- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menguak Tabir PDRI “Sejarah PDRI Masih Terlupakan”


TS
wongsodijoyo
Menguak Tabir PDRI “Sejarah PDRI Masih Terlupakan”
Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
kembali lagi dengan gue pastinya gue bakal ngasih info yang menarik tentang semua fakta yang belum di ketahui .. 

Quote:
Spoiler for 1. Presiden PDRI:

Quote:
apakah agan tau dengan orang ini ? jangankan orang ini apa agan tau PDRI ? yuk simak di bawah ini ..
Quote:
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) adalah penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia periode 22 Desember 1948 - 13 Juli 1949, dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang disebut juga dengan Kabinet Darurat. Sesaat sebelum pemimpin Indonesia saat itu, Sukarno dan Hatta ditangkap Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, mereka sempat mengadakan rapat dan memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan sementara.
Spoiler for Kabinet Darurat:

Quote:
PM Hatta yang sudah berada di istana presiden dari Kaliurang, tempat peristirahatannya segera bertindak. Sidang kabinet diadakan untuk memberi mandat kepada Sjafruddin agar membentuk pemerintahan darurat di Sumatera.
Mandat serupa juga dikirimkan kepada LN Palar, Dr Sudarsono dan AA Maramis yang sedang berada di India, sekiranya Sjafruddin gagal dalam usahanya membentuk pemerintahan darurat. Ternyata Sjafruddin mampu melakukannya. Namun sayangnya dalam pidato Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1949 yang bertalian dengan peristiwa 19 Desember 1948, presiden tidak menyebut satu kata pun tentang PDRI, sebuah pemerintah sementara yang mendapat mandat penuh dari presiden dan wakil presiden. Apalagi PDRI telah turut menyelamatkan kedaulatan republik dalam situasi yang gawat.
Mandat serupa juga dikirimkan kepada LN Palar, Dr Sudarsono dan AA Maramis yang sedang berada di India, sekiranya Sjafruddin gagal dalam usahanya membentuk pemerintahan darurat. Ternyata Sjafruddin mampu melakukannya. Namun sayangnya dalam pidato Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1949 yang bertalian dengan peristiwa 19 Desember 1948, presiden tidak menyebut satu kata pun tentang PDRI, sebuah pemerintah sementara yang mendapat mandat penuh dari presiden dan wakil presiden. Apalagi PDRI telah turut menyelamatkan kedaulatan republik dalam situasi yang gawat.
Spoiler for Markas PDRI di Bidar alam:

Quote:
Nagari Bidar Alam di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, merupakan saksi sejarah Republik Indonesia saat masa darurat 1948. ketika itu Belanda menahan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Bila dibandingkan dengan lokasi lain yang disinggahi Syafruddin, Bidar Alam merupakan tempat terlama yang disinggahinya, yakni 3,5 bulan.
Di Jorong Bulian, Nagari Bidar Alam, tinggal satu-satunya tokoh sejarah saksi mata masa pemerintahan darurat Indonesia, Ibnu Abbas (84). Dia merupakan asisten dr Sambiyono. Sambiyono sendiri merupakan dokter pribadi Syafruddin. Rambut, janggut putih, peci haji, serta batik cokelat yang disempurnakan dengan sarung motif kotak, menjadi penampilan khas Abbas. Meski usianya sudah senja, namun Abbas masih ingat betul bagaimana saat-saat Syafruddin masuk ke Sumatera Barat.Abbas pun memulai cerita kebersamaannya dengan Syafruddin. Awalnya, dia mengaku tidak mengenal Syafruddin. Namun, melalui radio, dia mendengar bahwa Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta sudah ditangkap Belanda.
Di Jorong Bulian, Nagari Bidar Alam, tinggal satu-satunya tokoh sejarah saksi mata masa pemerintahan darurat Indonesia, Ibnu Abbas (84). Dia merupakan asisten dr Sambiyono. Sambiyono sendiri merupakan dokter pribadi Syafruddin. Rambut, janggut putih, peci haji, serta batik cokelat yang disempurnakan dengan sarung motif kotak, menjadi penampilan khas Abbas. Meski usianya sudah senja, namun Abbas masih ingat betul bagaimana saat-saat Syafruddin masuk ke Sumatera Barat.Abbas pun memulai cerita kebersamaannya dengan Syafruddin. Awalnya, dia mengaku tidak mengenal Syafruddin. Namun, melalui radio, dia mendengar bahwa Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta sudah ditangkap Belanda.
Spoiler for saksi mata:

Quote:
“Orang bilang Bapak Syafruddin sebagai kepala pemerintah darurat akan datang ke sini untuk mengomando perang gerilya. Itu berita sampai di sini,” tutur pria kelahiran 1928 yang masih tampak segar itu.
Dia kembali berkisah, dari keterangan yang dia dapat, sebenarnya Syafruddin hendak menuju ke Pekanbaru, Riau, namun batal. Sebab, keberangkatannya sudah diketahui Belanda.
“Saat menuju ke Pekanbaru, rombongan mobilnya ditembak oleh Belanda dengan cocor merah (pesawat capung, red). Beruntung, saat itu dia tidak kena tembak, namun mobilnya rusak dan kaca matanya pecah. Setelah itu, dia meneruskan perjalanan ke Pulau Punjung, Dharmasraya,” sambungnya.
Perjalanan diteruskan ke Pulau Punjung, namun mereka tidak bisa lama di daerah itu. Sebab, Belanda mudah menjangkau mereka. Pada 3 Januari 1949, rombongan PDRI menuju Abai lewat Sungai Dareh.
”Perjalanan mereka menempuh waktu sehari semalam. Itu pun memakai perahu menggunakan dayung dari bambu. Perjalanan lama karena melawan arus sungai,” ungkapnya.
Dia kembali berkisah, dari keterangan yang dia dapat, sebenarnya Syafruddin hendak menuju ke Pekanbaru, Riau, namun batal. Sebab, keberangkatannya sudah diketahui Belanda.
“Saat menuju ke Pekanbaru, rombongan mobilnya ditembak oleh Belanda dengan cocor merah (pesawat capung, red). Beruntung, saat itu dia tidak kena tembak, namun mobilnya rusak dan kaca matanya pecah. Setelah itu, dia meneruskan perjalanan ke Pulau Punjung, Dharmasraya,” sambungnya.
Perjalanan diteruskan ke Pulau Punjung, namun mereka tidak bisa lama di daerah itu. Sebab, Belanda mudah menjangkau mereka. Pada 3 Januari 1949, rombongan PDRI menuju Abai lewat Sungai Dareh.
”Perjalanan mereka menempuh waktu sehari semalam. Itu pun memakai perahu menggunakan dayung dari bambu. Perjalanan lama karena melawan arus sungai,” ungkapnya.
Spoiler for Markas Radio:

Quote:
di tempat inilah para pemimpin PDRI melakukan komunikasi dengan pulau jawa khususnya hutan jogjakarta dimana kota jogja di kuasai oleh para belanda ..
Spoiler for Penginapan Pejabat PDRI:

Quote:
Abbas menuturkan, selama Syafruddin berada di Bidar Alam, dia menjadi pengawalnya. Syafruddin betah di Bidar Alam sebab dia merasa seperti di kampungnya sendiri.
”Bahkan saat di Bidar Alam, kalau dia pergi ke mana tidak pakai pengawal, tidak seperti wakilnya Mohammad Hasan. Dia punya pengawal dan memakai senjata lengkap, bernama Ibrahim. Buang air besar saja dikawal. Saat di Bidar Alam mereka menginap di rumah penduduk, untuk Pak Syaf tinggal di Rumah Jama,” ulas Abbas.
Abbas mengawal Syafruddin dengan jarak 10 meter. ”Saya mengawasinya dan memantau, tapi itu jaraknya 10 meter. Biasanya, beliau keluar itu pakai kain sarung. Kadang-kadang pergi sendiri saja tidak minta dikawal,” ungkapnya.
Meski secara geografis daerah Bidar Alam saat itu sangat susah dijangkau, namun komunikasi dengan jaringan pemerintah di Pulau Jawa tetap dilakukan dengan radio milik Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Saat itu peran AURI sangat besar dalam menyediakan peralatan komunikasi dengan pemerintah sipil dan militer.
”Bahkan saat di Bidar Alam, kalau dia pergi ke mana tidak pakai pengawal, tidak seperti wakilnya Mohammad Hasan. Dia punya pengawal dan memakai senjata lengkap, bernama Ibrahim. Buang air besar saja dikawal. Saat di Bidar Alam mereka menginap di rumah penduduk, untuk Pak Syaf tinggal di Rumah Jama,” ulas Abbas.
Abbas mengawal Syafruddin dengan jarak 10 meter. ”Saya mengawasinya dan memantau, tapi itu jaraknya 10 meter. Biasanya, beliau keluar itu pakai kain sarung. Kadang-kadang pergi sendiri saja tidak minta dikawal,” ungkapnya.
Meski secara geografis daerah Bidar Alam saat itu sangat susah dijangkau, namun komunikasi dengan jaringan pemerintah di Pulau Jawa tetap dilakukan dengan radio milik Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Saat itu peran AURI sangat besar dalam menyediakan peralatan komunikasi dengan pemerintah sipil dan militer.
Spoiler for Radio yang di pakai:

Quote:
”Di sini saat itu ada radio Markoni. Dia bicara sendiri seperti orang gila,” ungkapnya.
Dalam buku yang ditulis Guru Besar Universitas Negeri Padang, Mestika Zed, menyebut, stasiun Radio Bidar Alam dipimpin oleh Opsir Udara III Dick Tamimi beranggotakan teknisi dan telegrafis Sersan Mayor Udara Kusnadi dan Sersan Mayor Udara R Oedojo. Ketiganya berasal dari AURI Komandemen Bukittinggi.
Stasiun itu juga diperkuat seorang perwira sandi Opsir Muda Udara III Umar Said Noor dan seorang telegrafis Kopral Zainal Abidin. Keduanya berasal dari Pangkalan Udara Jambi. Semua radio memilki sandi berganti-ganti. Biasanya, mereka bekerja pada malam hari mulai pukul 22.00 sampai 04.00 dini hari. Kerjanya mengirim dan menerima berita dalam lingkungan AURI. Selain itu juga menyadap sandi musuh.Stasiun tersebut juga menyiarkan kegiatan PDRI kepada pejuang-pejuang lainnya di Sumatera dan Jawa. Rombongan PDRI di Bidar Alam pergi pada 22 April 1949.Alasan kepindahan, Pemerintah Belanda sudah mencium keberadaan Syafruddin di Bidar Alam.
Dalam buku yang ditulis Guru Besar Universitas Negeri Padang, Mestika Zed, menyebut, stasiun Radio Bidar Alam dipimpin oleh Opsir Udara III Dick Tamimi beranggotakan teknisi dan telegrafis Sersan Mayor Udara Kusnadi dan Sersan Mayor Udara R Oedojo. Ketiganya berasal dari AURI Komandemen Bukittinggi.
Stasiun itu juga diperkuat seorang perwira sandi Opsir Muda Udara III Umar Said Noor dan seorang telegrafis Kopral Zainal Abidin. Keduanya berasal dari Pangkalan Udara Jambi. Semua radio memilki sandi berganti-ganti. Biasanya, mereka bekerja pada malam hari mulai pukul 22.00 sampai 04.00 dini hari. Kerjanya mengirim dan menerima berita dalam lingkungan AURI. Selain itu juga menyadap sandi musuh.Stasiun tersebut juga menyiarkan kegiatan PDRI kepada pejuang-pejuang lainnya di Sumatera dan Jawa. Rombongan PDRI di Bidar Alam pergi pada 22 April 1949.Alasan kepindahan, Pemerintah Belanda sudah mencium keberadaan Syafruddin di Bidar Alam.
Spoiler for Tugu PDRI:

Quote:
disinilah tempat saksi nyata dimana PDRI pernah menjadikan bidar alam sebagai markas pemerintah PDRI ..
Quote:
setelah selama setahun presiden PDRI berpindah pindah akhirnya setelah serangan umu sebelas maret yang di lakukan oleh TNI , satu utusan menemui syafiruddin untuk bertemu dengan pak soekarno beserta pak hatta dan kabinetnya ..
Spoiler for Presiden PDRI & RI:

Quote:
walaupun syafiruddin kecewa dengan hasil sidang roem royem akhirnya PDRI pun di bubarkan dan dilupakan dari sejarah indonesia ..
Quote:
padahal tanpa adanya PDRI mungkin indonesia sudah takkan ada lagi . inilah pemikiran dan keberanian yang sejati disaat utusan pak hatta tidak mencapai lokasi ..
Quote:
sebenarnya masih banyak fakta fakta yang belum terungkap bukan hanya PDRI tapi tentang fakta G30SPKI ..
Quote:
cukup sekian trit ane bila ada kata yang salah mohon di maklumi 

billahi taufik walidayah wassalamualaikum wr . wb


billahi taufik walidayah wassalamualaikum wr . wb

Quote:
di mohon buat agan partisipasinya 

Quote:

Quote:
0
4.5K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan