- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
[BERITA]Pria Palestina Yang Mogok Makan 260 Hari, Dibebaskan Israel


TS
alibnualhajar
[BERITA]Pria Palestina Yang Mogok Makan 260 Hari, Dibebaskan Israel
Quote:
Seorang tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan, telah dibebaskan dari sebuah penjara Israel setelah dia setuju untuk menghentikan pemogokan panjang yang nyaris merenggut nyawanya.
Samer al-Issawi, yang telah di penjara sejak Juli 2012, dibebaskan dari penjara Shata pada hari Senin.
Issawi mulai 260 hari mogok makan pada bulan Agustus 2012. Aksi mogok makannya dilakukan sebagai protes atas penahanan administratif dan keputusan Israel untuk mengirim dia kembali ke penjara untuk menjalani sisa 16 tahun penjara setelah sebelumnya dia divonis 26 tahun penjara.
Penahanan administratif adalah semacam penjara tanpa pengadilan atau tuduhan yang jelas yang memungkinkan rezim Tel Aviv untuk memenjarakan warga Palestina selama enam bulan. Perintah penahanan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Issawi ditangkap oleh Israel pada tahun 2002. Pada tahun 2011, pria Palestina berusia 33 tahun itu dibebaskan dari penjara dengan pembebasan bersyarat tetapi ditangkap kembali kurang dari setahun kemudian karena diduga melanggar pembebasan bersyaratnya.
"Saya ingin melindungi hak-hak tahanan Palestina dan mencegah Israel dari menangkap kembali lebih banyak orang Palestina," kata Issawi sebagaimana diberitakan Press TV.
Selama mogok makan, yang berlangsung selama lebih dari delapan bulan hingga April 2013, ia hanya mengkonsumsi cairan yang ditambah dengan vitamin.
Issawi memutuskan untuk mengakhiri protesnya setelah Israel setuju untuk mempersingkat hukumannya dan memberinya delapan bulan hukuman pelanggaran pembebasan bersyarat.
Protes Issawi menarik perhatian luas di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza.
Pada tanggal 13 April, Menteri Palestina Untuk Urusan Tawanan, Issa Qaraqea mengatakan Palestina telah meminta rezim Israel untuk melepaskan Issawi secara sementara ke Tepi Barat namun permintaan ditolak.
"Kami mengusulkan agar mereka membebaskannya ke Ramallah untuk sementara waktu dan mereka menolak. Kami [bahkan] setuju untuk mengirimnya ke Eropa selama beberapa bulan untuk menerima perawatan medis dan kemudian kembali lagi, tapi mereka menolak," kata menteri Palestina itu.
Tahanan Palestina di penjara-penjara Israel telah menjadi subyek pelanggaran hak asasi manusia seperti penggunaan penyiksaan selama interogasi oleh otoritas penjara Israel.
Menurut sumber-sumber Palestina, lebih dari 4.500 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, banyak dari mereka tanpa tuduhan atau pengadilan.
Samer al-Issawi, yang telah di penjara sejak Juli 2012, dibebaskan dari penjara Shata pada hari Senin.
Issawi mulai 260 hari mogok makan pada bulan Agustus 2012. Aksi mogok makannya dilakukan sebagai protes atas penahanan administratif dan keputusan Israel untuk mengirim dia kembali ke penjara untuk menjalani sisa 16 tahun penjara setelah sebelumnya dia divonis 26 tahun penjara.
Penahanan administratif adalah semacam penjara tanpa pengadilan atau tuduhan yang jelas yang memungkinkan rezim Tel Aviv untuk memenjarakan warga Palestina selama enam bulan. Perintah penahanan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Issawi ditangkap oleh Israel pada tahun 2002. Pada tahun 2011, pria Palestina berusia 33 tahun itu dibebaskan dari penjara dengan pembebasan bersyarat tetapi ditangkap kembali kurang dari setahun kemudian karena diduga melanggar pembebasan bersyaratnya.
"Saya ingin melindungi hak-hak tahanan Palestina dan mencegah Israel dari menangkap kembali lebih banyak orang Palestina," kata Issawi sebagaimana diberitakan Press TV.
Selama mogok makan, yang berlangsung selama lebih dari delapan bulan hingga April 2013, ia hanya mengkonsumsi cairan yang ditambah dengan vitamin.
Issawi memutuskan untuk mengakhiri protesnya setelah Israel setuju untuk mempersingkat hukumannya dan memberinya delapan bulan hukuman pelanggaran pembebasan bersyarat.
Protes Issawi menarik perhatian luas di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza.
Pada tanggal 13 April, Menteri Palestina Untuk Urusan Tawanan, Issa Qaraqea mengatakan Palestina telah meminta rezim Israel untuk melepaskan Issawi secara sementara ke Tepi Barat namun permintaan ditolak.
"Kami mengusulkan agar mereka membebaskannya ke Ramallah untuk sementara waktu dan mereka menolak. Kami [bahkan] setuju untuk mengirimnya ke Eropa selama beberapa bulan untuk menerima perawatan medis dan kemudian kembali lagi, tapi mereka menolak," kata menteri Palestina itu.
Tahanan Palestina di penjara-penjara Israel telah menjadi subyek pelanggaran hak asasi manusia seperti penggunaan penyiksaan selama interogasi oleh otoritas penjara Israel.
Menurut sumber-sumber Palestina, lebih dari 4.500 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, banyak dari mereka tanpa tuduhan atau pengadilan.
Sumber
Spoiler for "search":
0
865
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan