- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?


TS
bonteng2000
[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/11/13/2324600_20131113055315.png)
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/08/14/2324600_20130814040112.png)
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/10/30/2324600_20131030085916.gif)
Mohon di Bantu :
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/05/15/2324600_20130515105533.gif)
Spoiler for Iklan Fast food Gurih-Gurih Bangeeeeeeeeett ..Yumy!! :
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229100959.jpg)
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229101254.jpg)
Quote:
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229101007.jpg)
Quote:
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229101327.jpg)
GAK AKAN ADA KELIHATAN BAHAYANYA DI IKLAN MAKANAN FAST FOOD DAN JUNK FOOD
Spoiler for HIMBAUAN BAHAYA ROKOK : :
Quote:
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229101456.jpg)
Quote:
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229101525.jpg)
Untuk himbauan bayaya Rokok, mungkin ribuan bahkan jutaan kita bisa lihat seperti diatas ditempat2 umum.
Spoiler for Seharusnya Iklan Fast Food juga disertakan Seperti Ini : :
Quote:
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229101701.jpg)
Quote:
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229101939.gif)
Quote:
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229101945.jpg)
Quote:
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229102025.jpg)
Quote:
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/12/29/2324600_20131229102126.jpg)
Quote:
Quote:
"Selama ini, banyak di antara kita yang mengira bahwa jika kita masih muda, beraktivitas fisik teratur, dan tidak merokok, maka risiko kita untuk terkena penyakit jantung lebih rendah. Tapi, bagi yang masih makan fast food sekali atau dua kali dalam seminggu, lebih baik cek faktanya."
Quote:
Perokok selalu di sudutkan dengan Pola Hidup yg Kurang sehat, itu sudah jelas memang mengganggu, tp jangan pandang sebelah mata dengan Pembunuh yg disamarkan dengan kelezatan dan kenikmatan yaitu MAKANAN
Quote:
Mungkin jika anak kecil merokok akan ada banyak orang yang menegur , melarang bahkan memarahi. Tapi jika ada anak yg keranjingan Fast food tidak akan ada orang yang menegur terlebih memarahi. karna pembunuh yg terselubung maka saya bilang ini lebih berbahaya dari pada MEROKOK!
Quote:
Bukankah lebih bahaya pembunuh yg terselubung dg Kenikmatan, kelezatan,
Padahal, menurut data kementrian kesehatan dan WHO, saat ini jumlah penderita diabetes di Indonesia di perkirakan tak kurang 7,6 juta orang. Bahkan, satu dari enam remaja gemuk usia 12-19 tahun diketahui memasuki tahap prediabetes.
Quote:
DATA STATISTIK
Lebih mencengangkan lagi, jumlah penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia diperkirakan mencapai 32% dari populasi penduduk, dan di seluruh dunia tak kurang dari 1 milyar orang. Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, gagal jantung, gagal ginjal hingga mati muda.
Sementara itu, data kemenkes yang dihimpun dari semua rumah sakit mencatat sekitar 12 juta orang di Indonesia yang berumur diatas 35 tahun berpotensi terserang stroke yakni kerusakan otak akibat sumbat atau pecahnya pembuluh darah di otak. Usia kematian akibat stroke ini juga semakin turun yang artinya kaum muda kian beresiko terserang stroke. Semua fakta ini tampaknya membuat kementrian kesehatan galau. Menteri kesehatan pun mengeluarkan permenkes No.30/2013 yang intinya mewajibkan pencantuman ingredients (kandungan bahan dan nutrisi) sesuai hasil laboratorium, pada setiap pangan olahan dan makanan siap saji, termasuk di restoran fast food.
Tidak hanya itu, aturan itu juga mewajibkan pencantuman pesan kesehatan tentang dampak dari konsumsi gula, garam dan lemak terhadap resiko hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung. Ini mirip dengan peringatan pemerintah pada kemasan tentang bahaya merokok.
Lebih mencengangkan lagi, jumlah penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia diperkirakan mencapai 32% dari populasi penduduk, dan di seluruh dunia tak kurang dari 1 milyar orang. Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, gagal jantung, gagal ginjal hingga mati muda.
Sementara itu, data kemenkes yang dihimpun dari semua rumah sakit mencatat sekitar 12 juta orang di Indonesia yang berumur diatas 35 tahun berpotensi terserang stroke yakni kerusakan otak akibat sumbat atau pecahnya pembuluh darah di otak. Usia kematian akibat stroke ini juga semakin turun yang artinya kaum muda kian beresiko terserang stroke. Semua fakta ini tampaknya membuat kementrian kesehatan galau. Menteri kesehatan pun mengeluarkan permenkes No.30/2013 yang intinya mewajibkan pencantuman ingredients (kandungan bahan dan nutrisi) sesuai hasil laboratorium, pada setiap pangan olahan dan makanan siap saji, termasuk di restoran fast food.
Tidak hanya itu, aturan itu juga mewajibkan pencantuman pesan kesehatan tentang dampak dari konsumsi gula, garam dan lemak terhadap resiko hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung. Ini mirip dengan peringatan pemerintah pada kemasan tentang bahaya merokok.
Spoiler for Menurut peneliti dari University of Minnesota School of Public Health:
Quote:
Siapa yang tidak suka dengan makanan cepat saji atau fast food ketika mampir di mall? Ya, selain enak di lidah, fast food juga punya efek samping yang berbahaya.
Menurut penelitian terbaru, orang yang mengonsumsi makanan fast food, walau hanya seminggu sekali, bisa meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner hingga 20 persen, dibandingkan dengan orang yang menghindari makanan itu.
Bagi orang yang memakan fast food dua-tiga kali setiap minggu, berisiko meningkat sebesar 50 persen, dan risiko meningkat menjadi hampir 80 persen untuk orang yang mengonsumsi lebih dari empat kali setiap minggu. Tak hanya itu, fast food juga meningkatkan risiko pengembangan diabetes tipe 2 sebesar 27 persen.
Menurut jurnal Circulation, para peneliti dari University of Minnesota School of Public Health menemukan hasil ini dari tinjauan penelitian tentang makanan cepat saji dan risiko metabolik diantara populasi Kaukasia.
“Kami ingin meneliti hubungan antara fast food dari Barat dengan risiko kardio-metabolik di populasi Cina di Asia Tenggara, yang sudah menjadi sarang untuk diabetes dan penyakit jantung,” kata Andrew Odegaard, peneliti dari Minnesota yang memimpin penelitian ini.
“Apa yang kami temukan adalah dampak kesehatan publik akibat makanan cepat saji, produk yang terutama diimpor dari barat menjadi pasar baru,” tambah Odegaard.
Ia bersama rekan-rekan dari National University of Singapore itu meninjau sebuah hasil penelitian 16 tahun lalu, yang berdasarkan kebiasaan makan 52.000 warga Cina di Singapura yang mengalami transisi dari makanan tradisional ke makanan cepat saji Barat.
“Yang menarik dari hasil penelitian ini adalah, peserta yang melaporkan sering makan makanan cepat saji justru orang yang lebih muda, lebih berpendidikan, jarang merokokdan lebih aktif secara fisik aktif,” kata Odegaard
Spoiler for Wabah Kegemukan:
Quote:
Ipotnews – Obesitas menjadi musuh bersama negara-negara berkembang. Salah satu penyebabnya adalah makanan siap saji (fast food) yang disebut berasal dari Amerika Serikat. Parahnya, wabah kegemukan akibat makanan cepat saji sekarang mendera penduduk di Asia.
Makanan cepat saji yang beragam jenisnya terbukti merupakan makanan yang kurang bernutrisi. Ironisnya, di Amerika, Asia Timur dan Asia Tenggara ia menjadi makanan alternatif yang sangat digemari, terutama oleh anak-anak.
Namun baru-baru ini sebuah studi mengemukakan hasil pengamatannya selama sepuluh tahun tentang pengaruh makanan sampah ala Barat itu terhadap kesehatan populasi non-Barat, terutama terkait dengan perubahan gaya hidupnya.
"Banyak kultur yang menerima makanan cepat saji ala Barat karena ini adalah pertanda perekonomian mereka maju. Meski begitu dari perspektif kesehatan mungkin ada harga yang harus dibayar untuk ini," kata peneliti dari University of Minnesota School of Public Health, Andrew Odegaard seperti dilansir situs Reuters Senin (23/7).
[QUOTE]Peneliti mengamati 60 ribu partisipan di Singapura keturunan China selama 10 tahun. Mereka berusia anara 45-74 tahun dan selama periode studi, 1.397 partisipan meninggal akibat penyakit jantung dan 2.252 mengidap penyakit diabetes tipe 2.
Makanan cepat saji yang beragam jenisnya terbukti merupakan makanan yang kurang bernutrisi. Ironisnya, di Amerika, Asia Timur dan Asia Tenggara ia menjadi makanan alternatif yang sangat digemari, terutama oleh anak-anak.
Namun baru-baru ini sebuah studi mengemukakan hasil pengamatannya selama sepuluh tahun tentang pengaruh makanan sampah ala Barat itu terhadap kesehatan populasi non-Barat, terutama terkait dengan perubahan gaya hidupnya.
"Banyak kultur yang menerima makanan cepat saji ala Barat karena ini adalah pertanda perekonomian mereka maju. Meski begitu dari perspektif kesehatan mungkin ada harga yang harus dibayar untuk ini," kata peneliti dari University of Minnesota School of Public Health, Andrew Odegaard seperti dilansir situs Reuters Senin (23/7).
[QUOTE]Peneliti mengamati 60 ribu partisipan di Singapura keturunan China selama 10 tahun. Mereka berusia anara 45-74 tahun dan selama periode studi, 1.397 partisipan meninggal akibat penyakit jantung dan 2.252 mengidap penyakit diabetes tipe 2.
Termasuk usia, jenis kelamin, status merokok dan tingkat pendidikan, tim peneliti Odegaard menemukan bahwa fast food ala Timur atau dimsum seperti mi dan kue bola tidak dikaitkan dengan penyakit diabetes tipe 2 dan kematian akibat penyakit jantung.
"Penyebabnya bukan cemilan mereka sendiri, namun fast food ala Amerika-lah yang meningkatkan risikonya," ungkap Odegaard.
Quote:
Berdasarkan penelitian terungkap, partisipan yang makan fast food dua kali atau lebih perminggu memiliki kemungkinan 27 persen lebih besar untuk terserang diabetes dan 56 persen meninggal akibat penyakit jantung dibandingkan dengan partisipan yang makan sedikit fast food atau tidak sama sekali
.Tetapi, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation ini, di antara 811 partisipan yang makan fast food empat kali atau lebih perminggu, risiko kematian akibat jantungnya meningkat hingga 80 persen.
Kendati orang Singapura yang makan fast food cenderung terlihat lebih muda, terdidik dan aktif secara fisik serta tidak merokok dibandingkan rekan-rekannya yang terjebak dalam pola makan yang lebih tradisional, hal ini juga menunjukkan adanya perbedaan profil konsumen yang nyata dengan konsumen fast food di Barat.
"Di Singapura, orang-orang terpola untuk mengadaptasi kultur Amerika sebagai simbol dari status sosialnya. Berbeda dengan orang-orang Amerika yang cenderung makan fast food karena faktor kenyamanan dan harganya yang relatif murah," pungkas Odegaard. (Vina)
NB : Orang yang makan fast food dua kali atau lebih perminggu memiliki kemungkinan 27 persen lebih besar untuk terserang diabetes dan 56 persen meninggal akibat penyakit jantung. Diambil dari www.reuters.com
Spoiler for Pecinta Fast Food Berisiko Besar penyakit Jantung:
Quote:
Waspada, Pecinta Fast Food Berisiko Besar Terkena Penyakit Jantung!
Selama ini, banyak di antara kita yang mengira bahwa jika kita masih muda, beraktivitas fisik teratur, dan tidak merokok, maka risiko kita untuk terkena penyakit jantung lebih rendah. Tapi, bagi yang masih makan fast food sekali atau dua kali dalam seminggu, lebih baik cek faktanya.
Quote:
Menurut penelitian gabungan oleh University of Minnesota School of Public Health (UM) dan National University of Singapore’s (NUS) Saw Swee Hock School of Public Health, faktor-faktor seperti usia, kebiasaan merokok, dan tingkat aktivitas fisik mungkin memiliki pengaruh lebih sedikit terhadap risiko penyakit jantung koroner, bila dibandingkan dengan kebiasaan mengonsumsi fast food.
Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 52.584 pria dan wanita yang berusia 45-74 tahun. Penelitian dilakukan selama 16 tahun yang dimulai pada 1993 silam. Penemuan ini dipublikasikan secara online pada 2 Juli 2012 oleh American Heart Association.
Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 52.584 pria dan wanita yang berusia 45-74 tahun. Penelitian dilakukan selama 16 tahun yang dimulai pada 1993 silam. Penemuan ini dipublikasikan secara online pada 2 Juli 2012 oleh American Heart Association.
Quote:
Risiko penyakit jantung koroner bagi pecinta makanan fast food lebih tinggi
Dalam penelitian tersebut, partisipan yang mengonsumsi fast food lebih sering, ternyata adalah mereka yang berusia lebih muda, yang lebih aktif secara fisik, paling sedikit terkena tekanan darah tinggi, dan lebih sedikit yang merokok.
Dalam penelitian tersebut, partisipan yang mengonsumsi fast food lebih sering, ternyata adalah mereka yang berusia lebih muda, yang lebih aktif secara fisik, paling sedikit terkena tekanan darah tinggi, dan lebih sedikit yang merokok.
Dikarenakan faktor demografi, “Anda pasti mengira kelompok usia ini memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner. Namun sebaliknya, mereka ini ternyata memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner, sehingga menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara seringnya asupan fast food ala Barat dan penyakit jantung koroner,” kata Dr. Ho Kay Woon, konsultan di Departemen Kardiologi, National Heart Centre Singapore (NHCS).
Seberapa buruk makanan fast food untuk jantung?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi seporsi makanan fast food setiap seminggu sekali bisa meningkatkan risiko kematian seseorang akibat penyakit jantung koroner sebesar 20 persen.
Risiko bisa meningkat hingga 50 persen bagi mereka yang konsumsi makanan fast food dua sampai tiga kali seminggu, dan 80 persen bagi mereka yang makan lebih dari empat kali dalam seminggu.
Konsumsi makanan fast food dua kali atau lebih dalam seminggu juga bisa meningkatkan risiko munculnya Diabetes Mellitus Tipe 2 sebesar 27 persen.
Apa yang membuat makanan fast food sangat tidak sehat?
Makanan fast food biasanya tinggi akan kalori, sodium, lemak trans, dan rendah serat. Makanan ini, terutama yang menyajikan daging olahan dan karbohidrat olahan, telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit seperti penyakit jantung koroner, Diabetes Mellitus Tipe 2, dan sindrom metabolik.
Batasi asupan makanan fast food untuk jantung sehat
Makanan yang tergolong fast food seperti pizza, burger, kentang goreng, hot dog, ayam goreng, sandwich, makanan awetan/makanan kaleng, dan sebagainya, sebaiknya dibatasi. Dr. Ho mengatakan bahwa makanan tersebut memiliki kandungan nutrisi tidak sehat yang sangat tinggi dan sangat kurang kandungan nutrisi sehatnya. Makanan ini memiliki kaitan erat dengan timbulnya sindrom metabolik.
Kenali tanda-tanda awal penyakit jantung
Biasanya, penyakit jantung koroner dimulai dengan ketidaknyamanan dada atau sesak yang muncul bersamaan dengan kelelahan. Ketidaknyamanan ini akan lega setelah istirahat dan kambuh saat kembali kelelahan.
Menurut Woon, tanda awal lainya seperti rasa nyeri dada yang parah menyerang secara tiba-tiba, yang juga berhubungan dengan keringat atau mual. Rasa sakit biasanya berlangsung selama lebih dari 30 menit. Namun, beberapa pasien bisa mengalami serangan jantung tanpa ada gejala seperti sesak napas saat beraktivitas atau ketidaknyamanan lambung, terutama pada pasien diabetes.
Penyebab dini penyakit jantung koroner
Sebuah penelitian oleh Tambyah et al. (Singapore Medical Journal 1996; 37:31-33) mengidentifikasi karakteristik pasien berusia di bawah 40 tahun yang dirawat akibat acute myocardial infarction (serangan jantung akut).
• 84 persen dari mereka merokok
• 56 persen memiliki kolesterol tinggi
• 20 persen memiliki riwayat keluarga penyakit jantung koroner
• 19 persen memiliki tekanan darah tinggi
• 16 persen menderita diabetes mellitus
Penelitian UM-NUS ini menunjukkan bahwa fast food adalah faktor lain yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner. Menurut Woon, penelitian ini bisa berguna sebagai pengingat untuk mempertahankan pola makan yang sehat untuk umur panjang dan sehat.
Spoiler for Beberapa Efek Berbahaya Junk Food : :
Walaupun sudah banyak info tentang efek bahaya junk food atau fast food, namun makanan cepat saji ini tetap saja memiliki banyak penggemar. Makanan junkfood memang berasal dari negara barat, namun restoran junk food ternyata lebih banyak ditemukan di daerah lain seperti Asia, khususnya Indonesia.
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan tentang efek berbahaya junk food. Baik penelitian dari negara barat maupun timur, semuanya membuktikan bahwa junk food memberikan lebih banyak memberi efek negatif daripada positif. Berikut ini adalah beberapa akibat junk food atau fast food yang sangat berbahaya.
Quote:
1. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Sebuah studi yang dilakukan University of Minnesota School of Public Health, meneliti tentang efek berbahaya dari junk food. Penelitian ini dilakukan selama 10 tahun yang melibatkan lebih dari 60.000 orang Singapura keturunan China. Partisipan berusia antara 45-74 tahun. Selama 10 tahun periode studi, menunjukkan 1.397 partisipan meninggal akibat penyakit jantung dan 2.252 menderita penyakit diabetes tipe 2.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa makan fast food dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki kemungkinan 27 persen lebih besar untuk terserang diabetes dan 56 persen meninggal akibat penyakit jantung, dibandingkan dengan partisipan yang jarang atau tidak pernah makan fast food. Bahkan 811 partisipan yang diketahui makan fast food empat kali atau lebih perminggu, risiko kematian akibat serangan jantung meningkat hingga 80 persen.
Sebuah studi yang dilakukan University of Minnesota School of Public Health, meneliti tentang efek berbahaya dari junk food. Penelitian ini dilakukan selama 10 tahun yang melibatkan lebih dari 60.000 orang Singapura keturunan China. Partisipan berusia antara 45-74 tahun. Selama 10 tahun periode studi, menunjukkan 1.397 partisipan meninggal akibat penyakit jantung dan 2.252 menderita penyakit diabetes tipe 2.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa makan fast food dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki kemungkinan 27 persen lebih besar untuk terserang diabetes dan 56 persen meninggal akibat penyakit jantung, dibandingkan dengan partisipan yang jarang atau tidak pernah makan fast food. Bahkan 811 partisipan yang diketahui makan fast food empat kali atau lebih perminggu, risiko kematian akibat serangan jantung meningkat hingga 80 persen.
Quote:
2. Kanker kolorektal
Kanker kolorektal atau kanker yang menyerang organ usus besar dan anus, kebanyakan menyerang orang di atas usia 50 tahun. Namun di Indonesia diketahui beberapa pasien di bawah usia 50 tahun juga menderita kanker ini. Menjamurnya restoran makanan cepat saji atau fastfood dituduh sebagai penyebab tingginya penderita kanker kolorektal di Indonesia.
DR. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, KHOM menyarankan untuk mencegah kanker kolorektal sejak dini. Hal ini bisa diusahakan dengan banyak makan sayuran, buah-buahan, ikan dan banyak berolahraga. Selain itu sedini mungkin untuk mengurangi atau tidak makan fast food sama sekali. Kanker kolorektal merupakan kanker yang bisa dicegah dan diobati jika masih dalam stadium rendah.
Kanker kolorektal atau kanker yang menyerang organ usus besar dan anus, kebanyakan menyerang orang di atas usia 50 tahun. Namun di Indonesia diketahui beberapa pasien di bawah usia 50 tahun juga menderita kanker ini. Menjamurnya restoran makanan cepat saji atau fastfood dituduh sebagai penyebab tingginya penderita kanker kolorektal di Indonesia.
DR. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, KHOM menyarankan untuk mencegah kanker kolorektal sejak dini. Hal ini bisa diusahakan dengan banyak makan sayuran, buah-buahan, ikan dan banyak berolahraga. Selain itu sedini mungkin untuk mengurangi atau tidak makan fast food sama sekali. Kanker kolorektal merupakan kanker yang bisa dicegah dan diobati jika masih dalam stadium rendah.
Quote:
3. IQ pada anak lebih rendah
Penelitian dari University of Adelaide menunjukkan bahwa pola makan yang sarat junk food di usia kecil, akan membuat IQ anak lebih rendah dua poin dari anak yang tak banyak makan junk food saat masih kecil.
Walaupun perbedaan IQ-nya tak begitu kentara, studi ini membuktikan bahwa pola makan anak berusia 6 sampai 24 bulan memberikan efek yang kecil namun signifikan terhadap IQ saat usianya mencapai 8 tahun. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang makanan yang diberikan pada anak.
Penelitian dari University of Adelaide menunjukkan bahwa pola makan yang sarat junk food di usia kecil, akan membuat IQ anak lebih rendah dua poin dari anak yang tak banyak makan junk food saat masih kecil.
Walaupun perbedaan IQ-nya tak begitu kentara, studi ini membuktikan bahwa pola makan anak berusia 6 sampai 24 bulan memberikan efek yang kecil namun signifikan terhadap IQ saat usianya mencapai 8 tahun. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang makanan yang diberikan pada anak.
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/08/14/2324600_20130814040123.png)
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/11/13/2324600_20131113061154.png)
![[Renungan] Bahaya Fast Food sama Dengan Bahaya Rokok ?](https://s.kaskus.id/images/2013/10/30/2324600_20131030090244.gif)
Quote:
Sementara merokok dilarang pemerintah, hingga dibuat aturan pemasangan bahaya rokok pada tiap bungkus rokoknya ,jika makanan fast food berbahaya juga untuk kesehatan maka aturan itu juga mewajibkan pencantuman pesan kesehatan tentang dampak dari konsumsi gula, garam dan lemak terhadap resiko hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung. Ini mirip dengan peringatan pemerintah pada kemasan tentang bahaya merokok
Spoiler for Sumber : :
http://duniafitnes.com/news/konsumsi...g-koroner.html
https://www.ipotnews.com/index.php?j...rch=y&q=health
http://www.dapurgaya.com/blog/resiko...nan-siap-saji/
http://www.solusilebihbaik.com/artic...nyakit-jantung
http://duniafitnes.com/health/waspad...t-jantung.html
Diubah oleh bonteng2000 30-12-2013 16:39
0
7.2K
Kutip
59
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan