TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan main game bukanlah hobi yang buruk, asal diarahkan. Dia mendorong para gamer--sebutan para penggila game--untuk mendalami ilmu dan teknologinya. "Kita harus belajar dari Apple. Awalnya kan kecil, tapi sekarang mendunia. Kita juga bisa," kata Risma di hadapan para peserta Surabaya Animation and Game Expo (SAGA) 2013 di Surabaya Town Square, Jumat, 20 Desember 2013.

Risma menyadari dunia teknologi dan informasi (TI) sangat diperlukan pada masa mendatang. Oleh karena itu, dia mendorong para pelajar untuk ikut andil dalam bisnis TI yang menjanjikan. Dengan demikian, mereka bukan saja sebagai penikmat, tetapi mampu menciptakan game maupun animasi.

Bukan hanya motivasi, dia juga siap mendukung karya-karya para pelajar Surabaya. Misalnya, memberi pendampingan untuk mendapatkan hak paten. "Supaya karya mereka tidak diklaim oleh pihak lain, bahkan pihak asing," ujarnya.

SAGA 2013 merupakan wadah yang disediakan pemerintah kota khusus bagi para penikmat atau penggiat game dan animasi. Menurut Risma, kegiatan ini mampu merangsang kreativitas generasi muda untuk terus mengembangkan inovasinya. "Ini bagus bagi anak-anak untuk mengisi waktu luang mereka daripada melakukan hal-hal yang negatif," katanya.

Sebanyak 41 tim dari berbagai sekolah ikut menjadi peserta dalam ajang ini. Setiap tim beranggotakan dua orang. Mereka menuangkan ide-ide kreatifnya dalam menciptakan permainan maupun karya animasi. Tak hanya dipamerkan, puluhan karya tersebut juga dilombakan. Jenis lomba terbagi dalam dua kategori, yakni game dan animasi.

Sedangkan untuk kelompok tingkatan dibedakan menurut jenjang pendidikan, SMP dan SMA/SMK. Game versi pelajar ini kebanyakan berjenis RPG (role-playing game), meskipun ada juga beberapa yang bergenre action dan interaktif.

Sumber: http://www.tempo.co/