- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Negeri Ini Sungguh Punyamu, Nak [RENUNGAN]


TS
accervizta
Negeri Ini Sungguh Punyamu, Nak [RENUNGAN]
Spoiler for Raja Ampat:
![Negeri Ini Sungguh Punyamu, Nak [RENUNGAN]](https://dl.kaskus.id/remyvankesteren.nl/wpx/wp-content/uploads/2013/11/Raja-Ampat-Indonesia.jpg)
Spoiler for Prambanan:
![Negeri Ini Sungguh Punyamu, Nak [RENUNGAN]](https://dl.kaskus.id/indonesia.gr/wp-content/uploads/2010/11/prambanan-300x198.jpg)
Quote:
Duduklah, Nak.
Matikan dulu
televisimu, simpan dulu gadgetmu.
Mari dekat pada ayah. Akan
kuceritakan kepadamu ihwal
negerimu yang indah tak terkira.
Ups..., jangan kau skeptis dulu,
Nak. Ayo dekatlah kemari, ada yang
hendak kusampaikan kepadamu.
Nah, kini kamu telah duduk
bersama ayah, setelah sekian lama
kita berjauhan. Ayah asyik dengan
urusan hoby dan kantor, sementara
kamu asyik dengan mainanmu yang
mengajari kamu menjadi manusia
egois. Dengarlah, Nak. Ayah hendak
berkisah tentang Indonesia.
Ya, ya... Ayah maklum, jika kau tak
begitu suka pada cerita tentang
Indonesia. Salah siapa yang harus
disalahkan, jika tiap hari yang kau
dengar, kau lihat, dan kau baca
tentang Indonesia adalah yang
serba buruk mengenai negeri ini. Di
TV kamu menjumpai kekerasan dan
mereka yang digiring ke bui, di
radio kamu mendengarkan lagu-
lagu cengeng, di koran kamu
menyaksikan iklan baris dan berita
kriminal, dan di internet... hmmm,
entah apa yang kau lihat selain
berkunjung ke jejaring sosial untuk
menyapa kawan-kawanmu.
Jadi marilah ke sini, Nak. Mumpung
libur tiba dan kita berada di rumah
bersama.
Nak, bukankah liburanmu masih
panjang? Tidak kah engkau tertarik
untuk berjalan-jalan, ke rumah
Eyang di desa Selatan Jawa atau
mengunjungi saudara-saudara kita
yang tersebar di seantero
Nusantara? Kelak, nak, kau musti
jelajahi seisi negeri.
Di Aceh kau bisa menikmati tari
seudati dan berteguk-teguk kopi.
Lalu pada sepanjang Bukit Barisan,
banyak kau jumpai ngarai dan
danau. Di Sumatera Utara kau bisa
kunjungi Danau Toba dan Pulau
Samosir dengan kudapan ikan pora-
pora yang lezat. Jangan lupa, kau
cobai pula tari tor-tor yang
menghangatkan suasana itu.
Hmmm.. ayah hampir lupa, ada
baiknya kau menyeberang sebentar
ke Pulau Nias. Di sana ada Desa di
pucuk bukit yang bernama
Bawomataluo, di sini engkau bisa
menyaksikan lompat batu yang
berlangsung di depan rumah-
rumah kuno bertiang kayu besar.
Teruslah kau susuri Bukit Barisan
ke Arah Selatan, hingga sampai
kota Bukit Tinggi yang sejuk dan
bersejarah, kota Padang yang kaya
akan tarian dan silat. Dan, ada satu
yang tak pernah ayah lupa, adalah
Pantai Tanjung Tinggi di pulau
Belitung yang indahnya serupa
lukisan.
Jika sampai ke tanah Jawa,
singgahlah dulu ke pantai Bayah
yang dipenuhi batu-batu alam nan
elok. O ya nak, tak jauh dari situ,
bisa pula kau jumpai saudara-
saudara kita suku Baduy yang
masih erat menjaga tradisi kakek
moyang kita yang mulia. Jika
engkau ingin menyaksikan sejarah
purba bangsa ini, kunjungilah
Gunung Padang di Tanah Cianjur.
Engkau telah berdiri di tatar
Pasundan, nak. Bukalah mata,
telinga dan hatimu, untuk
menikmati bunyi angklung, degung,
dan lekuk-liku suara penyanyinya
yang memabukkan.
Terus berjalan ke timur nak, maka
akan kau jumpai Borobudur,
Prambanan, suara gamelan dan
sejumlah tari-tarian yang penuh
kelembutan, kain batik yang indah,
wayang kulit yang berkarakter, dan
keris yang magis.
Jangan lupa, mampirlah sebentar
ke Kecamatan Sukolilo, di sana ada
saudara-sadara kita warga Sedulur
Sikep yang lebih dikenal sebagai
"orang Samin", mereka itulah nak
yang pernah membuat malu hati
ayah, lantaran mereka yang oleh
negara "didakwa" tak punya agama,
nyatanya lebih agamis dalam
menjalani kehidupannya.
Terus berjalan ke timur, nak. Akan
kau jumpai gunung gunung cantik,
reog ponorogo, karapan sapi, dan
tentu saja ludruk yang sarat ujar-
ujar. Jika sempat, naiklah kapal ke
utara, di bumi Borneo mungkin saja
masih kau temui hutan raya yang
dulu dibabati para pemegang hph.
Tapi ayah yakin, di sana kau masih
bisa menyaksikan upacara suku
dayak, orang utan, dan anggrek
aneka rupa.
Ayah lupa nak, kau perlu juga
menjenguk kenangan masa kecil
saat kau bersama ayah
mengelilingi pulau Bali. Ya, ya…
pantai Kuta, Sanur, Tanah Lot,
Bedugul, tari janger, trunyan, dan
tentu pula tari legong yang sudah
menyebar ke negara manca.
Teruslah berjalan nak, terus ke
timur, ke tanah yang kurang
terperhatikan orang-orang Jakarta
yang lebih mabuk kuasa ketimbang
mengangkat derajat saudara-
saudara kita di bagian timur negeri.
Wayang sasak, komodo, upacara
nyalamak di laut, perburuan paus,
upacara nyale, adalah keindahan
yang ditawarkan oleh tanah ini.
Teruslah melangkah, nak. Sulawesi,
ya, itu negerimu juga, ayah pernah
hingga ke Pantai Bira, Bulukumba
tempat para petualang membangun
kapal-kapal Phinisi. Ya, teruslah
melaju ke timur negeri, hingga ke
Papua untuk menyantap keindahan
Raja Ampat, hutan-hutan perawan,
serta aneka tumbuhan berkhasiat.
Sungguh nak, ini semua milik kita.
Jika sebagian di antaranya telah
tergadai pada pemodal asing,
jangan ragu, rebut kembali dari
tangan mereka. Sebab semua yang
kau punya, adalah hak dan juga
takdirmu sebagai penghuni negeri
ini. Sungguh, nak, kami dan juga
pemimpin-pemimpin kami, pernah
tak berdaya justru karena
ketamakan kami yang telah melalap
mentah-mentah uang utang tanpa
pernah ingat bahwa kami juga
memiliki engkau, anak keturunan
kami.
Matikan dulu
televisimu, simpan dulu gadgetmu.
Mari dekat pada ayah. Akan
kuceritakan kepadamu ihwal
negerimu yang indah tak terkira.
Ups..., jangan kau skeptis dulu,
Nak. Ayo dekatlah kemari, ada yang
hendak kusampaikan kepadamu.
Nah, kini kamu telah duduk
bersama ayah, setelah sekian lama
kita berjauhan. Ayah asyik dengan
urusan hoby dan kantor, sementara
kamu asyik dengan mainanmu yang
mengajari kamu menjadi manusia
egois. Dengarlah, Nak. Ayah hendak
berkisah tentang Indonesia.
Ya, ya... Ayah maklum, jika kau tak
begitu suka pada cerita tentang
Indonesia. Salah siapa yang harus
disalahkan, jika tiap hari yang kau
dengar, kau lihat, dan kau baca
tentang Indonesia adalah yang
serba buruk mengenai negeri ini. Di
TV kamu menjumpai kekerasan dan
mereka yang digiring ke bui, di
radio kamu mendengarkan lagu-
lagu cengeng, di koran kamu
menyaksikan iklan baris dan berita
kriminal, dan di internet... hmmm,
entah apa yang kau lihat selain
berkunjung ke jejaring sosial untuk
menyapa kawan-kawanmu.
Jadi marilah ke sini, Nak. Mumpung
libur tiba dan kita berada di rumah
bersama.
Nak, bukankah liburanmu masih
panjang? Tidak kah engkau tertarik
untuk berjalan-jalan, ke rumah
Eyang di desa Selatan Jawa atau
mengunjungi saudara-saudara kita
yang tersebar di seantero
Nusantara? Kelak, nak, kau musti
jelajahi seisi negeri.
Di Aceh kau bisa menikmati tari
seudati dan berteguk-teguk kopi.
Lalu pada sepanjang Bukit Barisan,
banyak kau jumpai ngarai dan
danau. Di Sumatera Utara kau bisa
kunjungi Danau Toba dan Pulau
Samosir dengan kudapan ikan pora-
pora yang lezat. Jangan lupa, kau
cobai pula tari tor-tor yang
menghangatkan suasana itu.
Hmmm.. ayah hampir lupa, ada
baiknya kau menyeberang sebentar
ke Pulau Nias. Di sana ada Desa di
pucuk bukit yang bernama
Bawomataluo, di sini engkau bisa
menyaksikan lompat batu yang
berlangsung di depan rumah-
rumah kuno bertiang kayu besar.
Teruslah kau susuri Bukit Barisan
ke Arah Selatan, hingga sampai
kota Bukit Tinggi yang sejuk dan
bersejarah, kota Padang yang kaya
akan tarian dan silat. Dan, ada satu
yang tak pernah ayah lupa, adalah
Pantai Tanjung Tinggi di pulau
Belitung yang indahnya serupa
lukisan.
Jika sampai ke tanah Jawa,
singgahlah dulu ke pantai Bayah
yang dipenuhi batu-batu alam nan
elok. O ya nak, tak jauh dari situ,
bisa pula kau jumpai saudara-
saudara kita suku Baduy yang
masih erat menjaga tradisi kakek
moyang kita yang mulia. Jika
engkau ingin menyaksikan sejarah
purba bangsa ini, kunjungilah
Gunung Padang di Tanah Cianjur.
Engkau telah berdiri di tatar
Pasundan, nak. Bukalah mata,
telinga dan hatimu, untuk
menikmati bunyi angklung, degung,
dan lekuk-liku suara penyanyinya
yang memabukkan.
Terus berjalan ke timur nak, maka
akan kau jumpai Borobudur,
Prambanan, suara gamelan dan
sejumlah tari-tarian yang penuh
kelembutan, kain batik yang indah,
wayang kulit yang berkarakter, dan
keris yang magis.
Jangan lupa, mampirlah sebentar
ke Kecamatan Sukolilo, di sana ada
saudara-sadara kita warga Sedulur
Sikep yang lebih dikenal sebagai
"orang Samin", mereka itulah nak
yang pernah membuat malu hati
ayah, lantaran mereka yang oleh
negara "didakwa" tak punya agama,
nyatanya lebih agamis dalam
menjalani kehidupannya.
Terus berjalan ke timur, nak. Akan
kau jumpai gunung gunung cantik,
reog ponorogo, karapan sapi, dan
tentu saja ludruk yang sarat ujar-
ujar. Jika sempat, naiklah kapal ke
utara, di bumi Borneo mungkin saja
masih kau temui hutan raya yang
dulu dibabati para pemegang hph.
Tapi ayah yakin, di sana kau masih
bisa menyaksikan upacara suku
dayak, orang utan, dan anggrek
aneka rupa.
Ayah lupa nak, kau perlu juga
menjenguk kenangan masa kecil
saat kau bersama ayah
mengelilingi pulau Bali. Ya, ya…
pantai Kuta, Sanur, Tanah Lot,
Bedugul, tari janger, trunyan, dan
tentu pula tari legong yang sudah
menyebar ke negara manca.
Teruslah berjalan nak, terus ke
timur, ke tanah yang kurang
terperhatikan orang-orang Jakarta
yang lebih mabuk kuasa ketimbang
mengangkat derajat saudara-
saudara kita di bagian timur negeri.
Wayang sasak, komodo, upacara
nyalamak di laut, perburuan paus,
upacara nyale, adalah keindahan
yang ditawarkan oleh tanah ini.
Teruslah melangkah, nak. Sulawesi,
ya, itu negerimu juga, ayah pernah
hingga ke Pantai Bira, Bulukumba
tempat para petualang membangun
kapal-kapal Phinisi. Ya, teruslah
melaju ke timur negeri, hingga ke
Papua untuk menyantap keindahan
Raja Ampat, hutan-hutan perawan,
serta aneka tumbuhan berkhasiat.
Sungguh nak, ini semua milik kita.
Jika sebagian di antaranya telah
tergadai pada pemodal asing,
jangan ragu, rebut kembali dari
tangan mereka. Sebab semua yang
kau punya, adalah hak dan juga
takdirmu sebagai penghuni negeri
ini. Sungguh, nak, kami dan juga
pemimpin-pemimpin kami, pernah
tak berdaya justru karena
ketamakan kami yang telah melalap
mentah-mentah uang utang tanpa
pernah ingat bahwa kami juga
memiliki engkau, anak keturunan
kami.
Kiranya cukup sekian Curhatan tentang negeri kita Indonesia. Semoga kedepan kita bisa lebih bijaksana dalam menjaga negeri kita jika ada salah satu dari pembaca yang jadi penguasa.
baik dilingkungan keluarga maupun negara.

Maaf ya gan kalo Thread ane berantakan cz cm pake Opmin kode" buat ramein Thread kagak tau cz msh nyubie.

Spoiler for sumur:
www.negara.co/
Diubah oleh accervizta 28-12-2013 02:58
0
1.8K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan