TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kenangan sembilan tahun lalu masih melekat dalam benak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, SBY, masih sebagai Calon Presiden yang lolos dalam pilpres putaran kedua.
Suami Kristiani Herrawati itu, sembilan tahun lalu, tengah menghadapi Ujian Disertasi berjudul "Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi Politik, Kebijakan Fiskal."
Di hadapan para guru besar yang tergabung dalam komisi penguji, SBY mengenang dirinya mempertahankan disertasi--dengan cecaran pertanyaan.
Kenangan itu teringat kembali, saat SBY menyampaikan orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka Dies Natalis ke-50 di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/12/2013).
"Hari ini di sidang terbuka ini, mengingatkan saya sembilan tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 2 Oktober 2004. Ketika saya mempertahankan disertasi doktoral saya. Saya merasa lebih rileks saat ini," ungkap SBY, disambut tepuk tangan ribuan undangan.
Karena, kata SBY, Pidato atau orasi ilmiahnya, tidak disampaikan di hadapan tim penguji, yang dulu mencecar dan menghujani dengan pertanyaan yang berat lagi bertubi-tubi.
Namun, SBY pun mengungkap satu rahasia di balik kisah mempertahankan disertasi. Setelah dihujani dan diberondong dengan pertanyaan--saat di luar, SBY diberitahu sesuatu hal oleh seorang penguji disertasinya.
"Saya tidak mendengar langsung. Tapi konon, salah satu penguji, kebetulan seorang profesor dari negara sahabat menanyakan kepada kolega pengujinya yang dari Indonesia. 'Apa betul yang kita uji tadi, dia mau jadi Presiden?' "Dijawablah oleh tim penguji yang lain, 'benar.'" ujar SBY.
Apa jawab Guru besar dari negara sahabat itu? "Sayang sekali, kalau hanya jadi Presiden. Harusnya, dia bisa menjadi Profesor di IPB ini," kenang SBY disambut tawa dan tepuk tangan para hadirin.
Selain itu, kata SBY, saat satu atau dua malam sebelum mempertahankan disertasi, sejumlah teman pernah menakut-takutinya. "Kalau di Universitas lain, namanya ujian terbuka itu sama dengan deklarasi, bahwa dia ingin menjadi doktor," ucap SBY, mengenang pernyataan teman-temannya saat itu.
"Tetapi di IPB, ujian ya ujian. Bisa lulus, bisa tidak lulus," kenang SBY menimpali pernyataan temannya tersebut.