoiler for Thread yang lain:
Tentang game minesweeper
Wisata goa pangkep
Lima Negara yg perekonomian nya buruk
10 fakta tentang mata
7 hal aneh dan menjijikan dalam makanan
asli indonesia kain tapis khas lampung
Wisata goa pangkep
Lima Negara yg perekonomian nya buruk
10 fakta tentang mata
7 hal aneh dan menjijikan dalam makanan
asli indonesia kain tapis khas lampung


0
8.5K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan