Oposisi Thailand melakukan pertemuan pada untuk mempersiapkan langkah memboikot Pemilu Thailand 2 Februari 2014. Pertemuan dilakukan di saat pendemo anti-pemerintah masih melakukan aksinya di pusat Kota Bangkok.

Massa anti-pemerintah terus melakukan aksi turun ke jalan untuk menentang kekuasaan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Mereka terus merangksek ke wilayah kantor Perdana Menteri Yingluck, namun jumlah pendemo tidak terlalu banyak dibandingkan protes awal.

Kini Partai Demokrat yang menjadi oposisi pemerintah, mempertimbangkan untuk melakukan boikot atas pemilu. Sebelumnya, Partai Demokrat sudah menarik seluruh anggota mereka yang duduk di kursi parlemen. Demikian diberitakan The Bangkok Post, Sabtu (21/12/2013).

Sementara partai penguasa pemerintah -Partai Pheu Thai- bersikeras untuk mewujudkan Pemilu 2 Februari 2014. Ketua Partai Pheu Thai Charupong Ruangsuwan menegaskan pihaknya tidak akan menunda pemilu.

Bagi Ruangsuwan, pemilu sudah ditetapkan melalui Dekrit Kerajaan dan hal itu tidak bisa diubah. Selain itu, Ruangsuwan memastikan bahwa PM Yingluck akan menjadi kandidat utama dari Partai Pheu Thai.

Sementara mengenai upaya untuk menghadapi protes anti-pemerintah, Partai Pheu Thai berencana untuk melakukan pertemuan dengan partai politik yang masih bergabung dalam koalisi. Pertemuan akan membahas cara mengakhiri konflik politik.

Bangkok sudah diwarnai aksi protes selama sepekan terakhir. Aksi protes ditujukan untuk melengserkan kekuasaan PM Yingluck, yang dinilai menjadi boneka dari mantan PM Thaksin Shinawatra yang tidak lain adalah kakaknya sendiri.

Penolakan atas Yingluck merebak setelah perdana menteri perempuan pertama Thailand itu berniat untuk memberi amnesti kepada Thaksin yang masih dalam pengasingan di luar negeri. Thaksin kabur ke luar negeri untuk menghindari kasus korupsi yang dihadapkan kepadanya.


SUMBER