- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Saya Lebih Percaya TEMPO Ketimbang Jilbab Hitam


TS
januswijaya
Saya Lebih Percaya TEMPO Ketimbang Jilbab Hitam

Ingin sekali sungguh-sungguh memiliki keyakinan seperti tertuang pada judul di atas. Aku ulang dalam paragraf ini, Saya Lebih Percaya TEMPO Ketimbang Jilbab Hitam. Mudah menulisnya, sulit menyebutnya dengan kusyu’ di lubuk hati terdalam.
Mengapa?
TEMPOLeaks :
Proposal Iklan Katadata Rp 600 Juta dan BHM Minta Rp 1 Miliar ke Bank Mandiri
Penemuan aliran dana suap Rudi Rubiandini dari Kernell Oil melalui Bank Mandiri menjadi peluang tersendiri bagi TEMPO dan Katadata sebagai kroninya. Pada Selasa, 13 Agustus 2013 Rudi ditangkap karena menerima suap dari Kernell Oil. Dari kasak-kusuk di KPK diperoleh informasi penting :
“Adanya aliran dana suap Rudi selaku Komisaris Bank Mandiri melalui rekening di Bank Mandiri”
Info ini yang menjadikan bank BUMN tersebut menjadi sasaran pemerasan TEMPO dan Katadata.
Pada Rabu, 14 Agustus 2013, Katadata dan TEMPO menggeber pemberitaan soal inisial S dan aliran suap melalui Bank Mandiri tersebut. Pada Kamis, 15 Agustus 2013, Metta Dharmasaputra dan Lin Che Wei datang ke gedung Bank Mandiri dengan bendera Katadata untuk meminta iklan senilai Rp 600 juta. Keduanya bertemu langsung dengan CEO Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin, Metta Dharmasaputra dengan modus wawancara ekslusif terkait aliran dana suap Rudi di Bank Mandiri, sedangkan Lin Che Wei melobi proposal iklan senilai Rp 600 juta tersebut.
“Biar saya pikirkan dulu ya, karena pak RR memang komisaris kita tapi kan belum efektif. Lagipula, berdasarkan UU Kerahasiaan Nasabah, kami pun tidak dapat melihat dan memang tidak diizinkan menilai tujuan dari sebuah transaksi pencairan, transfer atau apa pun, kecuali ada permintaan dari Bank Indonesia, PPATK, pokoknya yang berwenang. Dan biasanya waktu untuk memberikan data tersebut 14 hari kerja,” papar Budi Gunadi Sadikin (BGS).
Berdasarkan sudut pandang itu, BGS pun tidak berpikir macam-macam dengan pengajuan proposal iklan Rp 600 juta dengan mahar menutup berita aliran dana suap Rudi via Bank Mandiri, karena BGS berpikir, setidaknya masih ada waktu 14 hari kerja sebelum potensi serangan negatif terjadi. Dan tim Bank Mandiri pun bisa melihat dulu seberapa jauh isu bergerak, sebelum memutuskan menerima proposal Katadata tersebut.
Malamnya, masih di hari yang sama, Metta Dharmasaputra tampil di Kompas TV dalam acara bertajuk “Menyingkap Tabir Suap Rudi Rubiandini” bersama Eks Kepala BP Migas Kardaya Warnika. Dalam kesempatan ini, Metta Dharmasaputra juga sempat menyinggung keterkaitan Bank Mandiri dalam kasus suap Rudi. Tujuannya tentu saja untuk menekan BGS dan Bank Mandiri mengenai “bahaya” dimainkannya aliran dana suap via Bank Mandiri tersebut secara lebih besar. Sudah tayang di TEMPO, Katadata, lalu disebut dalam acara di Kompas TV.
Pada Jumat 16 Agustus 2013, BHM si CEO TEMPO pun partisipasi dalam modus “pemerasan kerah putih”. Jumat sian, BHM menelpon langsung BGS dengan alibi baru sadar Bank Mandiri disebut-sebut dalam suap SKK Migas setelah menonton Kompas TV yang menampilkan Metta dan Kardaya serta draft naskah TEMPO untuk edisi Senin, 18 Agustus 2013.
“Loe ada Rp 1 M nggak? Nanti gue bantu redam beritanya dan kita belokin ke sasaran lain. Ini isu gede, banyak barang bukti yang bisa dipake buat belokin sana-sini,” tanya BHM pada BGS.
“Jangan loe maenin sekarang dong. Kan Bank Mandiri juga belum dapat request dari BI sama PPATK soal aliran dana suap RR. Lagian waktunya juga 14 hari kerja. Kita lihat dulu deh hasilnya nanti setelah BI sama PPATK masuk. Kalau sekarang terlalu dini bos, bisa bantu nggak redam dulu, sambil tunggu hasilnya?” ucap BGS pada BHM via Hape.
“Nggak janji ya, gue coba semampu gue. Loe tau kan anak-anak pasti minta duit buat redam ginian,” jelas BHM.
Alhasil, terbitlah TEMPO Edisi Senin 18 November 2013 bertajuk “Setelah Rudi, Siapa Terciprat?”.
“Cause you know sometimes word have two meanings”
- Led Zeppelin -
0
2.4K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan