- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Pemberontak Kibarkan Bendera Suriah demi Makanan


TS
wahwibson
Pemberontak Kibarkan Bendera Suriah demi Makanan
TEMPO.CO, Damaskus - Pemberontak terpaksa mengibarkan bendera yang digunakan pemerintahan Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad di dekat Damaskus untuk ditukar dengan bahan makanan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Demikian keterangan aktivis kepada media, Kamis, 26 Desember 2013.
Kesepakatan itu dilangsungkan sebelumnya di Kota Moadamiyeh, salah satu tempat gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak.
Sejumlah warga menerangkan, ini merupakan kenyataan pahit yang harus ditelan (oleh pemberontak). Selama sekitar setahun, ujar warga, komunitas di sebelah barat Damaskus itu dihujani tembakan oleh pasukan pemerintah. Bahkan, militer Assad yang menjaga pos penjagaan tak mengizinkan suplai makanan, air bersih, dan bahan bakar guna menekan warga yang anti-pemerintah. "Akibat blokade tersebut, setidaknya dua perempuan dan empat anak meninggal akibat kelaparan dan menderita sakit pada September 2013," kata para aktivis.
Kesepakatan yang dicapai, selain mengibarkan bendera Suriah, pemberontak juga harus menyerahkan senjata berat mereka dan mengirimkan daftar warga Moadamiyeh yang tinggal di kota tersebut.
"Kondisi seperti ini sangat menyakitkan kami, sampai-sampai kami mengibarkan bendera (Suriah), sebab tak satu pun yang membantu kami, tidak ada yang mengulurkan tangan mereka kepada kami," kata seorang warga Moadamiyeh yang menyebut namanya sebagai Ahmad. "Kami siap menyelamatkan hidup anak-anak akibat kelaparan. Tidak ada makanan di Moadamiyeh. Selama tiga bulan, bahkan tidak ada sebutir beras di sana."
Anggota badan legislatif Suriah, George Nakhleh, mengatakan, pemberontak telah menyerahkan senjata beratnya. Selanjutnya, warga setempat membentuk kelompok-kelompok bersenjata untuk melindungi kota mereka. Dia mengatakan angkatan bersenjata tidak akan masuk ke kota tersebut, namun akan mengawalnya dari luar.
"Angkatan bersenjata akan melindungi Moadamiyeh, tetapi dari dalam kota, warga sendiri yang akan melakukannya. Mereka akan membawa senjata dan mendirikan pos penjagaan guna mencegah orang asing yang datang dari seluruh dunia masuk untuk menghancurkan negeri kami," ujar Nakhleh dalam sebuah wawancara dengan televisi berbasis di Lebanon, Al-Mayadeen.
Dia menambahkan, lembaga pemerintah perlahan-lahan akan kembali normal bekerja dan seluruh pintu gerbang dibuka untuk menerima pasokan makanan dan kebutuhan lainnya agar kota kembali normal.
ember
===================================================================
miskin amat kok nggak minta ke majikannya si negara api...
Kesepakatan itu dilangsungkan sebelumnya di Kota Moadamiyeh, salah satu tempat gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak.
Sejumlah warga menerangkan, ini merupakan kenyataan pahit yang harus ditelan (oleh pemberontak). Selama sekitar setahun, ujar warga, komunitas di sebelah barat Damaskus itu dihujani tembakan oleh pasukan pemerintah. Bahkan, militer Assad yang menjaga pos penjagaan tak mengizinkan suplai makanan, air bersih, dan bahan bakar guna menekan warga yang anti-pemerintah. "Akibat blokade tersebut, setidaknya dua perempuan dan empat anak meninggal akibat kelaparan dan menderita sakit pada September 2013," kata para aktivis.
Kesepakatan yang dicapai, selain mengibarkan bendera Suriah, pemberontak juga harus menyerahkan senjata berat mereka dan mengirimkan daftar warga Moadamiyeh yang tinggal di kota tersebut.
"Kondisi seperti ini sangat menyakitkan kami, sampai-sampai kami mengibarkan bendera (Suriah), sebab tak satu pun yang membantu kami, tidak ada yang mengulurkan tangan mereka kepada kami," kata seorang warga Moadamiyeh yang menyebut namanya sebagai Ahmad. "Kami siap menyelamatkan hidup anak-anak akibat kelaparan. Tidak ada makanan di Moadamiyeh. Selama tiga bulan, bahkan tidak ada sebutir beras di sana."
Anggota badan legislatif Suriah, George Nakhleh, mengatakan, pemberontak telah menyerahkan senjata beratnya. Selanjutnya, warga setempat membentuk kelompok-kelompok bersenjata untuk melindungi kota mereka. Dia mengatakan angkatan bersenjata tidak akan masuk ke kota tersebut, namun akan mengawalnya dari luar.
"Angkatan bersenjata akan melindungi Moadamiyeh, tetapi dari dalam kota, warga sendiri yang akan melakukannya. Mereka akan membawa senjata dan mendirikan pos penjagaan guna mencegah orang asing yang datang dari seluruh dunia masuk untuk menghancurkan negeri kami," ujar Nakhleh dalam sebuah wawancara dengan televisi berbasis di Lebanon, Al-Mayadeen.
Dia menambahkan, lembaga pemerintah perlahan-lahan akan kembali normal bekerja dan seluruh pintu gerbang dibuka untuk menerima pasokan makanan dan kebutuhan lainnya agar kota kembali normal.
ember
===================================================================
miskin amat kok nggak minta ke majikannya si negara api...

0
1.7K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan