jajang100Avatar border
TS
jajang100
Kaleidoskop Sepak Bola Indonesia Tahun 2013


inilah..com, Jakarta - Tahun 2013 tinggal hitungan hari saja. Selama tahun 2013, banyak hal terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Apa saja?

Terjadi beberapa momen bahagia yang terjadi di dunia sepak bola Indonesia, di antaranya keberhasilan Timnas Indonesia U-19 di kancah Asia, Persipura Jayapura yang menjadi juara Liga Super Indonesia 2013, hingga berakhirnya konflik dualisme di tubuh PSSI.

Namun di balik kabar gembira itu, terselip berita duka. Dua pemain asing yang bermain di Indonesia harus meninggal akibat tak bisa berobat. Tak hanya itu saja, FIFA mencium kalau di sepak bola Indonesia terjadi kasus pengaturan skor.

Lantas apa saja yang terjadi di sepak bola Indonesia selama tahun 2014? Berikut penjelasannya:


1. Dualisme di PSSI Berakhir

Dualisme di tubuh PSSI diakhiri dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Borobudur, Jakarta, 17 Maret lalu.

Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin kala itu memastikan kalau dualisme di tubuh PSSI telah berakhir dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) membubarkan dirinya.

Tak lama setelah KPSI membubarkan diri, PSSI menunjuk mantan Ketua KPSI, La Nyalla Mattalitti untuk menjadi Wakil Ketua Umum PSSI. Keputusan itu berdasarkan hasil keputusan bersama Anggota Eksekutif (Exco) PSSI.



2. Terbentuknya Badan Tim Nasional

Setelah dualisme berakhir, PSSI membentuk Badan Tim Nasional (BTN) yang dimaksudkan untuk menangani dan menciptakan Timnas Indonesia. Awalnya, BTN diketuai oleh Bupati Kutai Timur, Isran Noor.

Namun Anggota Eksekutif (Exco) PSSI menilai kalau BTN harus diketuai oleh anggota internal PSSI. Alhasil, Isran Noor pun digantikan oleh La Nyalla Mattalitti.

Dengan adanya BTN yang diisi perwakilan dari PSSI, diharapkan bisa kembali membangun timnas yang jauh lebih kuat. Apalagi timnas akan dihuni pemain-pemain terbaik yang ada di Indonesia saat ini.



3. Pemain Asing Meninggal Dunia

Awan hitam menyelimuti sepak bola Indonesia. Pada Bulan Juli 2013, pemain asing Pelita Bandung Raya (PBR), Sekou Camara menghembuskan nafan terakhirnya saat tengah mengikuti latihan di Stadion Siliwingi.

Camara meninggal akibat serangan jantung. Dia dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Halmahera tepat pada pukul 23.WIB. Pihak PBR pun sudah memulangkan jenazah Camara ke negara asalnya, Mali.

Setelah Camara, pemain asing lainnya yang tutup usia di tahun 2013 adalah Salomon Begondou. Pemain Persipro Probolinggo itu tutup usia karena menderita sakit.

Ironisnya, Salomon meninggal akibat tidak bisa berobat. Dia belum menerima gaji dari manajemen Persipro.

Jenazah Salomon sempat terkatung-katung sebelum akhirnya, Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti membiayai pemulangan jenazah Salomon ke negara asalnya, Kamerun.



4. Jacksen F Tiago Jadi Pelatih Timnas

Bulan April 2013, BTN menunjuk Jacksen F Tiago sebagai pelatih Timnas Senior Indonesia.

Ketua BTN, La Nyalla Mattalitti menjelaskan kalau Jacksen menyingkirkan dua kandidat lainnya, Luis Manuel Blanco dan Alfred Riedl.

Jacksen ditugaskan oleh BTN untuk menahkodai Timnas Senior hingga tanggal 19 November 2013. Pelatih asal Brasil itu memimpin Tim Merah Putih di kualifikasi Piala Asia 2015.

Debutnya bersama Timnas ditandai dengan kekalahan 3-0 atas Timnas Belanda dalam laga uji coba di Jakarta, akhir Bulan April lalu. Karirnya bersama Timnas juga diakhiri dengan kekalahan, yakni dibungkan Timnas Iran 0-2 dalam babak kualifikasi Piala Asia 2015 di Jakarta, November lalu.

Meski singkat menjadi pelatih Timnas, Jacksen berhasil menciptakan sistem kekeluargaan di dalam tubuh pemain.



5. Alfred Riedl Kembali

Setelah kontrak Jacksen F Tiago sebagai pelatih Timnas Senior Indonesia habis di tanggal 19 November, BTN memilih Alfred Riedl untuk kembali menangani Skuad Garuda.

Kembalinya Riedl adalah hasil keputusan bersama Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

BTN dan PSSI mengontrak Riedl selama tiga tahun dengan target menjuarai Piala AFF tahun 2014. Pelatih asal Austria tersebut akan kembali menangani Timnas pada Januari 2014.

Sebelumnya, Riedl pernah melatih Timnas di tahun 2010. Namun akibat terjadi dualisme di tubuh PSSI, Riedl pun dipecat tanpa mendapat penjelasan.



6. Persipura Juara ISL

Persipura Jayapura menjadi juara Liga Super Indonesia (ISL) tahun 2013 pada bulan September lalu. Mutiara Hitam tampil sempurna, tim besutan Jacksen F Tiago itu menjadi juara setelah mengumpulkan 82 poin.

Sebagai bentuk apresiasi untuk sang pemenang, PT Liga Indonesia sebagai operator ISL pun memberikan trofi, medali dan uang hadiah sebesar 2,5 miliar Rupiah.

Arema Indonesia yang menjadi runner up dengan mengumpulkan 66 poin juga mendapat penghargaan berupa trofi medali dan uang hadiah 1,5 miliar Rupiah.

Tak hanya itu saja, PT Liga Indonesia juga memberikan penghargaan kepada Boaz Salossa yang menjadi top skor ISL dengan 25 gol. Boaz pun mendapat sepatu emas dan uang hadiah sebanyak 100 juta Rupiah.

Penyerang andalan Mutiara Hitam dan timnas senior Indonesia itu juga dinobatkan sebagai pemain terbaik ISL musim 2012-13. Boaz pun mendapat trofi dan uang 100 juta Rupiah. Total pemain bernomor punggung 86 itu mengantongi 200 juta Rupiah.

PT Liga Indonesia juga menobatkan Jacksen F Tiago sebagai pelatih terbaik di tahun ini. Jacksen terpilih setelah mengantarkan tim kebanggaan Papua meraih gelar ISL.

Skuat Mutiara Hitam lainnya yang menyabet gelar adalah Yoo Jae hoon. Dia terpilih sebagai penjaga gawang terbaik setelah mengalahkan I Made Wirawan dan Kurnia Meiga.

Pesta di Stadion Mandala Papua kian lengkap setelah PT Liga Indonesia menunjuk Persipura sebagai klub paling fair play di musim ini.

Penghargaan terakhir diberikan kepada Syakir Sulaiman. Gelandang yang memperkuat Persiba Balikpapan itu dinobatkan sebagai pemain muda terbaik ISL. Dia mengalahkan pemain timnas senior, Bayu Gatra.



7. Kiprah Timnas Indonesia U-19

Timnas Indonesia U-19 membuat publik tanah air bangga dengan prestasi yang dibuat Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan dalam kurun waktu dua Bulan.

Pada Bulan September 2013, tim yang dinahkodai Indra Sjafri itu berhasil menjadi juara Piala AFF U-19 di Sidoarjo, Jawa Timur. Pada partai final yang berlangsung di Sradion Gelora Delta, Garuda Muda mengalahkan Vietnam dalam drama adu penalti dengan skor 7-6.

Sebulan kemudian, Timnas U-19 kembali membuat masyarakat Indonesia bangga. Evan Dimas berhasil meloloskan Indonesia di kualifikasi Piala Asia U-19 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Hebatnya lagi, Timnas U-19 tidak pernah menelan kekalahan di Grup G. Puncaknya, Garuda Muda berhasil mengalahkan juara bertahan, Korea Selatan dengan skor 3-2. Kapten tim, Evan Dimas mencetak tiga gol. Indonesia pun berhak berlaga di Myanmar Bulan Oktober 2014.

Berkat kegemilangan tersebut, BTN pun memberikan program jangka panjang untuk Timnas U-19. Saat ini, Garuda Muda tengah melakukan pemusatan latihan di Batu, Jawa Timur.

Pemusatan latihan itu dilakukan agar Indonesia bisa menembus partai semifinal Piala Asia U-19. Jika berhasil menjadi empat besar, maka Garuda Muda secara otomatis akan tampil di Piala Dunia U-20 tahun 2015 di Selandia Baru.



8. Kiprah Timnas U-23

Berlainan dengan Timnas U-19 yang terus meraih juara, seniornya, Timnas U-23 hanya mampu menjadi runner up dalam dua kompetisi bergensi antar negara.

Ajang pertama yang diikuti oleh tim besutan Rahmad Darmawan itu adalah Islamic Solidarity Games (ISG). Meski bermain di tanah air, yakni di Palembang, Timnas U-23 gagal meraih juara.

Ya, di partai final ISG, Andik Vermansyah dan kawan-kawan kalah dari Maroko dengan skor 2-1 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, 29 September lalu. Garuda Muda pun hanya menjadi runner up.

Hasil yang diraih Timnas U-23 di ajang ISG merembet ke SEA Games 2013. Lagi-lagi, Garuda Muda kembali menjadi runner up.

Di partai final SEA Games 2013, Sabtu (21/12/2013), Timnas U-23 kalah tipis 0-1 dari Thailand. Kekalahan tersebut membuat Indonesia kembali harus bersabar meraih emas di cabang sepak bola pada ajang dua tahunan tersebut.

Terakhir kali sepak bola meraih emas pada kejuaraan terbesar di Asia Tenggara itu, yakni pada tahun 1991.



9. Kasus Pengaturan Skor

Persepakbolaan Indonesia tercoreng setelah FIFA mencium adanya kasus match fixing di Liga Prima Indonesia (IPL).

Kasus pengaturan skor di babak play-off IPL terungkap setelah adanya pemberitahuan data Early Warning System (EWS) dari Direktur Keamanan FIFA, Ralf Mutschke kepada PSSI, awal November lalu. Data tersebut pun langsung ditindaklanjuti oleh PSSI.

Dari hasil analisa video pertandingan dan meminta keterangan perangkat pertandingan, Komdis menjelaskan, terdapat dua klub yang melakukan pengaturan skor yakni PSLS Lhokseumawe dan Bontang FC.

Namun dalam kurun waktu dua bulan, PSSI berhasil mengetahui mafia sepak bola di Indonesia, yakni Michael, David dan Yusuf. Tak hanya itu saja, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI berhasil mengungkap modus ketiga mafia itu.

Kesal dengan kasus pengaturan skor tersebut, Komdis PSSI pun memberikan hukuman berat kepada PSLS dan Bontang. Hukumannya adalah diturunkan ke kasta terendah di sepak bola Indonesia. Kedua klub tersebut juga tidak boleh aktif di sepak bola Indonesia selama dua tahun.


[url]http://bola.inilah..com/read/detail/2058536/kaleidoskop-sepak-bola-indonesia-tahun-2013[/url]

Yang Paling Indah Tentu U-19
0
1.1K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan