- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sepak Bola Tanpa Kontroversi Menurut Ane Kagak Seru gan..! Kalau Agan?


TS
yahyaric
Sepak Bola Tanpa Kontroversi Menurut Ane Kagak Seru gan..! Kalau Agan?
Menurut agan Kontroversi itu seperti apa...?
sama gak dengan kontrasepsi..
Sepak Bola Lebih dari Sekedar Hiburan
Kontroversi Dalam Sepakbola gan..
Kemenangan 4-1 Chelsea atas Cardiff City turut mencuatkan kontroversi mengenai proses terciptanya gol pertama 'Si Biru' yang ketika itu membuat skor jadi 1-1.
Cardiff memulai lawatannya ke Stamford Bridge, Sabtu (19/10/2013) malam WIB, dengan menjanjikan setelah berhasil memimpin ketika laga baru berjalan 10 menit.
Sebelum turun minum, tepatnya di menit ke-33, Chelsea baru bisa membalas lewat gol dari Eden Hazard. Yang menjadi kontroversi, gol itu lahir setelah beberapa saat sebelumnya Samuel Eto'o mencuri bola dari kiper Cardiff, David Marshall.
Kubu Chelsea niscaya beropini bahwa tidak ada yang keliru dengan tindakan Eto'o dan bahwa bola saat itu sudah dalam posisi "hidup" karena telah dilepas kiper.
Di sisi lain, kubu Cardiff memprotes karena menilai bahwa bola masih dikuasai oleh penjaga gawang yang ketika itu cuma sekadar memantul-mantulkannya saja. Mereka menilai tindakan Eto'o sebenarnya merupakan sebuah bentuk pelanggaran ke kiper.
"Saya memang tidak melihat kejadiannya saat itu, tapi setelah itu saya sudah melihat. Kiper kami memantulkan bola. Ia melihat ada pemain (lawan) berdiri di sana," sergah Manajer Cardiff Malky Mackay di BBC.
"Kata wasit, saat itu ia mendengar dari hakim garis bahwa kiper kami sudah menjatuhkan bola. Ia juga langsung bilang jika kiper masih memantulkan bola maka itu adalah pelanggaran terhadapnya. Ia jelas memantulkan bola dan ada sebuah kesalahan besar. Kekeliruan yang buruk sekali."
Sepakbola Jerman sedang ramai dengan "gol hantu" Stefan Kiessling ke gawang Hoffenheim. Tapi yang lebih "seram" adalah kontroversi serupa di tahun 1994.
Kiessling bahkan sempat tampak kebingungan ketika wasit menyatakan sundulannya masuk gawang, padahal ia sendiri sampai memegang kepala karena kecewa tandukannya menyamping.
Itulah yang terjadi pada Jumat (18/10/2013), ketika Hoffenheim menjamu Bayer Leverkusen. Berkat "gol" itu pula Leverkusen mencatat kemenangan tipis 2-1.
Nah, kisah phantom goal seperti itu pernah terjadi juga di pertandingan Bundesliga tahun 1994, antara Bayern Munich versus Nuernberg. Bahkan, jika dibandingkan dengan Kiessling, prosesnya lebih "menyeramkan".
Pada sebuah momen, Bayern melakukan tendangan penjuru dan terjadi kemelut di kotak penalti Nuernberg. Ada pertarungan antara bek Bayern, Thomas Helmer, dengan kiper Nuernberg, Andreas Koepke, di garis gawang. Helmer luput, bola pun bergulir ke samping dan out.
Selama beberapa detik semua orang seperti sudah tahu bahwa Nuernberg dapat tendangan gawang. Helmer bahkan ikut membantu Koepke berdiri sebelum berbalik untuk kembali ke wilayah permainan timnya.
Akan tetapi, seisi stadion kebingungan. Wasit, atas rekomendasi hakim garis, memutuskan terjadi gol. Para pemain Nuremberg protes, sedangkan Helmer dan rekan-rekannya merayakannya walapun terkaget-kaget .

Patung mantan pesepak bola Prancis, Zinedine Zidane menimbulkan kontroversi di media sosial di Qatar. Akibatnya, patung setinggi lima meter itu pun kemudian dipindahkan meskipun baru beberapa minggu dipasang.
Patung Zidane, seperti diberitakan situs BBC edisi 30 Oktober 2013, menimbulkan kritik keras dari kalangan pemuka agama yang menyakini bahwa pemasangan patung tersebut bisa mendorong orang untuk mengidolakan mantan pemain Real Madrid itu secara berlebihan. Pendapat lain mengatakan bahwa pemasangan patung bisa menimbulkan kekerasan yang berdampak buruk.
Patung yang menjadi kontroversi itu adalah patung Zidane yang sedang beradu kepala (headbutting) dengan pesepak bola Italia, Marco Materazzi, dalam ajang Piala Dunia 2006. Patung ini dibuat oleh seniman Aljazair kelahiran Prancis, Adel Abdessemed pada 2012. Sebelumnya patung ini dipajang di Pompidou Centre di Paris sebelum kemudian dibeli oleh Qatari Museum Authority.
Dikatakan bahwa patung yang dinamakan Coup de Tete atau headbutt ini akan disimpan di Arab Museum of Modern Art bersama-sama dengan karya Abdessemed lainnya.
Mencuatnya protes dari kalangan konservatif tersebut dipicu oleh cuitan dalam bahasa Arab dengan tagar "patung Zidane di Qatar" , seperti diungkap kantor berita AFP. Seorang pengguna Twitter mengatakan, "Selamat atas munculnya idola baru."
"Sangat menyedihkan bahwa kalangan muda kita melihatnya sebagai seni dan modernitas. Anak-anak kita tidak membedakan antara yang benar dan salah, atau haram dan halal," ujar pengguna lain. Namun ada juga yang mengritik pemindahan patung tersebut. "Benarkah mereka memindahkan patung itu? Sungguh bodoh."
Komentar lain menyebutkan, "Hal ini tentu saja sangat relevan dengan sepak bola, olahraga yang dicintai di negeri ini! Sebagai budaya, tidak terkait dengan apapun."

Berjas hitam rapi, Pep Guardiola tampak marah. Jari-jemari pelatih Bayern Muenchen itu siap menerkam tikus lucu yang ada di depannya. Kartun di rubrik tabloid Abendzeitung edisi Selasa lalu itu dilengkapi tulisan: Guardiola mencari Matthaeus, si penghianat: “Tak boleh ada lagi tikus mondok di Bavaria!”
Itulah cara Abendzeitung menyindir situasi yang menghinggapi Bayern Muenchen. Tabloid terbitan Muenchen itu menghadap-hadapkan Guardiola dengan Lothar Matthaeus, mantan kapten Muenchen dan kapten tim nasional Jerman. Ini berkaitan dengan kontroversi mole atau tikus mondok—istilah intelijen untuk menyebut mata-mata penyusup.
Guardiola tak pernah menggunakan istilah tikus mondok. Pelatih asal Spanyol berusia 42 tahun ini hanya berkata bahwa dia mencurigai adanya pembocor di tubuh timnya. “Tak peduli siapa dia, kepalanya akan menggelinding,” kata Guardiola setelah timnya menundukkan Borussia Dortmund 3-0 pekan lalu.
Ucapan itu keluar setelah dia mencermati analisis-analisis Bild di beberapa preview pertandingan Muenchen. Guardiola heran karena skema taktik dan analisis harian ternama Jerman itu tepat menggambarkan strategi yang bakal dia terapkan. Itu termasuk taktik dan pola Muenchen menghadapi Dortmund.
Secara langsung, Guardiola menuduh ada salah satu anggota timnya, kemungkinan besar pemain, yang membocorkan strategi timnya ke wartawan Bild. “Hal ini jelas membuat frustrasi Guardiola,” kata Presiden Muenchen, Karl-Heinz Rummenigge. “Ini sungguh memalukan,” kapten tim, Philip Lahm, menambahkan.
Namun sebagian pihak menganggap Guardiola berlebihan. Salah satunya adalah Matthaeus. Menurut mantan libero andal ini, strategi setiap klub di Liga Jerman dapat dengan mudah dianalisis oleh siapa pun karena hal itu memang mudah dilakukan. “Dan, sungguh bodoh bagi seorang pemain Muenchen bila dia sengaja membocorkan strategi timnya,” kata Matthaeus.
Menurut wartawan senior asal Spanyol, Marcos Lopez, Guardiola trauma akan kejadian yang pernah menimpanya pada musim terakhirnya (2011/2012) bersama Barcelona. Dalam laga menjamu Real Madrid, Guardiola berniat membuat strategi kejutan dengan menerapkan pola 3-4-3 dan menurunkan susunan pemain yang tak lazim, termasuk mencadangkan Gerard Pique dan Cesc Fabregas.
Beberapa jam sebelum pertandingan dimulai, susunan pemain starter Barcelona ternyata telah beredar luas di media-media online. Hal ini, menurut Lopez, membuat pelatih Madrid, Jose Mourinho, bersiap dengan strategi antisipasi, salah satunya dengan menukar posisi Mesut Oezil dan Cristiano Ronaldo. Hasilnya, Madrid menang 2-1 di kandang Barcelona.
Terlepas benar-tidaknya ada “tikus mondok”—binatang pengerat yang suka membuat gundukan tanah di setiap rumah yang dia tinggali—di tubuh Muenchen, Bild memang punya rekam jejak mengacaukan strategi tim. Tak tanggung-tanggung, tim nasional Jerman yang jadi korban.
Ini terjadi pada Piala Dunia 2010. Pelatih Jerman, Joachim Loew, gerah karena analisis Bild selalu tepat soal Jerman: mulai susunan pemain sampai strategi penyerangan dan pertahanan. Kacaunya, analisis itu diturunkan di setiap Jerman akan turun bermain. Loew layak geram. Pasalnya, strateginya yang paling tak lazim—yaitu menurunkan Miroslav Klose, Andre Schuerrle, dan Marco Reus—saat menghadapi Yunani pun bisa dibaca oleh Bild.
Bild punya sejarah panjang soal kedekatan mereka dengan tim nasional Jerman dan Muenchen. Franz Beckenbauer, mantan Presiden Muenchen dan petinggi sepak bola Jerman, pernah menjadi kolumnis mereka. Tapi, menjadi ironi bila tim nasional Jerman dan Muenchen justru menjadi korban dari kedekatan itu.
“Guardiola belum terbiasa dengan kultur Muenchen,” kata wartawan senior Spanyol, Miguel Gutierrez. “Di Barcelona, dia memiliki kekuasaan sangat besar, termasuk melarang pemainnya melakukan wawancara eksklusif. Muenchen berbeda. Para pemain Muenchen terbiasa diwawancarai pers tanpa harus meminta izin pelatih.” Bisa jadi, secara tak sengaja, si pemain mengungkapkan apa yang terjadi di ruang ganti kepada wartawan.
Jadi, siapakah “tikus mondok” itu?

Pengajuan keberatan klub 1899 Hoffenheim atas hasil pertandingan lawan Bayer Leverkusen di pekan ke 8 ditolak oleh pengadilan olahraga di Frankfurt hari Senin (28/10/13). Menurut pihak pengadilan, wasit Felix Brych tidak melanggar peraturan. Hoffenheim masih bisa mengajukan naik banding ke tingkat pengadilan olahraga perhimpunan sepak bola Jerman (DFB) yang lebih tinggi.
18 Oktober 2013 pemain Leverkusen Stefan Kießling lah yang memulai perdebatan masalah gol siluman. Di menit ke 70 ia menyundul bola ke sisi luar jaring gawang. Namun, bola masuk ke dalam gawang melalui lubang di jaring tersebut. Tim wasit tidak melihatnya dan menyatakan gol tersebut sah. Hoffenheim kemudian mengajukan protes atas hasil pertandingan dengan skor akhir 1:2 bagi kemenangan Leverkusen.
Pers Tuntut Penerapan Teknologi Gawang
Media-media di Jerman menanggapi keputusan pengadilan DFP sebagai berikut:
Leipziger Volkszeitung (Leipzig): Walau pun mendukung wasit adalah hal yang benar, adalah keputusan salah melarang setiap sarana bantuan. Namun, sepertinya para penentang penerapan teknologi mulai goyah. Apalagi usai kesalahan wasit Brych di Hoffenheim. Teknologi yang bisa mengenali apakah bola melewati garis gawang atau tidak harus diterapkan di liga teratas.
Eisenacher Presse (Weimar): Palu telah diketuk. Pertandingan antara Hoffenheim dan Bayer 04 Leverkusen tidak akan diulang. "Lubang jaring gawang" sepertinya akan menambah dukungan bagi teknologi garis gawang. Ini hal yang masuk akal setelah insiden tersebut. Walau kubu tradisional masih bersikap keras.
Westdeutsche Zeitung (Düsseldorf): Bukti video satu-satunya yang membantu kekacauan ini. Khususnya bagi Stefan Kießling yang mendapat banyak kecaman usai 'gol siluman'. Bukti video bisa melindungi dia, wasit Brych dan Fairplay.
Berdasarkan Aturan FIFA
DFB sendiri sejak awal menyatakan akan membicarakan masalah "gol siluman" Kießling dengan FIFA. Perhimpunan sepak bola internasional ini biasanya selalu memihak pada keputusan wasit. Peraturan pertandingan nomor 5 FIFA berbunyi: "Keputusan wasit akan hal yang berkaitan dengan pertandingan tidak bisa diganggu gugat. Ini termasuk hasil pertandingan dan keputusan akan gol atau bukan gol." Menurut peraturan tersebut, wasit hanya boleh mengubah keputusannya sebelum pertandingan dilanjutkan atau sebelum peluit akhir pertandingan berbunyi.
sama gak dengan kontrasepsi..

Sepak Bola Lebih dari Sekedar Hiburan
Kontroversi Dalam Sepakbola gan..
Spoiler for "Kontroversi dalam Gol Pertama Chelsea ke Gawang Cardiff":
Kemenangan 4-1 Chelsea atas Cardiff City turut mencuatkan kontroversi mengenai proses terciptanya gol pertama 'Si Biru' yang ketika itu membuat skor jadi 1-1.
Cardiff memulai lawatannya ke Stamford Bridge, Sabtu (19/10/2013) malam WIB, dengan menjanjikan setelah berhasil memimpin ketika laga baru berjalan 10 menit.
Sebelum turun minum, tepatnya di menit ke-33, Chelsea baru bisa membalas lewat gol dari Eden Hazard. Yang menjadi kontroversi, gol itu lahir setelah beberapa saat sebelumnya Samuel Eto'o mencuri bola dari kiper Cardiff, David Marshall.
Kubu Chelsea niscaya beropini bahwa tidak ada yang keliru dengan tindakan Eto'o dan bahwa bola saat itu sudah dalam posisi "hidup" karena telah dilepas kiper.
Di sisi lain, kubu Cardiff memprotes karena menilai bahwa bola masih dikuasai oleh penjaga gawang yang ketika itu cuma sekadar memantul-mantulkannya saja. Mereka menilai tindakan Eto'o sebenarnya merupakan sebuah bentuk pelanggaran ke kiper.
"Saya memang tidak melihat kejadiannya saat itu, tapi setelah itu saya sudah melihat. Kiper kami memantulkan bola. Ia melihat ada pemain (lawan) berdiri di sana," sergah Manajer Cardiff Malky Mackay di BBC.
"Kata wasit, saat itu ia mendengar dari hakim garis bahwa kiper kami sudah menjatuhkan bola. Ia juga langsung bilang jika kiper masih memantulkan bola maka itu adalah pelanggaran terhadapnya. Ia jelas memantulkan bola dan ada sebuah kesalahan besar. Kekeliruan yang buruk sekali."
Spoiler for "Kontroversi Tahun 1994 Lebih 'Seram' daripada 'Gol Hantu' Kiessling":
Sepakbola Jerman sedang ramai dengan "gol hantu" Stefan Kiessling ke gawang Hoffenheim. Tapi yang lebih "seram" adalah kontroversi serupa di tahun 1994.
Kiessling bahkan sempat tampak kebingungan ketika wasit menyatakan sundulannya masuk gawang, padahal ia sendiri sampai memegang kepala karena kecewa tandukannya menyamping.
Itulah yang terjadi pada Jumat (18/10/2013), ketika Hoffenheim menjamu Bayer Leverkusen. Berkat "gol" itu pula Leverkusen mencatat kemenangan tipis 2-1.
Nah, kisah phantom goal seperti itu pernah terjadi juga di pertandingan Bundesliga tahun 1994, antara Bayern Munich versus Nuernberg. Bahkan, jika dibandingkan dengan Kiessling, prosesnya lebih "menyeramkan".
Pada sebuah momen, Bayern melakukan tendangan penjuru dan terjadi kemelut di kotak penalti Nuernberg. Ada pertarungan antara bek Bayern, Thomas Helmer, dengan kiper Nuernberg, Andreas Koepke, di garis gawang. Helmer luput, bola pun bergulir ke samping dan out.
Selama beberapa detik semua orang seperti sudah tahu bahwa Nuernberg dapat tendangan gawang. Helmer bahkan ikut membantu Koepke berdiri sebelum berbalik untuk kembali ke wilayah permainan timnya.
Akan tetapi, seisi stadion kebingungan. Wasit, atas rekomendasi hakim garis, memutuskan terjadi gol. Para pemain Nuremberg protes, sedangkan Helmer dan rekan-rekannya merayakannya walapun terkaget-kaget .
Spoiler for "Bikin Kontroversi, Patung Zidane di Qatar Dipindah":

Patung mantan pesepak bola Prancis, Zinedine Zidane menimbulkan kontroversi di media sosial di Qatar. Akibatnya, patung setinggi lima meter itu pun kemudian dipindahkan meskipun baru beberapa minggu dipasang.
Patung Zidane, seperti diberitakan situs BBC edisi 30 Oktober 2013, menimbulkan kritik keras dari kalangan pemuka agama yang menyakini bahwa pemasangan patung tersebut bisa mendorong orang untuk mengidolakan mantan pemain Real Madrid itu secara berlebihan. Pendapat lain mengatakan bahwa pemasangan patung bisa menimbulkan kekerasan yang berdampak buruk.
Patung yang menjadi kontroversi itu adalah patung Zidane yang sedang beradu kepala (headbutting) dengan pesepak bola Italia, Marco Materazzi, dalam ajang Piala Dunia 2006. Patung ini dibuat oleh seniman Aljazair kelahiran Prancis, Adel Abdessemed pada 2012. Sebelumnya patung ini dipajang di Pompidou Centre di Paris sebelum kemudian dibeli oleh Qatari Museum Authority.
Dikatakan bahwa patung yang dinamakan Coup de Tete atau headbutt ini akan disimpan di Arab Museum of Modern Art bersama-sama dengan karya Abdessemed lainnya.
Mencuatnya protes dari kalangan konservatif tersebut dipicu oleh cuitan dalam bahasa Arab dengan tagar "patung Zidane di Qatar" , seperti diungkap kantor berita AFP. Seorang pengguna Twitter mengatakan, "Selamat atas munculnya idola baru."
"Sangat menyedihkan bahwa kalangan muda kita melihatnya sebagai seni dan modernitas. Anak-anak kita tidak membedakan antara yang benar dan salah, atau haram dan halal," ujar pengguna lain. Namun ada juga yang mengritik pemindahan patung tersebut. "Benarkah mereka memindahkan patung itu? Sungguh bodoh."
Komentar lain menyebutkan, "Hal ini tentu saja sangat relevan dengan sepak bola, olahraga yang dicintai di negeri ini! Sebagai budaya, tidak terkait dengan apapun."
Spoiler for "Guardiola dan Kontroversi 'Tikus Mondok'":

Berjas hitam rapi, Pep Guardiola tampak marah. Jari-jemari pelatih Bayern Muenchen itu siap menerkam tikus lucu yang ada di depannya. Kartun di rubrik tabloid Abendzeitung edisi Selasa lalu itu dilengkapi tulisan: Guardiola mencari Matthaeus, si penghianat: “Tak boleh ada lagi tikus mondok di Bavaria!”
Itulah cara Abendzeitung menyindir situasi yang menghinggapi Bayern Muenchen. Tabloid terbitan Muenchen itu menghadap-hadapkan Guardiola dengan Lothar Matthaeus, mantan kapten Muenchen dan kapten tim nasional Jerman. Ini berkaitan dengan kontroversi mole atau tikus mondok—istilah intelijen untuk menyebut mata-mata penyusup.
Guardiola tak pernah menggunakan istilah tikus mondok. Pelatih asal Spanyol berusia 42 tahun ini hanya berkata bahwa dia mencurigai adanya pembocor di tubuh timnya. “Tak peduli siapa dia, kepalanya akan menggelinding,” kata Guardiola setelah timnya menundukkan Borussia Dortmund 3-0 pekan lalu.
Ucapan itu keluar setelah dia mencermati analisis-analisis Bild di beberapa preview pertandingan Muenchen. Guardiola heran karena skema taktik dan analisis harian ternama Jerman itu tepat menggambarkan strategi yang bakal dia terapkan. Itu termasuk taktik dan pola Muenchen menghadapi Dortmund.
Secara langsung, Guardiola menuduh ada salah satu anggota timnya, kemungkinan besar pemain, yang membocorkan strategi timnya ke wartawan Bild. “Hal ini jelas membuat frustrasi Guardiola,” kata Presiden Muenchen, Karl-Heinz Rummenigge. “Ini sungguh memalukan,” kapten tim, Philip Lahm, menambahkan.
Namun sebagian pihak menganggap Guardiola berlebihan. Salah satunya adalah Matthaeus. Menurut mantan libero andal ini, strategi setiap klub di Liga Jerman dapat dengan mudah dianalisis oleh siapa pun karena hal itu memang mudah dilakukan. “Dan, sungguh bodoh bagi seorang pemain Muenchen bila dia sengaja membocorkan strategi timnya,” kata Matthaeus.
Menurut wartawan senior asal Spanyol, Marcos Lopez, Guardiola trauma akan kejadian yang pernah menimpanya pada musim terakhirnya (2011/2012) bersama Barcelona. Dalam laga menjamu Real Madrid, Guardiola berniat membuat strategi kejutan dengan menerapkan pola 3-4-3 dan menurunkan susunan pemain yang tak lazim, termasuk mencadangkan Gerard Pique dan Cesc Fabregas.
Beberapa jam sebelum pertandingan dimulai, susunan pemain starter Barcelona ternyata telah beredar luas di media-media online. Hal ini, menurut Lopez, membuat pelatih Madrid, Jose Mourinho, bersiap dengan strategi antisipasi, salah satunya dengan menukar posisi Mesut Oezil dan Cristiano Ronaldo. Hasilnya, Madrid menang 2-1 di kandang Barcelona.
Terlepas benar-tidaknya ada “tikus mondok”—binatang pengerat yang suka membuat gundukan tanah di setiap rumah yang dia tinggali—di tubuh Muenchen, Bild memang punya rekam jejak mengacaukan strategi tim. Tak tanggung-tanggung, tim nasional Jerman yang jadi korban.
Ini terjadi pada Piala Dunia 2010. Pelatih Jerman, Joachim Loew, gerah karena analisis Bild selalu tepat soal Jerman: mulai susunan pemain sampai strategi penyerangan dan pertahanan. Kacaunya, analisis itu diturunkan di setiap Jerman akan turun bermain. Loew layak geram. Pasalnya, strateginya yang paling tak lazim—yaitu menurunkan Miroslav Klose, Andre Schuerrle, dan Marco Reus—saat menghadapi Yunani pun bisa dibaca oleh Bild.
Bild punya sejarah panjang soal kedekatan mereka dengan tim nasional Jerman dan Muenchen. Franz Beckenbauer, mantan Presiden Muenchen dan petinggi sepak bola Jerman, pernah menjadi kolumnis mereka. Tapi, menjadi ironi bila tim nasional Jerman dan Muenchen justru menjadi korban dari kedekatan itu.
“Guardiola belum terbiasa dengan kultur Muenchen,” kata wartawan senior Spanyol, Miguel Gutierrez. “Di Barcelona, dia memiliki kekuasaan sangat besar, termasuk melarang pemainnya melakukan wawancara eksklusif. Muenchen berbeda. Para pemain Muenchen terbiasa diwawancarai pers tanpa harus meminta izin pelatih.” Bisa jadi, secara tak sengaja, si pemain mengungkapkan apa yang terjadi di ruang ganti kepada wartawan.
Jadi, siapakah “tikus mondok” itu?
Spoiler for "Kontroversi Gol "Siluman" di Bundesliga":

Pengajuan keberatan klub 1899 Hoffenheim atas hasil pertandingan lawan Bayer Leverkusen di pekan ke 8 ditolak oleh pengadilan olahraga di Frankfurt hari Senin (28/10/13). Menurut pihak pengadilan, wasit Felix Brych tidak melanggar peraturan. Hoffenheim masih bisa mengajukan naik banding ke tingkat pengadilan olahraga perhimpunan sepak bola Jerman (DFB) yang lebih tinggi.
18 Oktober 2013 pemain Leverkusen Stefan Kießling lah yang memulai perdebatan masalah gol siluman. Di menit ke 70 ia menyundul bola ke sisi luar jaring gawang. Namun, bola masuk ke dalam gawang melalui lubang di jaring tersebut. Tim wasit tidak melihatnya dan menyatakan gol tersebut sah. Hoffenheim kemudian mengajukan protes atas hasil pertandingan dengan skor akhir 1:2 bagi kemenangan Leverkusen.
Pers Tuntut Penerapan Teknologi Gawang
Media-media di Jerman menanggapi keputusan pengadilan DFP sebagai berikut:
Leipziger Volkszeitung (Leipzig): Walau pun mendukung wasit adalah hal yang benar, adalah keputusan salah melarang setiap sarana bantuan. Namun, sepertinya para penentang penerapan teknologi mulai goyah. Apalagi usai kesalahan wasit Brych di Hoffenheim. Teknologi yang bisa mengenali apakah bola melewati garis gawang atau tidak harus diterapkan di liga teratas.
Eisenacher Presse (Weimar): Palu telah diketuk. Pertandingan antara Hoffenheim dan Bayer 04 Leverkusen tidak akan diulang. "Lubang jaring gawang" sepertinya akan menambah dukungan bagi teknologi garis gawang. Ini hal yang masuk akal setelah insiden tersebut. Walau kubu tradisional masih bersikap keras.
Westdeutsche Zeitung (Düsseldorf): Bukti video satu-satunya yang membantu kekacauan ini. Khususnya bagi Stefan Kießling yang mendapat banyak kecaman usai 'gol siluman'. Bukti video bisa melindungi dia, wasit Brych dan Fairplay.
Berdasarkan Aturan FIFA
DFB sendiri sejak awal menyatakan akan membicarakan masalah "gol siluman" Kießling dengan FIFA. Perhimpunan sepak bola internasional ini biasanya selalu memihak pada keputusan wasit. Peraturan pertandingan nomor 5 FIFA berbunyi: "Keputusan wasit akan hal yang berkaitan dengan pertandingan tidak bisa diganggu gugat. Ini termasuk hasil pertandingan dan keputusan akan gol atau bukan gol." Menurut peraturan tersebut, wasit hanya boleh mengubah keputusannya sebelum pertandingan dilanjutkan atau sebelum peluit akhir pertandingan berbunyi.
Diubah oleh yahyaric 20-12-2013 03:12
0
1.3K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan