- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
STOP Minum Kopi Luwak! Kekejaman di Balik Industri Kopi Luwak
TS
littleCrab
STOP Minum Kopi Luwak! Kekejaman di Balik Industri Kopi Luwak
SELAMAT DATANG AGAN / AGANWATI
Sebelumnya, ane bikin thread ini karena setelah menonton video laporan dari BBC mengencai kekejaman di balik kopi luwak. Dan ane tergerak untuk menyampaikan informasi ini ke agan/aganwati sekalian.
Thread ini berisi sebagian besar dari laporan BBC melalui video yang berjudul:
"Our World Coffee's Cruel Secret - Kopi Luwak - civet cats - Indonesia".
Dan tentunya tidak repost-repostan atau copas-copasan ya
Serta, mohon dibaca sampai habis dulu ya. Maaf agak panjang.
Thread ini berisi sebagian besar dari laporan BBC melalui video yang berjudul:
"Our World Coffee's Cruel Secret - Kopi Luwak - civet cats - Indonesia".
Dan tentunya tidak repost-repostan atau copas-copasan ya
Serta, mohon dibaca sampai habis dulu ya. Maaf agak panjang.
Agan tentunya sudah tau dong dengan kopi luwak? Yap, kopi yang satu ini menjadi tren dunia sejak beberapa tahun belakangan. Rasanya yang lembut, unik dan nikmat membuat kopi luwak menjadi kopi paling langka dan tentu saja paling mahal di dunia. Satu cangkir saja dijual sekiktar Rp. 75.000,- (atau 5 Pounds) di Indonesia. Sedangkan di Amerika dan Eropa, bisa seharga 60 Pounds (Rp. 900.000,-) per cangkir.
Popularitas kopi ini antara lain meningkat setelah masuk program TV terkenal di Amerika Serikat, Oprah Winfrey, dan dalam film The Bucket List.
Indonesia adalah Negara penghasil kopi terbesar ke-3 di dunia. Di abad 18, petani kopi kita sudah menyadari adanya luwak yang datang ke kebun kopi untuk memakan buah kopi. Namun, luwak tidak dapat mencerna semuanya dan menyisakan bijinya saja. Biji itu pun dibuang bersama sisa cerna lainnya. Biji inilah yang nantinya menjadi kopi yang memiliki rasa unik dan sangat dicari-cari orang. Kini, kopi luwak menjadi minuman wajib di dunia.
Banyak pengecer di Amerika dan Eropa mengklaim bahwa 500 kilogram kopi luwak diproduksi setiap tahunnya.Banyak yang menjual kopi luwak juga meyakinkan kembali para pelanggannya bahwa biji kopi ini berasal dari perkebunan dimana luwak mencari makan dengan bebas. Proses pengumpulan biji kopinya diawasi dengan ketat agar luwak tidak terluka. Dan biji kopi yang dipungut berasal dari luwak liar, dengan tangan oleh pekerja dan bukan dari luwak yang dikandang.
Namun, penulis buku Coffee: A Dark History, Tony Wild, mengungkapkan keyakinannya bahwa produk musang kandang masuk ke pasar London namun dijual sebagai produk alami walau tidak ada jaminan semuanya dari luwak liar.
"Alasan kenapa semua orang mengulang cerita itu adalah karena amat langka sehingga Anda bisa menjual dengan harga yang amat mahal," jelasnya.
Ya, biji kopi hasil buangan luwak itu memang langka. Sangat sulit untuk mencarinya. Disinilah letah berharganya kopi luwak selain karena faktor rasa yang unik.
Tingginya permintaan dari beberapa penjuru dunia, tidak hanya merupakan faktor meningkatnya harga, tapi juga menuntut jumlah produksi. Lalu, bagaimana suplai memenuhi permintaan yang meningkat?
Jika cara memperoleh biji kopi dari 'hasil buangan' luwak hanyalah mitos, maka pertanian yang berpotensi melakukan kekejaman secara intens adalah kenyataannya.
Wartawan BBC, Chris Rogers dan Guy Lynn melakukan penyelidikan. Mereka tiba di kota Medan dan terkejut melihat luwak-luwak yang dikandang diperjual secara bebas di pasar-pasar tradisional.
Mereka kemudian berangkat ke Takengon, Sumatra Utara, jantung produksi kopi luwak di Indonesia. Untuk menginvestigasi, mereka melakukan penyamaran dengan membuat cerita yang meyakinkan agar bisa mendapat akses ke industri yang dijaga secara ketat ini.
Mereka membuat cerita Perusahaan Kopi palsu yang seolah-olah ingin berbisnis kopi luak di London.
Pertemuan pertama mereka adalah dengan kolektor, yaitu perantara yang mengumpulkan kopi luwak dari banyak petani, lalu menjualnya baik untuk ekspor maupun secara langsung ke pengecer.
Dengan kamera tersembunyi, Chris Rogers dan rekannya pun bersikap seperti pebisnis. Inilah dialog yang terjadi:
“Kalau mau gampang sih kita kandang. Tapi kalau liar, tertentu. Barangnya sangat sulit kita dapatkan”, kata salah seorang kolektor.
"Apakah ada perbedaan rasa antara kopi luwak liar dengan yang ditangkar?", tanya Chris Rogers
“Rasanya, kalau saya sih sama aja”, jawab si kolektor.
"Jadi yang kopi dari luwak yang ditangkar lebih murah ketimbang yang liar?", tanya Chris Rogers
“Kalau saya jual, sama saja”, jawab si kolektor lagi.
Mereka juga bertemu dengan kolektor lainnya,
“Kami punya 5 penangkar, termasuk saya. Itu kapasitasnya satu penangkar 150 Kg.”
Karena yakin Chris Rogers akan mengorder kopi luwak, si kolektor pun setuju untuk mengantar mereka ke petani kopi luwak,
Setelah tiba di lokasi, mereka melihat sebuah gubuk dengan beberapa kandang saling berdekatan dengan luwak di dalamnya. Ada 5 luwak yang dikandang, namun 2 ekornya sudah mati.
Meskipun pengecer mengklaim bahwa hanya 500 kg kopi luwak diproduksi per tahun, para petani tersebut mengatakan kalau mereka bisa menyuplai sebanyak itu ke kolektor setiap bulannya.
Seorang petani menunjukkan kotoran luwak yang sudah bercampur dengan biji kopi kepada Chris Rogers.
“Nampak dia kalau dah mau mati. Keluar darah dari kotorannya. Mati, mati sehat dia, kan”, kata salah seorang petani.
Dua kilometer dari tempat itu, terdapat perkebunan lain yang keadaan luwaknya lebih buruk menyertai produksi kopi yang berkualitas tinggi ini.
“Dia waktu kita lepas itu, diperkirakan akan sembuh di alam liar”, kata petani setempat.
"And then you recaptured them?" (Lalu Anda menangkapnya lagi?), kata Chris.
"Rikaaacerr" <<ikut-ikutan>>, kata si petani.
Dr. Neil D’Cruze, dari Himpunan Masyarakat Perlindungan Hewan Dunia, yang menyaksikan video laporan menyatakan bahwa luwak-luwak itu berada dalam kondisi tertekan dan menyedihkan.
"Hewan liar ini memiliki perilaku yang mereka butuhkan dan harus diungkapkan. Kandangnya amat tandus dan kotor. Tidak ada tempat untuk memanjat, untuk bersembunyi, dan untuk bergerak secara bebas. Karena itulah mengapa hewan ini berperilaku secara abnormal, yaitu berjalan mondar-mandir. Tapi yang jelas mereka mengalami depresi" tutur Dr D'Cruze.
Di perkebunan lainnya, ada yang membangun daerah berpagar yang cukup luas. Luwak-luwak di sini lebih bebas dan lebih sehat.
Namun masalahnya, luwak adalah hewan soliter (penyendiri). Di suatu tempat di area itu, teradapat seekor luwak yang cedera dan sakit dikurung. Luwak itu kehilangan kaki kiri depannya, dikatakan luwak itu diserang oleh luwak lain.
Akan tetapi, luwak yang cedera/terluka, bisa dengan mudah diganti dengan yang baru oleh pemburu. Mereka membelinya dari pemburu itu.
Para petani menyebut diri mereka sendiri penyelamat luwak, agar tidak dibunuh saat muncul di perkebunan penduduk yang berharga.
“Kalau dibunuh itu kan sia-sia. Sayang. Setelah tahu kita hasilnya, artinya kopi luwak ini laku, lebih baik dipelihara.”
Di malam harinya, Chris Rogers menyelidiki pemburu yang akan menangkap luwak dengan menggunakan jerat.
Biasanya para pemburu ini berburu untuk daging. Namun, mereka mendapat pelanggan baru, yaitu petani kopi yang meminta untuk menangkapkan luwak secara hidup-hidup.
Salah satu peternakan kandang yang dikunjungi BBC di Takengon mengaku memasok kopi luwak ke Sari Makmur, sebuah perusahaan ekspor yang meyebutkan kopi luwak mereka bersumber dari hewan liar.
Sari Makmur mengekspor kopi luwak ke Timur Asia dan Eropa.
Mereka pun menempuh perjalanan 340 km ke Sidikalang untuk bertemu dengan pengekspor tersebut. Mereka meminta bantuan Tony Wild untuk mengatur pertemuan tersebut.
Sari Makmur memiliki operasi produksi kopi luwak sendiri, Wahana -yang tidak dikunjungi BBC- dan dijual dengan merek Wahana Luwak, yang antara lain bisa ditemukan di pusat pertokoan mewah Harrods di London.
Tiba di sana, mereka bertemu dengan wakil Direktur Sari Makmur, Andy Spranoto.
"Bagaimana Anda yakin bahwa mereka memberikan kepada Anda hanya yang berasal dari luwak liar?"
"Oh, em, yah. Terus terang saya tidak bisa menjamin bahwa itu dari luwak liar, karena kami juga tidak pernah mengeceknya. Satu hal yang bisa dipastikan bahwa kolektor itu akan mengumpulkan biji kopi dari para petani. Tapi untuk menjamin bahwa itu berasal dari luwak liar, saya tidak tahu. Saya sendiri tidak bisa menjaminnya."
Padahal dari hasil penyelidikan, salah satunya memasok kopi luwak ke sari makmur. Namun, wakil direkturnya sendiri tidak bisa menjamin apakah itu dari luwak liar atau tidak.
Saat diberitahu bahwa mereka (Sari Makmur) sedang diselidiki oleh BBC, mereka merespon dengan mengatakan:
"Kami memang bertanya kepada petani sebelum membeli apakah itu berasal dari luwak liar dan mereka mengklaimnya iya."
Dan mereka sekali lagi menegaskan:
"Kami tidak dapat 100% menjamin apakah berasal dari penangkaran atau tidak."
Perusahaan itu bahkan mengaku:
"Kami tidak tertarik menjual luwak liar ini karena kami tidak bisa mengendalikannya."
Berikutnya mereka bilang mereka punya produk berkualitas. Yang diambil dari kotoran luwak dari luwak yang bergerak bebas di wahana mereka.
"Setiap hari kami akan memungut poop nya, apapun itu, karena kami punya 300 pekerja yang bekerja di kebun, hanya untuk memungut biji kopi tersebut."
"Kami menemui poop-nya di kebun, dan kami bisa memastikan bawha kami mengambilnya dari sana."
"Karena dari kebun Anda, jadi Anda bisa menjamin keliaran luwak tersebut?"
"Ya"
"Mereka tidak dikurung? Mereka dari hutan?"
"Ya, dari hutan, mereka keluar di malam hari. Mereka makan biji-bijian yang mereka suka, sehingga poop-nya ada di mana-mana."
Tapi foto yang diambil pada bulan Desember 2010 di bawah ini menunjukkan gambar yang berbeda. Luwak di wahana tersebut dipelihara di dalam sejenis perkebunan.
Chris Roger kemudian berbicara dengan salah satu pekerja di wahana tersebut, dan menyebutkan bahwa luwak tersebut bahagia dan sehat.
"Kami menempatkan masing-masing luwak di areanya sendiri. Setiap area luasnya satu setengah meter dan dijaga kebersihannya setiap hari."
Sari Makmur kemudian mengaku bahwa mereka memiliki luwak yang dipelihara di wahana mereka, tapi mereka bilang untuk penelitian ilmiah.
"Kami mempelajari tingkah laku, makanan, dan perkembangkbiakan luwak pada program luwak kami."
"Kami mengembangbiakkan luwak kami sendiri dan kemudian melepaskannya di kebun kami saat mereka sudah cukup dewasa."
"Kami tidak menjual biji kopi yang berasal dari luwak yang dipelihara karena itu menentang bentuk bisnis kami."
Rantai produksi dan suplai sangat kompleks. Tidak mungkin untuk meyakinkan dan tidak menjual kopi luwak dari luwak yang dikandang.
BBC juga menghubungi dua pembeli kopi luwak Sari Makmur di Inggris yang mengatakan berkunjung ke peternakan Wahana pada tahun 2011 dan tidak melihat luwak yang dikandang.
Chris Roger dan tim pun kembali ke Takengon menemui pengekspor lainnya. Namun, mereka segera menyadari kejahatan di balik perdagangan kopi luak ini.
Supir mereka mendapat ancaman dari dua orang. Yang satunya membawa senjata api, dan yang satunya adalah agen dari pengekspor. Supir mereka bilang orang-orang tersebut hanya berbisnis dengan agen, bukan dengan orang lain.
Demi keselamatan, mereka pun memutuskan untuk pergi dari Takengon.
"Jadi, dia langsung mengatakan jangan sampai pistol ini dor, muka saya pucat. Karena ancaman seperti itu, muka pucat dan berkeringat, di situlah sepertinya akhir dari hidup saya.", kata sang supir.
Pemburu, secara ilegal mengambil luwak dari alam liar. Petani, mengurung hewan tersebut secara menyedihkan. Kolektor, memberikan alternatif. Pengekspor, yang menjaga agar hewan tersebut tersembunyi di balik penangkaran tidak bisa menjamin. Kopi bisa saja menjadi industri yang kejam dan kompetitif yang bergantung pada kepercayaan pada setiap bagian rantai pasokan.
--------------
Jadi, bagaimana langkah untuk menghentikan kekejaman ini? Sebagai orang sipil yang tidak memiliki wewenang, kita bisa membantu dengan tidak membeli produk ini. Kenapa? Karena produksi itu bergantung pada permintaan (demand). Semakin tinggi permintaan, maka produksi akan dituntut untuk lebih tinggi juga. Sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas yang kejam dan tak bermoral ini.
Demikian Thread ane yang lumayan panjang ini Semoga dapat memberikan informasi dan juga dapat diambil hikmahnya bagi agan/aganwati sekalian.
Ane tidak mengharapkan cendol ya gan, tapi kalau mau KASI ya silahkan . Tujuan ane hanyalah berbagi informasi agar kekejaman ini bisa dihentikan. Ane hanya mengharapkan komentar / sundulan agan/aganwati agar semakin banyak kaskuser yang baca, sehingga tahu akan rahasia dibalik kopi kebanggaan kita.
Jadi, bagaimana langkah untuk menghentikan kekejaman ini? Sebagai orang sipil yang tidak memiliki wewenang, kita bisa membantu dengan tidak membeli produk ini. Kenapa? Karena produksi itu bergantung pada permintaan (demand). Semakin tinggi permintaan, maka produksi akan dituntut untuk lebih tinggi juga. Sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas yang kejam dan tak bermoral ini.
Quote:
Demikian Thread ane yang lumayan panjang ini Semoga dapat memberikan informasi dan juga dapat diambil hikmahnya bagi agan/aganwati sekalian.
Ane tidak mengharapkan cendol ya gan, tapi kalau mau KASI ya silahkan . Tujuan ane hanyalah berbagi informasi agar kekejaman ini bisa dihentikan. Ane hanya mengharapkan komentar / sundulan agan/aganwati agar semakin banyak kaskuser yang baca, sehingga tahu akan rahasia dibalik kopi kebanggaan kita.
Quote:
Thank you gans for cendol/abu-nya
Quote:
Sumber & Referensi
Youtube.com ~ Our World Coffee's Cruel Secret - Kopi Luwak - civet cats - Indonesia
bbc.co.uk ~ Kopi luwak sebagai kekejaman hewan
Youtube.com ~ Our World Coffee's Cruel Secret - Kopi Luwak - civet cats - Indonesia
bbc.co.uk ~ Kopi luwak sebagai kekejaman hewan
nona212 memberi reputasi
1
39.4K
340
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan