- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Inovasi] Mahasiswa ITS Ciptakan Sepeda Motor Gas dan Listrik
TS
anakkuning
[Inovasi] Mahasiswa ITS Ciptakan Sepeda Motor Gas dan Listrik
Biasanya orang buat motor bahan bakar gas atau listrik tapi ini digabung gan jadi motor gas dan listrik
sumber : http://m.suarasurabaya.net/infotekno...c1842013128215
Quote:
Mahasiswa ITS menciptakan sepeda motor ramah lingkungan berbahan bakar gas dan listrik. Karya mahasiswa ITS ini berhasil dibuat setelah sebelumnya mereka juga berhasil membuat purwa rupa mobil irit energi Nagageni.
Hendro Nurhadi Dipl Ing PhD pembimbing mahasiswa D3 Teknik Mesin ITS pada suarasurabaya.net, Jumat (13/12/2013) mengatakanan pembuatan dua jenis sepeda motor tersebut telah dimulai sejak 2012 lalu. Ide tersebut muncul lantaran beberapa negara maju di dunia tengah gencar memproduksi sepeda motor berbahan bakar gas dan listik.
�Sayangnya, di Indonesia masih belum ada yang berani membuat jenis sepeda motor serupa,� terang Hendro
Sehingga, dia dan beberapa mahasiswanya tertantang untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dalam membuat sepeda motor berbahan bakar listrik dan gas.
Selama setahun, dua sepeda motor baru pun lahir. Pertama, sepeda motor berbahan bakar gas yang bernama Wisanggeni dan yang kedua ialah sepeda motor berbahan bakar listrik berjuluk Rajageni.
Hendro menjelaskan, Wisanggeni memiliki beberapa keunggulan diantaranya hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
Motor ini mampu menempuh jarak 70 kilometer per jam hanya dengan satu kilogram bahan bakar gas saja. Selain itu juga tidak mengeluarkan emisi gas buang berupa gas CO
"Tak hanya itu, Wisanggeni juga mempunyai kelebihan lebih ekonomis. Sebab, gas LPG ukuran tiga kilogram pun bisa digunakan sebagai bahan bakar," ujar dia.
Tabung gas tersebut dapat diletakan di bawah tempat duduk pengemudi. Sebagai pengaman, pada tabung gas juga dilengkapi alat regulator serta sensor gas.
�Dengan adanya pengamanan tersebut, Wisanggeni dapat diproduksi sebagai sepeda motor asli buatan Indonesia� tutur Hendro.
Sementara untuk desainnya, Wisanggeni memiliki tampilan yang cukup menarik. Hendro dan timnya mengadopsi beberapa bentuk motor laki-laki lalu mengkombinasikannya dengan warna merah dan putih. Hendro mengaku, desain tersebut merupakan karya timnya sendiri mengikuti selera pasar.
Sedangkan untuk Rajageni, desainnya lebih modern layaknya motor matik. Dengan bahan bakar listrik, Rajageni pun mampu berjalan dengan kecepatan maksimal 75 kilometer per jam.
�Dengan adanya kendaraan yang menggunakan energi alternatif, ketergantungan akan bahan bakar minyak bisa semakin berkurang,� tambah dia.
Meski begitu, Hendro menegaskan bahwa masih perlu adanya pengembangan dari kedua prototipe tersebut, salah satunya dari aspek mesin motor. Untuk saat ini, mesin yang digunakan masih memanfaatkan yang ada di pasaran. Namun, untuk ke depannya akan diusahakan membuat sendiri.
Hendro berharap, kedua prototipe tersebut dapat diproduksi secara masal. Menurutnya, hal itu tidak akan sulit jika ada kerja sama antara pihak industri, akademisi dan pemerintah.
�Rencananya, bila bisa diproduksi massal kami akan sesuaikan dengan harga rata-rata di pasaran, namun dengan kualitas yang lebih baik,� pungkas dia. (dwi/edy)
Hendro Nurhadi Dipl Ing PhD pembimbing mahasiswa D3 Teknik Mesin ITS pada suarasurabaya.net, Jumat (13/12/2013) mengatakanan pembuatan dua jenis sepeda motor tersebut telah dimulai sejak 2012 lalu. Ide tersebut muncul lantaran beberapa negara maju di dunia tengah gencar memproduksi sepeda motor berbahan bakar gas dan listik.
�Sayangnya, di Indonesia masih belum ada yang berani membuat jenis sepeda motor serupa,� terang Hendro
Sehingga, dia dan beberapa mahasiswanya tertantang untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dalam membuat sepeda motor berbahan bakar listrik dan gas.
Selama setahun, dua sepeda motor baru pun lahir. Pertama, sepeda motor berbahan bakar gas yang bernama Wisanggeni dan yang kedua ialah sepeda motor berbahan bakar listrik berjuluk Rajageni.
Hendro menjelaskan, Wisanggeni memiliki beberapa keunggulan diantaranya hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
Motor ini mampu menempuh jarak 70 kilometer per jam hanya dengan satu kilogram bahan bakar gas saja. Selain itu juga tidak mengeluarkan emisi gas buang berupa gas CO
"Tak hanya itu, Wisanggeni juga mempunyai kelebihan lebih ekonomis. Sebab, gas LPG ukuran tiga kilogram pun bisa digunakan sebagai bahan bakar," ujar dia.
Tabung gas tersebut dapat diletakan di bawah tempat duduk pengemudi. Sebagai pengaman, pada tabung gas juga dilengkapi alat regulator serta sensor gas.
�Dengan adanya pengamanan tersebut, Wisanggeni dapat diproduksi sebagai sepeda motor asli buatan Indonesia� tutur Hendro.
Sementara untuk desainnya, Wisanggeni memiliki tampilan yang cukup menarik. Hendro dan timnya mengadopsi beberapa bentuk motor laki-laki lalu mengkombinasikannya dengan warna merah dan putih. Hendro mengaku, desain tersebut merupakan karya timnya sendiri mengikuti selera pasar.
Sedangkan untuk Rajageni, desainnya lebih modern layaknya motor matik. Dengan bahan bakar listrik, Rajageni pun mampu berjalan dengan kecepatan maksimal 75 kilometer per jam.
�Dengan adanya kendaraan yang menggunakan energi alternatif, ketergantungan akan bahan bakar minyak bisa semakin berkurang,� tambah dia.
Meski begitu, Hendro menegaskan bahwa masih perlu adanya pengembangan dari kedua prototipe tersebut, salah satunya dari aspek mesin motor. Untuk saat ini, mesin yang digunakan masih memanfaatkan yang ada di pasaran. Namun, untuk ke depannya akan diusahakan membuat sendiri.
Hendro berharap, kedua prototipe tersebut dapat diproduksi secara masal. Menurutnya, hal itu tidak akan sulit jika ada kerja sama antara pihak industri, akademisi dan pemerintah.
�Rencananya, bila bisa diproduksi massal kami akan sesuaikan dengan harga rata-rata di pasaran, namun dengan kualitas yang lebih baik,� pungkas dia. (dwi/edy)
sumber : http://m.suarasurabaya.net/infotekno...c1842013128215
0
1.8K
Kutip
6
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan